pt.28

2.5K 117 9
                                    

Happy reading!

Dobel update 😘

Sesuai rencana Dimas, rasyha beserta Kartika pergi ke rumah sakit di hari Minggu. Baru saja mereka menginjakan kakinya di rumah sakit, tapi rasyha sudah mengeluh lapar. Akhirnya Dimas pergi ke kantin meninggalkan rasyha dengan mamanya.

Rasyha menunggu Dimas sambil berbincang dengan Kartika. Merasa Dimas sangat lama, rasyha mengedarkan pandangannya. Seketika matanya membulat. Di salah satu kursi tunggu, rasyha melihat Rika tengah duduk dengan seorang ibu hamil. Rasyha langsung membuang pandangannya saat tak sengaja mata Rika bergerak ke arahnya. Rasyha langsung menundukkan kepalanya dan menutupi wajahnya dengan rambut yang kebetulan tak ia kuncir.

Tak lama, Dimas datang dengan sebungkus roti dan sekotak susu putih. Dimas memberikannya kepada rasyha dan di terima dengan senang hati oleh rasyha, walau ada sedikit rasa takut di lihat oleh Rika. Setelah menunggu beberapa menit, nama rasyha di panggil. Rasyha sudah keringat dingin, jika Rika masih ada di sana berarti Rika mendengar namanya di panggil. Tapi pemikiran itu langsung sirna kala matanya tak menemukan sosok Rika beserta ibu hamil tadi di tempat semula.

Rasyha membaringkan tubuhnya saat dokter wanita separuh baya mempersilakannya. Dokter dengan name tag Ayushita tadi menyingkap kaos yang di pakai rasyha hingga batas dada. Dokter itu mengoleskan gel ke permukaan perut rasyha yang membuat rasyha sedikit tersentak karena suhu gel itu yang terasa dingin. Dokter tadi menyapukan sebuah alat yang tersambung dengan layar di hadapan rasyha. Di sana rasyha dapat melihat sebuah gumpalan hitam putih yang tak jelas. Dokter tadi menjelaskan bahwa itu adalah janin yang di kandung rasyha.

"Nah, disini Bu letak janinnya. Kelihatan? Janinnya sehat dan lumayan kuat" jelas dokter sambil mengatakan ke gumpalan kecil di layar. Rasyha tersenyum, bahkan kini air matanya sudah turun. Tak beda jauh dengan rasyha, Dimas juga merasa tersentuh, jantung Dimas berdetak kencang bahkan matanya sudah berkaca-kaca.

"Kapan kita bisa liat jenis kelaminnya?" Tanya Dimas yang masih setia di samping rasyha. Dokter Ayushita tersenyum. Ia memaklumi, Karen kelihatannya ini adalah masa kehamilan pertama bagi sang ibu dan peristiwa baru bagi sang ayah.

"Sekarang belum bisa, Karen ukuran janinnya masih kecil. Nanti ketika kandungannya sudah memasuki bulan ke 5-6 baru bisa melihat" kata dokter. Tiba-tiba, dokter Ayushita melebarkan matanya dan tersenyum lebar ke arah rasyha yang sedari tadi hanya diam.

"Wow, lihat ternyata janin kalian kembar. Satu lagi letaknya di sini. Selamat ya" kata dokter membuat Kartika yang sedari tadi hanya menyimak memekik senang.

"Beneran dok?! Alhamdulillah" seru Kartika. Dimas tak kalah terkejut, dia senang karena langsung di beri dua tanggung jawab. Tak henti hentinya Dimas mengucap rasa syukur. Matanya melirik rasyha yang semakin menangis. Di gerakan nya tangan Dimas mengelus kepala rasyha. Rasyha mendongak menatap Dimas, setelah itu keduanya tersenyum. Menyalurkan perasaan bahagia pada pasangannya.

***

"Dim pokoknya kamu harus jagain rasyha selama di sekolah. Jangan di sekolah aja, di rumah juga. Turutin semua kemauan rasyha, jangan bikin dia nangis. Jangan bikin rasyha kecapean, kalo perlu pekerjaan rumah kamu yang kerjain. Makan rasyha kamu pantau. Vitamin sama susu nya harus rutin di minum. Awas kalo gak di minum, kamu yang mama hajar"

Dimas yang tengah menyetir hanya bisa memutar bola matanya malas. Sedari keluar rumah sakit hingga sekarang dalam perjalanan pulang, mama nya tak juga berhenti memberi wejangan kepadanya. Rasanya kalimat yang di ucapkan mamanya bagaikan peringatan memori penuh, tak ada hentinya dan selalu di ulang.

"Iya ma, Dimas ngerti. Mama udah ngomong kaya gitu berkali kali, gak capek ngoceh terus?" Jengah Dimas melirik mamanya yang duduk di bangku belakang bersama rasyha. Dimas berasa supir saat ini:v

"Kamu kalo di kasih taunya ngeyel. Masih bagus di perhatiin, entar kalo udah gak ada yang perhatian mamam kamu" kata mama Dimas.

"Iya, terserah mama aja" pasrah Dimas. Rasyha yang sedari tadi mendengarkan, menggelengkan kepala nya. Memang Dimas dan mama nya tak bisa akur lama, pasti setiap pertemuan selalu berdebat.

Rasyha teringat dengan kejadian di rumah sakit, tangannya langsung mengelus perutnya yang sedikit membuncit.

"Sehat sehat kalian di sana" batin rasyha.

***

"Cha dimana dasi gua? Kaos kaki putih punya gua mana? Ini lagi paket b.indo ilang kemana sih" Senin pagi ini, Dimas sudah berlarian ke sana kemari mencari atribut sekolahnya. Rasyha hanya diam, duduk manis di depan tv tanpa mau ikut campur. Padahal sedari tadi dimas sudah berteriak memanggil nya.

"Cha, kok lu diem aja sih? Cariin dong" kata Dimas berdiri di depan rasyha.

"Coba lu cari di lemari gantung deh. Seinget gua taro di sana" Dimas langsung berlari menuju lemari gantung yang ada di kamarnya. Dan betapa terkejutnya ia ketika melihat atribut lengkap miliknya ada di sana. Segera Dimas memakainya dan berjalan sambil menenteng tas nya keluar kamar.

"Kenapa lu gak bilang dari tadi sih, kalo dari awal lu bilang kan gua gak usah lari larian keliling rumah" kesal Dimas

"Lu nanyanya gak pelan pelan, gua jadi males jawab" saut rasyha santai.

Dimas mendengus mendengar jawaban rasyha yang kelewat santai.

***

Sesampainya mereka di sekolah, tak ada hal yang istimewa. Semua berjalan seperti biasa hingga jam istirahat tiba.

"Rik, ayok ke kantin" ajak rasyha, tapi bukanya bangun dari duduknya Rika malas menelungkup kan kepalanya di atas meja. Rasyha mendengus. Akhirnya rasyha pergi ke kantin sendiri. Di perjalanan, rasyha hanya menunduk. Sesekali tangannya merapikan kemeja sekolahnya agar tak terlihat perut buncitnya. Hingga rasyha mendengar suara seseorang yang dirindukannya. Rasyha langsung mengangkat kepalanya, melihat siapa gerangan orang itu. Dugaannya benar, itu dia. Orang yang dirindukannya.

"Rasyha?" Panggil orang itu. Rasyha langsung memeluk tubuh orang itu dengan perasaan bahagia.

"Ini beneran? Gak halu kan?" Tanya rasyha yang masih tak percaya.

"Beneran. Lu rasyha kan?" Rasyha mengangguk cepat. Dirinya kembali memeluk orang di depannya yang sudah lama tak ia temui.

.
.
.
.

Pasti udah ketebak nih kalo baby nya kembar:v gapapa lah. Itu gak tau pemikiran dari mana, tiba tiba aja pengen bikin bayi nya kembar samapta selesailah part ini.

Nah loh, itu siapa ya yang di rindukan sama rasyha? Ada yang tau gak? Mungkin ada yang menebak nebak? Udah lah, biarkan rasyha yang tau.

Jangan lupa vote, komen, and follow yorobun..

JALJA🌃

30 April 2020

-🐙(nai)

farasyha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang