"Istri yang kunikahi tidaklah semulia Khadijah, tidaklah setakwa Aisyah, pun tak setabah Fatimah. Justru istriku hanyalah wanita akhir zaman yang punya cita-cita menjadi sholehah.
Suami yang kunikahi, tidaklah semulia Muhammad SAW, tidaklah setakwa Ibrahim, pun tak setabah Ayyub ataupun segagah Musa, apalagi setampan Yusuf. Justru suamiku hanyalah lelaki akhir zaman yang punya cita-cita membangun keturunan sholeh.
Pernikahan atau perkawinan mengajarkan kami kewajiban bersama. Pernikahan atau perkawinan yang menginsyafkan kami perlunya iman dan taqwa. Untuk belajar meniti sabar dan meraih ridho Allah SWT (From ig Rachelvennya)."🌹🌹🌹
Hari ini di kediaman Safina tengah di adakan acara pengajian sekaligus siraman tradisi yang diadakan ketika menjelang hari pernikahan. Dua hari menjelang acara pernikahannya Safina benar-benar gugup bukan main.
Setelah pertengkarannya dengan Fachri dua minggu yang lalu, yang berakhir Safina yang mogok berbicara kepada Fachri selama tiga hari. Sekarang, mereka sudah kembali berdamai, dengan Fachri yang memohon kepada Safina untuk di maafkan.
Apa yang terjadi hari ini, dahulu semuanya hanya menjadi mimpi bagi Safina, dulu semua ini hanya menjadi ilusi bagi Safina, dan dulu semua ini hanya harapan yang entah kapan akan terwujudkan. Safina benar-benar tidak menyangka, akan menikah dengan laki-laki yang dia temui di explore instagramnya enam tahun yang lalu.
Pertemuan pertama yang membuat Safina berharap akan keajaiban Tuhan yang kembali mempertemukannya. Kini laki-laki yang sering Safina sebut sebagai "Pria idaman Nusa Bangsa dan Agama." Akan menikahinya, laki-laki itu akan mewujudkan mimpinya.
Laki-laki yang sangat sabar menghadapi keegoisan Safina. Laki-laki yang selalu mengalah ketika Safina teguh dengan pendiriannya.
Terakhir mendengar kabar calon suaminya, lelaki itu telah sampai di Ciamis hanya saja baik Fachri maupun Safina belum di izinkan untuk bertemu.
Hari ini adalah pengajian dan prosesi siraman di rumah Safina. Selesai membacakan lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an pada prosesi pengajian kini tiba saatnya Safina meminta izin menikah kepada orang tuanya. Kini Safina duduk di hadapan kedua orang tuanya hendak meminta izin untuk menikah.
"Mah, pah terimakasih sudah melahirkan dan membesarkan Safina sampai saat ini, terimakasih telah menyekolahkan dan mendidik Safina menjadi perempuan yang kuat, terimakasih karena mamah dan papah selalu mengajarkan Safina untuk tidak putus harapan. Safina minta maaf mah, pah, apabila semasa Safina hidup menyakiti hati mamah dan papah, maaf Safina dulu sering melawan mamah dan papah, maaf Safina selalu sering menyusahkan mamah dan papah demi menuruti keinginan Safina, maaf Safina belum bisa membalas kebaikan mamah dan papah. Beribu kata terimakasih dan maaf Safina ucapkan kepada mamah dan papah,"
"Kini tiba giliran Safina meminta izin kepada mamah dan papah izinkan Safina menikah dengan lelaki pilihan Safina, laki-laki yang bernama Muhammad Fachri Alamsyah, lelaki yang tiga bulan lalu memintaku kepada mamah dan papah." Ungkap Safina meminta maaf dan restu kepada kedua orangtuanya.
Selama meminta maaf kepada kedua orangtuanya Safina tidak hentinnya menangis menumpahkan semua air matanya di hadapan kedua orangtuanya.
"Safina anakku, mamah dan papah ridho jika kamu menikah dengan lelaki pilihanmu, jika kelak kamu telah menjadi seorang istri jadilah istri yang sholehah jadilah istri yang menurut apakata suami, jangan jadi istri yang membantah suami. Walaupun kamu sudah menikah kamu tetap akan menjadi anak papah dan mamah," Jawab Ahmad dan memeluk Safina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Imanku (Completed)
SpiritualBagaimana jadinya jika cewek pecicilan, cengeng, ngambekan, ketus, dan paling takut kalo ditanya urusan tajwid. Mengharapkan mendapat suami idaman nusa bangsa dan agama. Tetapi tidak ada yang pernah tahu bagaimana kuasa Tuhan, apakah Dia berkehendak...