"Sampai bertemu lagi Humairaku, Tuhan sedang mempersiapkan sesuatu yang lebih mengejutkan dari hari ini."
🌹🌹🌹
Fachri mengendarai mobilnya lumayan diatas kecepatan biasanya, tentu atas permintaan Safina yang terus mendesak Fachri cepat mengantarnya. Tadi setelah mereka keluar dari parikran, mereka sempat terjebak macet yang membuat Safina cemas takut ditinggalkan.
Tepat pukul 22.15 Fachri dan Safina sampai di stasiun Kiara Condong. Sebelum turun dari mobil Safina segera menelepon mamahnya dan menanyakan dimana keberadaannya.
Mendapati bahwa keluarga Safina sampai sekitar sepuluh menit lagi, Safina memutuskan untuk menunggu di dalam mobil Fachri.
"Mamah kamu udah sampai?" Tanya Fachri.
"Belum masih dijalan katanya."
"Oh, nanti aku ikut turun ya,"
"Ngapain?" Safina menjawab dengan nada panik.
"Ya nganterin kamu lah, emang aku cowok apaan nganterin cuma sampe parkiran."
Siap-siap gua diledekini ini mah.
"Gak usah laah,"
"Aku maksa ya Saf." Ucap Fachri dengan tegas sambil menatap Safina.
Safina ciut dan hanya menganggukan kepalanya. Kemudian hening beberapa saat, hingga Safina menyodorkan selembar uang seratus ribu kepada Fachri.
"Ini uang buat gantiin jajan aku hari ini," Safina menyodorkan uang yang ditolak oleh Fachri.
"Gak usah, aku yang ngajakin jalan, udah seharusnya aku yang bayarin."
"Tapi aku gak enak sama kamu,"
"Gapapa, uang nya kamu simpan aja ya. Do'akan rejekiku lancar terus, biar sering ngajak kamu main."
Mendengar penuturan dari Fachri, Safina menyimpan kembali uang yang dipegangnya kedalam tas.
"Makasih ya, untuk hari ini, untuk semuanya." Safina berterimakasih kepada Fachri.
"Iya sama-sama." Jawab Fachri menatap Safina sekilas.
Fachri tengah sibuk mengambil barang yang disimpan di jok belakang, Safina hanya memperhatikan Fachri yang sibuk sendirian.
"Nyari apa si?" Tanya Safina keheranan.
"Ini buat kamu, bunga mawar tanda perjalanan pertama kita. Ini bukan bunga buat gombalin kamu ya, aku harap kamu rawat bunga ini dengan baik," Fachri berkata dan memberikan kepada Safina ketika dia telah menemukan benda yang dicarinya.
Safina speechless mendengar penjelasan dari Fachri.
"Makasih ya." Safina menerima dengan mata berkaca-kaca tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan laki-laki yang penuh dengan kejutan.
"Iya sama-sama. Udah jangan nangis, nanti aku disangka habis ngapa-ngapain kamu." Kata Fachri sambil menyerahkan selembar tisu kepada Safina.
"Ihhh nyebelin," Safina menerima tisu dari Fachri dan mengelap air matanya.
"Safina aku gak tahu lagi kita akan ketemu kapan. Nanti kalo kamu sudah di Ciamis dan kita hidup seperti dulu jarang chat atau teleponan, kamu harus paham kalo aku gak mau mikirin kamu terus. Beberapa bulan setelah ini, aku usahakan datang ke Ciamis nanti kamu bawa aku jalan-jalan ya,"
"Aku tahu itu, aku tunggu kedatangan kamu."
"Saf, kita hanya perlu menunggu waktu untuk kamu dan aku menjadi kita. Ingat pesanku tadi ya jaga diri baik-baik, Humairaku." Kata Fachri tersenyum manis kepada Safina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Imanku (Completed)
SpiritualBagaimana jadinya jika cewek pecicilan, cengeng, ngambekan, ketus, dan paling takut kalo ditanya urusan tajwid. Mengharapkan mendapat suami idaman nusa bangsa dan agama. Tetapi tidak ada yang pernah tahu bagaimana kuasa Tuhan, apakah Dia berkehendak...