24. Mewujudkan Mimpi

6.8K 429 7
                                    

"Dulu aku cuma bisa nulis dan menjadikan ini sebagai mimpi. Saat ini kita sama-sama mewujudkannya."

🌹🌹🌹

Malam harinya Safina tengah berbaring di atas kasurnya, dia terbangun dan tidak bisa tertidur lagi, karena selepas pulang dari bandara Safina langsung memasuki kamar dan melanjutkan tidurnya.

Akhirnya Safina memutuskan untuk keluar dari kamar, karena merasa perutnya keroncongan, Safina memutuskan untuk mencari makan. Membuka kulkas tersisa hanya telur akhirnya Safina memutuskan untuk membuat telur mata sapi.

Sementara itu merasa tempat di sampingnya kosong akhirnya Fachri memutuskan untuk mencari istrinya. Ketika Fachri menuruni tangga terlihat Safina yang tengah sibuk memasak, entah apa yang sedang dia masak.

Fachri memeluk Safina dari belakang dan menyandarkan dagunya di pundak Safina.

"Astagfirullah, kaget." Ucap Safina mencubit lengan Fachri yang melingkar di pinggangnya.

"Kamu lagi ngapain?"

"Masak,"

"Masak apa?"

"Telur,"

"Emang tadi kamu gak makan?"

"Enggak, kan aku tidur."

"Kamu gak marah kan sama aku?" Tanya Fachri cemas, karena istrinya merespon sangat dingin.

"Enggak sayang, cuma lagi ngerasa capek aja," Jawab Safina memberikan Fachri pengertian.

"Yakin?"

"Iya."

Fachri masih saja terus memeluk Safina, mengikuti kemanapun langkah Safina. Kelakuan Fachri, membuat Safina risih.

"Lepasin ih," Pinta Safina berusaha melepaskan pelukannya.

"Gak mau gini aja," Kata Fachri semakin mengeratkan pelukannya.

"Aku mau makan, kamu mau makan enggak?"

"Enggak kamu aja, aku temenin."

"Ya udah lepasin dong, sayang. Aku kan kesusahan makan nya,"

Akhirnya Fachri mengalah dan melepaskan istrinya, membiarkan istrinya makan dan dia menemaninya.
Sepuluh menit kemudian Safina telah menghabiskan makannya.

"Mau kemana?" Tanya Fachri ketika Safina beranjak dari duduknya.

"Cuci piring,"

Fachri menarik Safina, setelah Safina menyelesaikan kegiatan mencuci piringnya dan membiarkan Safina duduk di pangkuannya.

"Gak boleh gini ah, malu nanti kalo ibu liat." Bisik Safina mencoba beranjak dari pangkuan Fachri.

"Gapapa sih lagian udah halal ini," Fachri menahan Safina.

"Hm, kamu mau apa sih tumben manja banget?"

"Gak mau apa-apa, eh iya, kamu mau ikut aku gak?" Tanya Fachri kepada Safina.

"Kemana?"

Sempurnakan Imanku (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang