pt.26

2.8K 121 6
                                    

Happy reading.....
Tiati typo yes, komen kalo ada typo.
----------------------------------------------------------



Hari paling dibenci para murid di Indonesia adalah hari Senin. Tepat hari ini, rasyha dan Dimas sudah rapi dengan atribut sekolah yang hanya di pakai mereka ketika hari Senin saja. Kemudian mereka berjalan bersama setelah Dimas selesai memarkirkan motornya. Keadaan sekolah sudah lumayan ramai tapi masih sangat sejuk khas embun pagi. Setelah sampai di kelas, Dimas langsung mendudukkan dirinya di samping rasyha setelah menaruh tas miliknya di meja paling pojok.

"Mau sarapan gak Cha?" Tanya Dimas. Memang hari ini rasyha tidak membuat sarapan, mood nya sedang tak ingin berkutat dengan peralatan dapur dan Dimas memaklumi. Mungkin ini salah satu keinginan rasyha saat hamil.

"Mau, tapi gua mau nya roti abon di bakar trus di kasih saus abis itu minumnya es Milo campur teh ya" kata rasyha yang membuat Dimas melotot tak percaya. Jika harus membeli roti bakar rasa abon Dimas masih mengijinkan, tapi ini Milo campur teh? Bagaimana rasanya?

Akhirnya Dimas hanya pasrah dan berjalan menuju kantin. Tadi saat di kelas, kelas mereka baru sedikit yang datang, itu pun hanya menaruh tas setelah itu langsung pergi keluar kelas entah kemana.

Tak lama Dimas datang membawa pesanan rasyha. Rasyha berbinar dan langsung merebut sebungkus roti abon dan juga teh Milo tadi. Dimas memandang rasyha dengan pandangan yang sulit diartikan, pasalnya rasyha memakan dengan sangat lahap, bahkan belum 5 menit roti dan Milo sudah habis tak tersisa.

"Laper banget Cha?"

"Iya dim. Gila enak banget rotinya" kata rasyha sambil mengelus perutnya yang kekenyangan.

Bel masuk berbunyi dan semua siswa melakukan kegiatan belajar mengajar hingga waktu istirahat tiba.

***

Saat ini kelas rasyha ada pelajaran olahraga. Dimas merasa khawatir, apalagi rasyha. Dirinya sedang berfikir alasan apa yang cocok agar tak ikut pelajaran olahraga. Namun otaknya seakan buntu, dirinya tak menemukan alasan apapun. Rasyha semakin panik, hingga suara Dimas mengagetkan dirinya.

"Aha! Gimana nanti lu pura pura pingsan aja Cha,trus nanti gua tiba tiba dateng dan nolongin lu. Gimana?" Dimas menaik-turunkan alisnya, meminta persetujuan pada rasyha.

"Boleh tuh,boleh. Eh tapi kan kalo pingsan nanti gua jatuh, emang gapapa?"

"Udah, serahin aja semuanya sama gua" kata Dimas sambil tersenyum.

Rasyha menghampiri Rika yang menunggu dirinya di depan kelas untuk mengganti baju. Selesai ganti baju, Rika berjalan ke kelas sedangkan rasyha ke arah lapangan. Rasyha melihat sekeliling, matanya melihat Dimas sedang berdiri di bawah pohon pinggir lapangan. Rasyha melihat Dimas mengedipkan matanya, membuat rasyha langsung menjalankan aksinya.

Sebelum menjalankan aksinya, rasyha melihat sekitar lapangan, ternyata disana sudah banyak di isi oleh siswa kelasan rasyha.

Rasyha mulai memegangi kepalanya sambil berjalan sedikit sempoyongan. Hal itu membuat Dimas berjalan mendekat ke arah rasyha, karena Dimas tau rasyha sudah dalam mode akting. Sekeliling mereka belum ada yang menyadari jika rasyha berjalan sempoyongan. Hingga pada saat rasyha melihat Dimas sudah di sampingnya, rasyha mulai menjatuhkan badannya dan langsung di tangkap oleh Dimas.

Dimas memasang mimik wajah panik. Menengok ke segala arah seperti sedang mencari seseorang untuk di minta tolong. Hingga Dimas melihat Rika yang baru datang dari jelas dan berjalan kearah Dimas dan rasyha sambil memasang wajah panik.

"Rasyha kenapa?" Panik Rika setelah sampai di samping Dimas dan juga rasyha.

"Rasyha pingsan, nanti kalo udah mulai pelajarannya,bilang rasyha izin. Nanti gua balik lagi" kata Dimas lalu pergi membawa rasyha kedalam gendongannya ke UKS.

Rika langsung bergabung dengan temannya yang lain. Setelah semua sudah berkumpul dan sedang di absen, Rika memberikan alasan untuk rasyha yang sedang sakit.

"Rasyha sakit pak, sekarang lagi di bawa Dimas ke UKS. Nanti Dimas balik" kata Rika dan dibalas anggukan kepala oleh pak Bayu--guru olahraga.

***

Dimas menidurkan tubuh rasyha di atas kasur UKS. Setelah dipastikan rasyha nyaman, Dimas menegakan badannya. Rasyha membuka matanya dan menatap cengengesan Dimas yang sedang memiringkan badannya seperti sedang pemanasan.

"Gila berat banget badan lu Cha, makan apaan sih?"

Rasyha tertawa terpingkal-pingkal. Lucu melihat Dimas kesakitan, padahal rasyha tau jika rasyha tidak sakit tapi Dimas saja yang lebay.

"Makan batu dim" jawab rasyha dibalas dengusan oleh Dimas.

"Gua balik dulu kelapangan. Nanti jam istirahat gua balik ke sini" lalu Dimas berjalan pergi setelah melihat rasyha mengangguk. Rasyha merasa bosan sendirian disana karena saat jam pelajaran seperti ini, petugas UKS tidak di perbolehkan berada di sana kecuali memang ada yang sedang sakit atau di panggil untuk menangani siswa yang sakit. Tapi karena Dimas tau rasyha hanya butuh sendiri, jadi Dimas tidak memanggil petugas UKS.

Rasyha mengambil majalah kesehatan di meja samping nya. Dia membaca baca setiap halamannya dan berakhir dirinya menemukan halaman yang membahas tentang kehamilan. Rasyha tersenyum, dia bisa belajar lewat buku ini. Rasyha membacanya sampai selesai, hingga tak sadar jam istirahat telah tiba. Dimas datang dengan baju yang sudah basah oleh keringat. Tak lupa rambut pun ikut basah, yang mana membayar rasyha membayangkan yang tidak tidak.

"Untuk tadi lu disini Cha. Gila capek banget di suruh lari 20 kali abis itu jalan jongkok 20 kali. Tega emang tuh guru" cerita singkat Dimas tak membuat rasyha sadar dari lamunannya. Dia masih terus memandang Dimas yang sedang mengambil napas.

"Heh! Malah bengong. Gua tau gua ganteng"

"Iya ganteng" ucap rasyha tanpa sadar. Dimas tersenyum jahil mendengar jawaban rasyha. Dirinya lalu mendekat ke arah rasyha dan berbisik ke telinga rasyha.

"Gua ganteng?"lagi lagi rasyha mengangguk, tapi sekian detik berlalu, rasyha langsung menggelengkan kepalanya tanda tak setuju dengan pertanyaan Dimas.

Dimas tertawa. Dirinya berhasil membuat rasyha mengakui kegantengannya. Lalu tangan kanannya merangkul pundak rasyha yang tengah duduk di kasur UKS.

"Udah, ngaku aja gapapa" kata Dimas sambil mencium pipi kiri rasyha. Rasyha menggeleng sambil mengelap pipinya yang bekas di cium Dimas.

"Enggak ya. Sana ih, bau tau gak lu" kata rasyha mencoba melepas rangkulan Dimas di pundaknya. Walau susah, namun rasyha berhasil melepaskan diri dari Dimas.

"Sana lu, gak denger udah bel" lalu Dimas berbalik dan pergi dari UKS setelah membisikan sesuatu yang membuat rasyha kesal.

"Iya Acha cantik, Dimas ganteng mau ke lapangan dulu"

.
.
.
.
.
BACA: gua bakalan pindah akun, jadi ini akun bakalan gak aktif beberapa saat gak tau sampe kapan. Jadi kemungkinan cerita di akun ini bakalan off dulu beberapa saat. Bye bye, jangan kangen aku💜

Sip selesai ini part. Gua ngetik ini ngebut. Tadi pas gua up yang promosi, ini part baru 200an kata dan sekarang udah 900an kata. Rekor tercepat nih anjir gua ngetik cuma 30 menit.

BESOK PUASA YA.... JANGAN PADA GAK PUASA. RASANYA ANEH GAK SIH PUASA DI TENGAH TENGAH WABAH CORONA INI? KALO MENURUT GUA, SEDIKIT ANEH..

VOTE,KOMEN DAN FOLLOW JUSEYOOO....

23 Apri 2020

-🐙(nai)

farasyha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang