"Melihat tawamu. Mendengar senandung mu. Terlihat jelas di mataku, warna-warna indah mu. Menatap langkahmu, meratapi kisah hidupmu. Terlihat jelas bahwa hatimu, anugerah terindah yang kini kumiliki."
🌹🌹🌹
Pasangan suami istri yang baru saja resmi menikah dua hari yang lalu tengah berada di perjalanan menuju vanue resepsi pernikahan mereka, yang akan di adakan di daerah Lembang Bandung.
"Ini masih lama gak nyampenya, a?" Tanya Safina menguap menahan kantuknya.
"Sekitar lima belas menit lagi sampai. Kamu ngantuk?" Tanya Fachri mengusap puncak kepala Safina.
"Iya, tapi aku juga laper, a." Rajuk Safina memanyunkan bibirnya.
"Nanti kita mampir mini market dulu aja, oke?"
"Suami tapi aku kan ngantuk,"
"Yaudah tidur, sini senderan di bahu aku." Kata Fachri mendekatkan bahunya kepada Safina.
"Tapi nanti kalo ada mini market mampir yaa," Safina menyandarkan kepalanya di bahu Fachri.
"Iya sayaang." Ucap Fachri mengacak-acak kerudung Safina.
"Ihh tuhkan kerudung aku berantakan,"
"Tetep cantik kok."
"Bohong banget," Ucap Safina memrapihkan kerudungnya.
"Gak jadi tidurnya?"
"Gak. Jadinya sebel sama kamu." Kata Safina memalingkan mukanya ke jendela mobil.
Melihat tingkah laku istrinya yang ngambekan Fachri terkekeh, gemas sekali istrinya kalo sudah memanyunkan bibir.
"Aa itu di depan ada mini market, mampir ya." Pinta Safina menunjuk mini market yang tidak jauh di depannya.
"Iyaa. Gak jadi sebelnya?" Tanya Fachri menggoda Safina.
"Enggak, soalnya aku laper." Safina memegangi perutnya yang keroncongan.
Mendapati mini market yang sudah ada di depan akhirnya Fachri memutuskan untuk menepikan mobilnya ke mini market tersebut.
"Kamu mau ikut gak? atau aku turun sendirian?" Tanya Safina sambil membereskan bajunya yang berantakan.
"Ikut,"
Mereka berdua memasuki salah satu mini market yang sudah tersebar luas di Indonesia.
"Selamat siang, selamat belanja." Sapa petugas Alfamei ketika Safina dan Fachri masuk.
Safina berjalan terlebih dulu ke tempat snack sedangkan Fachri dia tinggal di belakang.
"Aa tolong dong, aku kesusahan nih." Pinta Safina dengan tangan yang memeluk lima bungkus snack besar hasil buruannya.
"Kamu mah, bukannya ambil keranjang dulu,"
"Lupa, yang hehe." Ucap Safina terkekeh.
"Bentar aku ambil keranjang dulu deh,"
Fachri berjalan meninggalkan Safina untuk mengambil keranjang belanjaan.
Tiga menit kemudian Fachri datang dengan keranjang kosong yang dia pegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Imanku (Completed)
SpiritualBagaimana jadinya jika cewek pecicilan, cengeng, ngambekan, ketus, dan paling takut kalo ditanya urusan tajwid. Mengharapkan mendapat suami idaman nusa bangsa dan agama. Tetapi tidak ada yang pernah tahu bagaimana kuasa Tuhan, apakah Dia berkehendak...