pt.17

3K 109 3
                                    

Priiiiitttttt!!

Suara Pluit terdengar nyaring di telinga. Hari ini sedang diadakan pertandingan antar sekolah dan di pilih satu orang untuk mewakili setiap kelas.

Acaranya diadakan selama tiga hari berturut turut, dan hari ini adalah hari pertama di mulainya acara dan di awali oleh pertandingan basket dan futsal untuk laki-laki.

Dimas mengikuti salah satu pertandingan hari ini yaitu, futsal. Dimas memang sudah menyukai futsal sedari dia sekolah dasar dan pada akhirnya Dimas sangat handal dalam olahraga tersebut.

"Ayo! ayo! Semangat" teriak para siswa dan siswi sekolah Dimas ketika futsal sekolahnya akan mencetak gol.

Tak lain dengan rasyha, dia juga ikut berteriak namun hanya sesekali mengingat kondisinya yang mudah capek jika tenaganya di pakai hanya untuk berteriak saja.

"Tssuuttt syha semangatin nya yang kenceng dong, biar Dimas nya makin semangat lagi" goda Rika sambil berbicara di dekat telinga rasyha, kondisi tidak memungkinkan untuknya berbicara normal karena saat ini suasana sangat amat riuh oleh teriakan siswa.

"Capek gua Rik teriak teriak, udah lu aja yang teriak wakilin gua" kata rasyha.

"Siapa gua njir, udah lu aja yang semangatin"

Rasyha mengangkat tangannya keatas seolah menyerah seraya menggelengkan kepala.
"Kaga dah sorry ya" kata rasyha dan setelah itu Rika melayangkan pukulan yang lumayan keras di lengan rasyha.

***

Rasyha POV

"Rik gua mau kasih minum dulu ke Dimas, lu tunggu di sini ya, nanti kalo udah selesai gua kesini lagi" ujarku dan berlalu pergi setelah Rika membalas dengan anggukan.

Aku berjalan santai dan sesekali melirik kanan dan kiri melihat para peserta futsal sedang beristirahat setelah pertandingan.

Mataku menangkap sosok Dimas yang sedang duduk di bawah pohon bersama teman sebangku nya --leo-- sambil tertawa lepas.

Diriku tersenyum melihatnya, entah lah saat ini aku seperti remaja baru jatuh cinta yang hanya melihat lelaki yang dicintai langsung tersenyum.

Kakiku berjalan lumayan cepat agar bisa cepat berada di sana.

"Nih minum buat lu" aku menyodorkan sebotol air mineral ke hadapan Dimas.

"Makasih ye, eh kok yang biasa? Kenapa gak yang dingin aja?" Tanya Dimas.

"Gak boleh abis olahraga minum minuman dingin, boleh mungkin tapi lebih bagus yang biasa aja" jawab ku dan Dimas hanya mengangguk sebagai jawaban.

Dimas sibuk mengeringkan badannya yang basah akibat keringat dengan handuk, dan aku sedang berbincang dengan leo yang saat ini masih bersama ku dan Dimas.

"Yo kok lu sendiri mulu dari dulu, gak punya pacar ya? Atau gak laku?" Tanyaku dan mendapat tatapan tajam dari leo.

"Enak aja kalo ngomong, gua ini ganteng jadi banyak yang mau sama gua cuma gua aja lagi cari yang sempurna" jawab Leo dan aku hanya memutar malas kedua mataku.

"Gaya lu Yo, di dunia ini gak ada yang sempurna. Cuma orang orang gak ada kerjaan yang cari pasangan sempurna" ujar ku lagi.

"Yeuu bukan sempurna yang lu maksud, sempurna yang gua maksud tuh ya, sempurna di mata gua dan mungkin gak sempurna di mata lu. Jadi intinya lagi cari yang cocok sama gua aja" jelas Leo dan aku menatap kagum orang di hadapan ku ini, tapi semua itu tak berlangsung lama setelah datang wanita cantik yang kini berdiri di hadapan Dimas yang tengah duduk.

farasyha Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang