EPILOG : JAGOAN KECIL YANG MENGGEMASKAN

12K 518 3
                                    

"Layaknya skenario yang ditulis oleh sutradara, Tuhan mengabulkan semua yang aku tuliskan beberapa tahun sebelum aku bertemu dan dipersatukan dengannya. Di luar dugaan dari apa yang aku tulis, kini jagoan kecil yang pintar dan cerewet telah hadir untuk mewarnai kehidupan kita."

🌹🌹🌹

Bandung, 3 tahun kemudian..

Lengkap sudah kebahagiaan yang Tuhan berikan di tengah-tengah keluarga kecil yang di bangun Safina dan Fachri.

Tiga tahun yang lalu, Safina berhasil melahirkan seorang jagoan kecil yang di beri nama Epril Putra Alamsyah. Seorang anak laki-laki yang memiliki wajah yang sangat mirip dengan Fachri, seorang anak laki-laki kecil yang sangat pintar dan cerewet seperti Safina.

Dibandingkan dengan Safina, Epril lebih dekat dengan Fachri. Terkadang Epril suka cemburu jika melihat Safina bermanja-manja dengan Fachri. Dengan tangan mungilnya Epril selalu berusaha menyingkirkan Safina ketika sedang bermanja-manja dengan Fachri.

"Baba, mau kemana?" Epril menghentikan aktivitasnya ketika melihat Fachri telah rapih dengan pakaian kerjanya.

"Baba mau kerja, cari uang buat Epril sekolah," Jawab Fachri membawa Epril ke pangkuannya.

"Gak boleh, Baba di rumah aja." dengan suara khas anak kecil Epril melarang Fachri untuk bekerja.

"Kalo Baba gak kerja, nanti Epril gak bisa beli mainan." Fachri merayu anaknya.

"Epril gak mau mainan, Erpil mau main aja sama Baba." Epril mengalungkan tangannya di leher Fachri.

Fachri hanya tersenyum menenangkan putranya yang telah menangis, selalu seperti ini setiap Fachri akan berangkat bekerja Epril selalu melarangnya.

Mendengar ada suara isak tangis di ruang keluarga, Safina yang tengah menyiapkan sarapan pun menghentikan aktivitasnya dan menghampiri anak serta suaminya.

"Ada apa ini?" tanya Safina menghampiri anak dan suaminya.

"Biasa yang, Epril gak mau aku tinggal." Jawab Fachri menatap Safina yang berdiri di hadapannya.

Safina tersenyum, paham betul apa maksud suaminya.

"Epril sayang, sama mama aja yu mainnya." Safina mencoba merayu Epril.

"Enggak mau," Epril menyembunyikan mukanya di dada Fachri.

"Kok Epril nakal, katanya mau nurut apa kata Baba sama Mama."

"Enggak, Epril gak nakal. Epril cuma mau sama Baba,"

"Kan Babanya mau kerja. Epril juga hari ini harus sekolah, kan?"

"Tuh dengerin kata mama, Epril sekolah dulu nanti susul baba ke tempat kerja." Fachri menimpali obrolan antara anak dan istrinya.

"Epril mau sekolah, tapi nanti pulangnya ke tempat kerja Baba ya, ma?"

"Iya. Sekarang Epril mandi yuk." ajak Safina kemudian mengambil Epril dari pangkuan Fachri.

"Epril mau mandi sama robot, ma." Pinta Epril menunjuk robotnya yang tergeletak di lantai.

Fachri yang paham dengan apa yang ditunjuk putranya, langsung membawakan dan memberikannya kepada Epril.

"Yang, sarapannya udah aku siapin di meja." Beritahu Safina sebelum meninggalkan Fachri di ruang keluarga.

"Nanti aja sarapannya bareng-bareng,"

"Tunggu ya, aku mandiin Epril dulu."

"Iya."

Sempurnakan Imanku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang