Prolog

145 3 0
                                    

Kantin Fakultas Ekonomi dan Bisnis, siang ini sangat ramai banyak para mahasiswa yang duduk nongkrong bersama mahasiswa lainnya. Hari ini kelas sedang tidak ada Dosen, dan beberapa mahasiswa Jurusan Manajemen kelas A berhamburan menuju kantin fakultas dan tempat lainnya. Sama seperti yang lainnya, ketiga orang yang duduk di kursi panjang kantin pun tidak mau ketinggalan.

Ketiganya duduk sembari memakan makanan yang sudah mereka pesan sejak tadi. Fahira Marselia, perempuan yang akrab di panggil Hira itu adalah yang paling tua di antara mereka bertiga. Walaupun hanya tua beberapa bulan, sedangkan di sampingnya ada Thania Anindita si perempuan periang.

Satu lagi, yang duduk di sebrang meja dua perempuan itu, ada Radian Yohandar, atau yang biasa di panggil Rayhan. Satu-satunya lelaki di antara mereka, yang merupakan sahabat dari Fahira dan Thania. Sejak tiga tahun belakangan ini.

Thania baru mengenal Rayhan setelah lulus SMA, sedangkan Hira sudah dari SD mengenal Rayhan. Karena keduanya berada di SD yang sama. Sedangkan Fahira dan Thania sudah lama mengenal satu sama lain sejak SMP hingga SMA, karena mereka selalu berada di sekolah yang sama juga bangku yang bersebelahan.

"Bersyukur banget nggak sih kalian? Pak Arman nggak masuk hari ini, kalo gue sih bersyukur banget lah." celetuk Thania dengan cengiran lebarnya.

Rayhan hanya tertawa pelan, sedangkan Hira hanya bisa menggelengkan kepalanya.

"Ya nggak lah, kan Pak Arman lagi sakit. Masa iya kita bersyukur." sahut Hira dengan tutur kata lemah lembutnya.

"Tahu nih, si pendek." ucap Rayhan sembari melempar kentang goreng ke wajah Thania.

Thania mendelik sebal, mencoba untuk tidak membalas lemparan Rayhan. Karena kini ia sedang merasa marah dengan kedua sahabatnya itu selalu saja punya kekompakan untuk membuatnya tersudut.

Hira yang melihat itu pun tersenyum maklum, ia menghela nafasnya pelan sembari mengulurkan tangannya untuk memegang sebelah lengan Thania.

"Ya, jangan marah dong. Aku sama Rayhan nggak bermaksud membuat kamu merasa tersudut." kata Hira dengan nada lembutnya membujuk Thania.

Rayhan yang mendengar itu pun segera saja menoleh pada Hira dan Thania bergantian. Kemudian dengan senyuman lebarnya meraih tangan Thania yang satunya sembari menatap lembut Thania.

"Jangan marah dong, entar cantiknya hilang loh..." katanya ikut membujuk Thania.

Thania tidak bisa menahan senyum gelinya saat melihat Rayhan dan Hira yang sedang membujuknya. Terkadang mereka berdua memang sering mengalah demi Thania, dan gadis itu pun selalu di perlakukan bak anak kecil yang masih lugu oleh keduanya.

Rayhan mengerling jahil pada Thania. "Yaelah, Than. Lo mau senyum-senyum aja kali, pake di tahan segala. Gue tahu kok, gue ganteng dan lo nggak bisa nggak luluh kalo sama gue." ucapnya dengan percaya dirinya.

Hira yang mendengar itu pun tertawa sembari menggelengkan kepalanya. "Ada-ada aja deh kamu Ray. " katanya dengan raut wajah geli.

Sedangkan Thania hanya bisa memutar bola matanya malas. "Mulai deh, PD nya keluar." katanya sinis sedetik kemudian tertawa geli.

Ketiganya tertawa bersama membuat seisi kantin menoleh pada mereka. Terkadang orang-orang yang berada di sana selalu merasa iri, karena Hira dan Thania yang beruntung bisa bersahabat dengan Rayhan. Begitu pula sebaliknya, namun tidak ada yang mau ikut bergabung dengan mereka bertiga karena mereka semua tahu, bahwa ketiga orang itu tidaklah sesempurna itu untuk menjaga kokoh persahabatan ketiganya.

Aku, Kamu dan Dia (COMPLETE) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang