"Sejauh apapun jarak yang ada, sehebat apapun cobaan yang datang, jika memang jodoh akan di pertemukan."
🌹🌹🌹
Lima bulan beralalu sejak pertemuan Fachri dan Safina. Selama lima bulan tersebut mereka sama-sama jarang berkomunikasi terlebih kesibukan yang mereka jalani setiap harinya.
Safina yang disibukan dengan pekerjaan yang setiap hari menumpuk dan Fachri yang disibukan dengan skripsi yang selalu mendapat revisi. Mereka hidup masing-masing seperti tidak pernah terjadi apapun seperti tidak pernah saling mengenal sebelumnya.
Safina sudah tidak menanggapi secara serius omongan Fachri lima bulan yang lalu. Dia hanya pasrah dan berserah kepada yang mengatur takdir. Safina berpikir jika Fachri telah menemukan perempuan lain yang membuatnya lebih nyaman. Safina telah berjanji jika Fachri menemukan perempuan yang lebih darinya dia siap untuk ditinggalkan kesekian kalinya.
"Ngelamun aja kamu Saf." Tegur Mita, menganggetkan Safina yang sedari tadi melamun di meja kerjan nya.
"Hehe engga kok teh." Safina menjawab dengan kekehan nya.
"Kenapa? Ada masalah?" Tanya Mita mengambil posisi duduk disamping Safina.
"Engga si hehe,"
"Udah ayo cerita," Ucap Mita sedikit memaksa Safina.
"Teh, sebenarnya aku lagi bingung," Safina bercerita dengan sedikit ragu.
"Bingung kenapa?" Tanya Mita menyimak pembicaraan Safina.
"Jadi lima bulan yang lalu ada laki-laki yang memintaku untuk menyempurnakan imannya, hanya saja aku meminta dia untuk menunggu aku, dia orang Bandung. Kami memang jarang bertukar pesan ataupun teleponan karena itu permintaan dia,"
"Terus apa yang membuat kamu bingung kan?"
"Aku bingung teh, beberapa hari yang lalu dia posting foto sama cewek dan cewek itu setau aku suka sama dia, dia jarang banget posting foto sama cewek dan untuk pertama kalinya aku liat itu. Munafik kalo aku bilang gak cemburu,"
"Kenapa kamu gak nyoba tanya ke dia, perempuan itu siapanya?"
"Gimana ya, aku gak mau di cap sebagai perempuan pecemburu teh, terlebih lagi kalo aku cemburu aku gak punya hak. Dia bukan siapa-siapa aku,"
"Oh gitu, rumit ya Saf. Aku tahu perasaan mu, pasti kamu bingung melanjutkan hubungan ini atau tidak?"
Safina menganggukan kepalanya sebagai jawaban."Rumit sih Saf, hubungan memang harus ada komunikasi setiap harinya. Aku dulu sama suamiku sering berantem karena orang ketiga tapi kami obrolkan baik-baik sehingga hubungan kami tidak sampai berakhir. Aku saranin sama kamu, kamu coba ngobrol sama dia."
Mita yang memang telah menikah tiga bulan yang lalu lebih berpengalaman dari Safina mengenai percintaan.
"Iya teh, nanti aku coba telepon dia. Teh, tapi aku pernah bilang ke dia kalo dia nemuin perempuan yang lebih dari aku, aku siap ditinggal dia. Kalo cewek yang bareng Fachri itu bisa gantiin aku gimana dong teh?"
"Yaa itu resiko kamu, kamu siap jatuh cinta ya kamu juga harus siap patah hati."
Mendengar jawaban Mita, Safina menghela nafas berat. Mita benar, seharusnya Safina siap dengan kemungkinan terburuk yang harus di terima nya.
"Tapi kalo dia emang jodoh kamu serumit apapun, pasti ketemu lagi ko, Saf. Tenang, Tuhan tidak pernah terlalu sibuk untuk mengatur takdir,"
"Aaa terharu, makasih yah udah dengerin aku curhat." Safina mengusap air matanya yang tiba-tiba saja keluar.
![](https://img.wattpad.com/cover/206427292-288-k641295.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Imanku (Completed)
EspiritualBagaimana jadinya jika cewek pecicilan, cengeng, ngambekan, ketus, dan paling takut kalo ditanya urusan tajwid. Mengharapkan mendapat suami idaman nusa bangsa dan agama. Tetapi tidak ada yang pernah tahu bagaimana kuasa Tuhan, apakah Dia berkehendak...