"Takdir yang menuntunku kembali ke kota ini. Takdir juga yang mempertemukan kita, dan ternyata takdir tidak pernah sebercanda itu."
🌹🌹🌹
Seorang gadis yang mengenakan baju putih, rok tutu berwarna hitam polkadot, pasmina berwarna hazelnut dan sneakers putih, tengah duduk sendirian di depan maskot Kota Bandung sambil sesekali memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang di hadapannya.
Perempuan itu adalah Safina, yang sedang duduk menikmati sore sambil bernostalgia dengan ditemani berbagai macam kendaraan yang berlalu lalang di hadapannya. Begitu banyak juga manusia yang baru saja pulang dari jam kantornya, terlebih lagi banyak sekali orang yang tengah berolahraga di belakangnya.
Selain hobi stalking Safina juga mempunyai hobi memotret, di tengah kesibukan memotret keadaan sekitar tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki disebelahnya.
"Hi, boleh aku ikut duduk disini?" Tanya seorang laki-laki dengan deru nafas yang terdengar tidak teratur.
Melihat ekspresi bertanya-tanya dari gadis yang duduk di hadapannya, laki-laki tersebut melanjutkan ucapannya.
"Soalnya cuma tempat duduk ini yang kosong."
"Silahkan, duduk aja." Safina yang tengah sibuk dengan kegiatannya, hanya menggeser posisi duduk tanpa menatap sang lawan bicara.
"Bukan asli orang Bandung ya?" Tanya laki-laki yang duduk disamping Safina.
Safina yang sedang sibuk memotret pun menghentikan aktivitasnya dan menoleh kepada seseorang yang mengajukan pertanyaan itu.
Degg..
"Mampus ini cowok yang sering aku harapkan jadi suami, duduk disamping aku." Batin Safina.
Mencoba menyembunyikan rasa gugupnya, Safina menjawab pertanyaan dari laki-laki tersebut "Iya, kelihatan banget ya?"
Mendengar jawaban polos dari gadis yang duduk di sampingnya, laki-laki tersebut terkekeh.
"Aduhh, make senyum lagi makin degdegan kan." Batin Safina lagi ketika mendengar kekehan laki-laki tersebut.
Sibuk dengan pikiran dan getaran di dadanya yang semakin bergemuruh, terdengar lagi suara laki-laki itu angkat bicara.
"Aku Fachri," Safina menoleh, menunggu Fachri melanjutkan ucapannya.
"Muhammad Fachri Alamsyah. Namamu siapa?" Tanya laki-laki itu, menatap Safina yang sedang menatapnya juga.
"Namaku Safina, Safina Humaira." Jawab Safina yang sedari tadi menutupi rasa gugupnya.
Laki-laki tersebut tersenyum dan berkata "Apa kamu mau tau sesuatu?"
"Sesuatu apa?" Tanya Safina kepada Fachri.
"Sebelum pertemuan pertama ini, sebenarnya aku sudah mengetahuimu. Aku mengetahui semua tentangmu,"
Mendengar pertanyaan Fachri sontak membuat Safina bengong dan bertanya-tanya.
"Aku selalu berdo'a dan berharap Tuhan mempertemukan aku dengan kamu, dan ternyata hari ini Tuhan mengabulkan do'aku." Sambung Fachri dengan pandangan yang lurus kedepan.
"Sebentar, atas dasar apa kamu mengetahuiku?" Tanya Safina dengan penuh rasa penasaran.
"Aku tidak tahu, hanya saja saat kamu mengirimiku pesan di derect message, aku penasaran sama kamu." Mendengar jawaban dari Fachri sontak Safina menganga tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Imanku (Completed)
SpiritualBagaimana jadinya jika cewek pecicilan, cengeng, ngambekan, ketus, dan paling takut kalo ditanya urusan tajwid. Mengharapkan mendapat suami idaman nusa bangsa dan agama. Tetapi tidak ada yang pernah tahu bagaimana kuasa Tuhan, apakah Dia berkehendak...