22. Mimpi di Tanah Sumba

7.6K 465 1
                                    

"Tumbuh dan hiduplah, agar kelak mimpi kami terwujud melalui kamu."

🌹🌹🌹

Hari pertama di Sumba, mereka memutuskan untuk mengunjungi Bukit Warinding sebagai destinasi pertama. Safina dan Fachri kini tengah berada di perjalanan menuju Bukti Warinding. Bukit-bukit dengan rumput hijau yang bertebaran indah.

Setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga puluh menit kini Safina dan Fachri tengah menikmati sejuknya alam yang berada di hadapannya, angin sejuk menusuk menerpa kulit mereka.

Bukit yang jauh dari hiruk piuk kendaraan dan manusia. Bukit yang masih asri belum terjamah tangan manusia.

"Masyaallah, indah banget," Kata Safina merentangkan tangannya, memejamkan mata, membiarkan angin menusuk menerpa tubuhnya.

"Bukitnya indah, di tambah kamu disini jadi lebih indah." Bisik Fachri memeluk Safina dari belakang.

"Kamu gombalin aku?" Tanya Safina dengan polosnya.

"Enggak, aku ngatain kamu." Bisik Fachri kemudian mencium pipi istrinya.

"Kayaknya aku pengen deh tinggal disini, udaranya adem jauh dari apapun." Membalikan tubuhnya dan menatap mata lelaki yang sekarang tengah menatap matanya juga.

"Boleh tapi sendiri ya, soalnya aku mau balik ke Bandung." Ejek Fachri terkekeh menatap istrinya yang cemberut.

"Ih kamu mah gak bisa di ajak serius," Safina mencubit pinggang suaminya.

"Kan udah seriusnya seminggu yang lalu," Fachri terkekeh dan mencium kening istrinya.

"Untung suami." Gumam Safina menjauh dari Fachri.

"Sayang, mau kemana?" Tanya Fachri berjalan menyusul Safina.

"Kemana aja yang penting jauh sama kamu, wlee." Safina meledek Fachri dan berlari menyusuri bukit warinding yang sangat indah.

"Awas ya aku kejar,"

Safina berlari sekuat tenaga mencoba menghindari Fachri tetapi karena keahlian lari Fachri lebih cepat, kini Safina tengah berada di pelukan suaminya.

"Yeeee, kenaa." Ucap Fachri memeluk Safina dari belakang.

Safina berusaha melepaskan pelukan Fachri tetapi gagal.

"Ngambek terus, nanti cepet tua loh." Bisik Fachri menggelitiki pinggang Safina.

Safina yang tidak bisa untuk tidak tertawa ketika pinggangnya di kelitiki.

"Udah ah geli," Safina mencoba melepaskan pelukannya dari Fachri.

"Jangan ngambek dong,"

"Enggak kok."

Fachri menciumi seluruh muka Safina membuat Safina risih dan mencubit pinggang suaminya terus menerus, agar menghentikan ciumannya.

"Aku bersyukur banget punya kamu," Ungkap Fachri setelah selesai menjahili istrinya.

Setelah bercanda gurau bersama akhirnya Safina dan Fachri memutuskan untuk berfoto di Bukit Warinding dengan di fotokan oleh tour guide mereka. Foto pertama Safina dan Fachri berpose saling berhadapan. Mereka tidak berhenti untuk menahan tawanya ketika saling bertatapan.

Sempurnakan Imanku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang