"Genggaman tangan. Senyum mu dan senja pertama untuk mimpi yang akan kita mulai."
🌹🌹🌹
Dua hari setelah acara resepsi digelar sepasang pengantin baru ini, telah merencanakan keberangkatannya menuju Sumba.
Safina kini tengah berada di kamar Fachri untuk packing bajunya beserta baju suaminya juga. Orangtua dan sahabat-sahabatnya telah pulang ke Ciamis satu hari yang lalu.
"Yang, kemeja hitam aku jangan lupa di bawa." Pinta Fachri yang baru saja muncul dari luar bersama dengan Isnan.
"Iyaa," Safina menurut dan melipat kemeja hitam suaminya kemudian memasukannya ke dalam koper.
"Eh Safina, lagi ngapain?" Tanya Isnan mengikuti Fachri memasuki kamar.
"Lagi packing, Kak Isnan mau ngapain?" Tanya Safina ketika milihat Isnan dan Fachri memasuki kamar.
"Mau main ps (play station) boleh ya?" Ucap Fachri meminta izin kepada Safina.
"Beresin lagi tapi udahnya," Pesan Safina beranjak dari kamarnya.
"Iya, kamu mau kemana?" Tanya Fachri melihat Safina yang beranjak dari duduknya.
"Mau ke bawah bantu ibu,"
"Tolong sekalian panggil Riko ya,"
"Iya."
Setelah percakapannya dengan suaminya selesai Safina bergegas keluar dan mencari Riko di kamarnya.
"Rik, kak Fachri nyariin, di tunggu di kamar." Kata Safina dari luar kamar Riko.
"Iya kak, nanti aku ke sana," Jawab Riko berteriak dari dalam.
Safina menuruni tangga dan mendapati mertuanya yang tengah berkutat di dapur.
"Ibu, lagi apa?" Tanya Safina duduk di meja makan.
"Lagi bikin puding," Jawab Amy sambil mengaduk air di dalam panci yang telah di panaskan.
"Aku bantuin ya bu,"
"Boleh, tolong ancurin oreo nya dong, Saf."
"Siap bu." Safina menghancurkan oreonya hingga lembut kemudian memasukannya ke cetakan.
"Jadi, Fachri gimana orangnya?" Tanya Amy berdiri di samping Safina sambil memegang pancinya.
"Sabar banget bu, terus hobi banget isengin aku, aku pikir selama ini dia pendiam tahunya bawel banget," Papar Safina sambil menata cetakan pudingnya.
"Haha, memang aslinya dia seperti itu dari luar saja seperti orang pendiam giliran di rumah hobi sekali jailin adiknya,"
"Hahaha, iya bu."
"Kamu kapan berangkat?"
"Besok pagi bu,"
"Berapa hari?"
"Insyaallah, seminggu bu."
"Oh hati-hati ya jangan lupa bawakan ibu oleh-oleh ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sempurnakan Imanku (Completed)
SpiritualBagaimana jadinya jika cewek pecicilan, cengeng, ngambekan, ketus, dan paling takut kalo ditanya urusan tajwid. Mengharapkan mendapat suami idaman nusa bangsa dan agama. Tetapi tidak ada yang pernah tahu bagaimana kuasa Tuhan, apakah Dia berkehendak...