"Terimakasih sudah menjadikan aku sebagai perempuan seutuhnya, Terimakasih sudah mendampingi aku untuk menghadirkan dia ke dunia."
🌹🌹🌹
Hari ini tepat dimana usia kandungan Safina menginjakan minggu ke tiga puluh delapan. Beberapa hari yang lalu dokter yang menangani pemeriksaan Safina mengatakan jika sekitar satu minggu lagi Safina akan melahirkan, mendengar hal tersebut membuat Safina senang dan panik sendiri menghadapinya.
Saat ini Safina tengah merebahkan diri di kamarnya dengan lantunan murotal al-Quran yang di putar dari handphone miliknya, Fachri tengah berada di tempat kerjanya sementara Epril tengah berada di rumah Nenek nya.
Tepat saat Epril berumur satu tahun Fachri diterima bekerja di salah satu perusahaan swasta yang berada di kota Bandung, Jadilah kesibukan Fachri bertambah. Caffe yang dulu di kelolanya kini telah membuka dua cabang di kota yang berbeda, jadi waktu yang dulu digunakannya untuk mengelola caffe sudah jarang dia pergunakan, sehingga tanggung jawab mengenai caffe dia serahkan kepada Safina.
Tidak jarang juga Fachri mengikuti ajang marathon, bidang yang sudah dia tekuni sejak dia kuliah. Safina kadang merasa kasihan terhadap suaminya, dengan kesibukan yang terus menerpanya dan dengan segudang pekerjaan yang terus menghampirinya, terkadang juga Safina memperingati Fachri untuk tidak terlalu sibuk takut-takut dia kelelahan dan jatuh sakit, tetapi Fachri selalu meyakinkan Safina jika dia kuat dan baik-baik saja.
Mengingat perutnya yang sudah semakin membesar dan Epril yang sudah disibukan dengan sekolah tk (taman kanak-kanak) nya, membuat kesibukan yang biasa dia jalani di caffe di alihkan kepada Isnan sahabat yang sangat di percayai Fachri.
Hari ini Fachri pulang, sekitar pukul 16.00 sore, terhitung masih siang karena biasanya Fachri sampai di rumah sekitar pukul 18.30 malam.
"Assalamualaikum," Ucap Fachri memasuki rumahnya.
Merasa tidak mendapati jawaban dari penghuni rumah, akhirnya Fachri memutuskan untuk memasuki kamar mencari istrinya untuk melepaskan segala penat yang telah di jalaninya hari ini.
Setelah mengetuk pintu Fachri memasuki kamar dan mendapati sang istri yang tengah bersandar di ranjang dengan tangan yang mengusap-usap perutnya yang sedang hamil besar dan mulut yang mengajak calon buah hatinya berbicara.
"Assalamualaikum, sayang." Sapa Fachri duduk di tepi ranjangnya.
"Waalaikumussallam, Baba." Safina menyalami tangan Fachri.
"Hari ini tuan putri Baba nakal gak?" Fachri mengajak berbicara ke perut Safina.
Ya, Setelah melakulan usg ternyata anak kedua yang kini tengah di kandung Safina berjenis kelamin perempuan, adik yang sangat di nantikan oleh Epril kini akan lahir dikehidupan mereka.
Tidak mendapati respon, akhirnya Fachri mengusap perut Safina dan melantunkan sollawat untuk calon anaknya.
"Enggak, Baba. Aku anteng di perut mama." Jawab Safina menirukan suara anak kecil.
Fachri terkekeh mendengar suara Safina.
"Yang, bayi nya nendang," Ujar Fachri antusias ketika dia mendapat tendangan dari calon anaknya.
"Utun lagi kangen sama Baba nya,"
For your information Utun adalah panggilan yang di berikan oleh Safina dan Fachri kepada calon buah hati mereka.
"Masa sih?" Tanya Fachri penasaran.
Safina menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Kemudian Fachri kembali mengajak calon anaknya berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Imanku (Completed)
EspiritualBagaimana jadinya jika cewek pecicilan, cengeng, ngambekan, ketus, dan paling takut kalo ditanya urusan tajwid. Mengharapkan mendapat suami idaman nusa bangsa dan agama. Tetapi tidak ada yang pernah tahu bagaimana kuasa Tuhan, apakah Dia berkehendak...