16. Persiapan Pernikahan (2)

6.7K 487 3
                                    

"Sejujurnya ribut sama kamu adalah sebuah kebahagiaan, melihat muka kamu cemberut rasanya menjadi kebahagiaan tersendiri untuk aku."

🌹🌹🌹

Hari ini kembali lagi Safina dan Fachri mengurusi persiapan pernikahan mereka, dikarenakan Mama Safina tidak bisa ikut Safina ke Bandung, serta Ibu Fachri yang tidak bisa ikut mengantar anaknya karena alasan ada pengajian akhirnya karena paksaan dan sedikit rayuan Riko mau menemani Safina dan Fachri.

Sedikit cerita setelah pertunangan, Amy (Ibu Fachri) benar-benar menjadi akrab dan dekat dengan Safina bahkan setiap Safina ke Bandung, Amy selalu menyempatkan menjemput atau mengantarkan Safina, setiap saat Safina di Bandung Amy selalu mengajak Safina memasak bersama, sekarang Fachri merasa Safinalah anak kandung ibunya bukan dirinya.

Dikarenakan kedekatannya dengan Amy, Safina menjadi leluasa untuk melaporkan kelakuan nakal Fachri kepada ibunya. Disisi lain Fachri ikut senang, karena tidak perlu usaha yang ekstra untuk mendekatkan ibunya dengan calon istrinya. Ibu Fachri benar-benar menerima Safina dengan tangan terbuka lebar.

Selain dengan Amy, Safina juga semakin akrab dengan Riko bahkan tidak jarang Fachri menemukan Safina dan Riko yang sedang bercanda gurau, tidak jarang pula Fachri menjadi korban keisengan Safina dan Riko. Safina benar-benar menanggap Riko seperti adiknya sendiri.

Hari ini Fachri, Riko dan Safina sedang berada di perjalanan menuju tempat percetakan undangan. Sesampainya di tempat percetakan undangan Fachri dan Safina memasuki tempat percetakan beriringan.

"Permisi mas, mau tanya, tahap pengerjangaan undangan kita sudah berapa persen yah?" Tanya Safina kepada pegawai percetakan.

"Atas nama siapa ya?"

"Fachri Alamsyah dan Safina Humaira."

"Sudah enam puluh lima persen, mungkin minggu depan sudah bisa di ambil."

"Oh, boleh saya liat hasil cetaknya mas?" Tanya Fachri kepada penjual undangan tersebut.

Petugas percetakan tersebut mengambilkan contoh undangan yang telah di cetak yang lebih rapih sesuai dengan permintaan pelanggan nya.

"Ini mas contohnya," Kata pegawai tersebut dan menyerahkan undangannya.

Fachri dan Safina menerimanya dan meneliti undangan yang telah dicetak sesuai dengan design yang mereka inginkan, lebih tepatnya yang Safina inginkan.

"Bagus kan, warna yang aku pilih?" Tanya Safina dengan nada sombong kepada Fachri.

"Iya bagus," Komentar Fachri singkat.

"Ko komennya gitu doang? Kamu gak suka ya?" Protes Safina saat mendengar Fachri yang hanya berkomentar singkat.

"Suka ko, emang bagus undangan nya. Kamu keren pilih design dan warna nya,"

"Emang pilihanku kan selalu keren," Ucap Safina sombong.

Untungnya hari ini Safina tidak rewel masalah undangan, berbeda dengan saat mereka memesan undangan.

"Aku mau covernya tempat waktu pertama kita ketemu ya," Pinta Safina kepada Fachri sesaat mereka menentukan design undangan.

Sempurnakan Imanku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang