26. Masalah Dress

16 2 0
                                    

Sebagian tamu undangan telah datang dan memenuhi taman belakang rumah Hira yang di sulap menjadi sangat keren. Pesta perayaan Hira mengusung tema princess dengan konsep mewah juga glamour. Di tengah-tengah ruangan terdapat lantai dansa untuk para tamu nantinya, serta di samping kiri dan kanan terdapat makanan dan minuman untuk para tamu undangan. Semua yang berada di sana sudah terlihat sangat mahal dan berkelas, apalagi di depan lantai dansa terdapat panggung kecil tempat Hira memotong kue. Di sana kue dengan tinggi di atas kepala sudah terletak di sana dengan warna keemasan menampilkan kesan mewah untuk kue tersebut.

Sedangkan para tamu sudah hampir datang semua dan di sambut baik oleh beberapa pelayan yang akan melayani mereka. Hira masih berada di dalam kamarnya sembari memperhatikan dirinya sendiri di kaca dengan dress bewarna keemasan, dengan tampilan rambut bak princess Belle. Hira tampak luar biasa dan mewah malam ini, polesan make-up artist di wajahnya pun menambah kesan cantik di diri perempuan itu.

Berbeda dengan Hira, Thania yang di utus langsung oleh sahabatnya itu untuk menjadi pendampingnya di pesta. Hanya menggunakan dress satin polos tanpa lengan bewarna keemasan yang mengikat di lehernya serta punggung telanjang yang membuatnya terlihat risih sedari tadi.

"Gue mau ganti baju! Pokoknya nggak mau pake baju ini!!" teriaknya sembari merengek tidak suka,

Hira menggelengkan kepalanya cepat, " No! Nggak boleh! Itu Bagus tau!" balas Hira menolak permintaan Thania,

"Bagus palak lo bengkok! Ini gue kayak telanjang tau nggak?! Pokoknya gue nggak mau tau, gue harus ganti baju!" kata Thania lagi,

"Sayangnya udah terlambat, dan kita harus ke bawah sekara---

"Woy!! Lo berdua yang di dalam sana, udah belum??!" potong Rayhan dari balik pintu sembari menggerutu sebal,

Malam ini Rayhan memakai pakaian formal dengan jas dan celana bewarna keemasan, dipadupadankan dengan kemeja putih di dalamnya. Rayhan tampak lebih tampan dari biasanya.

"Iya tunggu bentar, ini aku keluar kok..." teriak Hira dari dalam,

Rayhan dapat mendengar kedua perempuan itu tengah berdebat satu sama lain, sebelum akhirnya membuka pintu dan keluar dari dalam kamar. Rayhan tidak bisa untuk tidak terpana menatap Hira yang sangat berbeda dari biasanya, perempuan itu tampak sangat cantik dengan pakaian yang di kenakan perempuan itu.

"Ayok Thania!" seru Hira pada Thania yang berada di belakangnya,

Rayhan ikut menoleh pada Thania yang juga tampak berbeda dengan tampilan dress tanpa lengannya yang membuat kulit putih nya terlihat kontras dengan dress keemasan yang di pakainya. Rayhan juga sangat mengakui bahwa Thania yang memang sudah cantik, tambah cantik saat malam ini.

"Nggak mau, gue malu tau!" rengek Thania menatap cemberut Hira yang tertawa geli,

"Apaan dah kenapa harus malu coba?" sahut Rayhan mendelik kesal,

Thania melotot garang, "Udah lo diam aja, kalo nggak tau apa-apa! " bentaknya,

Hira menghembuskan nafas panjang dengan terpaksa menarik lengan Thania untuk ikut berjalan bersamanya. Hira mengapit lengan Thania agar tidak kabur, sedangkan Rayhan hanya bisa menganga lebar saat melihat punggung putih mulus terbuka di hadapannya. Rayhan menggelengkan kepalanya sembari mendekat ke arah kedua perempuan yang kini tengah berdiri menyambut para tamu undangan.

Rayhan menarik pelan tangan Thania dan membawanya pergi dari keramaian. Rayhan berhenti tepat di dalam dapur rumah Hira, ia menatap tajam Thania yang memberontak.

"Ngapain lo ngajak gue ke sini?!" sentak Thania setelah Rayhan melepaskan tangan nya,

Rayhan berdecih sinis, "Apa lo nggak punya baju lain selain baju kurang bahan ini?" kata nya dengan nada menyindir,

Thania berkacak pinggang menatap sebal Rayhan, "Lo pikir gue mau pakai baju begini?! Ini semua karena nyokap Hira yang pengen banget gue make ini baju. Lo pikir gue dengan senang hati mamerin tubuh gue ke orang-orang! Gue nggak mau! Tapi gue terpaksa karena ini hari penting Hira! Nyokap bokap Hira udah baik banget sama gue selama ini, dan gue nggak bisa nolak saat mereka minta gue untuk pake baju ini." katanya sembari mengalihkan pandangannya ke arah lain,

Rayhan menghela nafas sejenak, membuka jasnya dan bergerak maju mendekat ke arah Thania hendak menyampirkannya di bahu perempuan itu. Namun Thania dengan cepat menahan pergerakan Rayhan sembari menatapnya dengan pandangan yang sulit untuk di artikan oleh Rayhan.

"Jangan, lo nggak bisa melakukan itu. Ingat malam ini lo akan menjadi pendamping Hira, lo akan di tatap semua orang, dan gue nggak mau mereka ngeliat lo tanpa jas itu. Gue bakal nyari cara lain buat nutupin punggung gue." kata Thania dengan tegas, segera berbalik hendak meninggalkan Rayhan namun terhenti saat suara Rayhan kembali terdengar.

"Jauh-jauh dari cowok yang bakal mendekat sama lo nanti, jangan sampai gue liat lo sama cowok lain malam ini. Jaga diri lo baik-baik saat keadaan mulai ramai nanti, nggak mungkin dengan penampilan lo saat ini nggak ada yang akan godain lo. Lo harus tutupin itu sebaik mungkin." kata Rayhan sembari berjalan melewati Thania yang terdiam memandangi kepergian Rayhan,

"Bodo amat sama lo Rayhan! Gue nggak peduli sama omongan lo lagi, dasar brengsek! Gue bakal bikin lo kebakaran jenggot nanti, liat aja! Enak aja gue nggak boleh dekat-dekat sama cowok lain, emangnya lo siapa? Pacar bukan, sahabat juga nggak lagi!"

Thania menghentakkan kakinya ke lantai dengan sebal keluar dari dapur, ia berjalan anggun saat masuk ke taman belakang tempat perayaan pesta Hira. Thania mencoba tersenyum dan menyapa ramah orang-orang yang mengenalnya. Thania berdiri di dekat meja tempat minuman, ia mengambil satu gelas jus yang sudah di siapkan. Thania merasa sangat haus dengan menghabiskan tiga gelas jus jeruk.

"Haus banget ya kamu?"

Thania menoleh ke samping menemukan Bagas tengah tersenyum geli menatapnya, "Oh hai, Bagas..." sapanya dengan ramah, walaupun dengan mantan.

"Kamu cantik banget malam ini Than," kata Bagas lagi dengan tatapan kagum,

Thania melebarkan mata, "Malam ini aja? Berarti biasa nya aku nggak cantik gitu?" sahutnya pura-pura tidak terima,

Bagas tertawa menggelengkan kepalanya, "Kamu tiap hari juga cantik, tapi malem ini kamu tambah cantik. Gitu maksud aku,"

Thania tertawa pelan, "Iya tau kok, gue memang cantik banget." kata nya dengan nada bercanda,

Bagas hanya bisa menertawakan tingkah Thania, namun ia menghentikan tawa tersebut. Ketika matanya menatap punggung mulus terbuka di hadapan juga ketika Thania membalikkan badannya menyapa ramah para tamu undangan. Bagas tidak suka melihatnya dan mengalihkan pandangannya pada sekitar. Ada banyak laki-laki lain yang memandang ke arah Thania, apalagi om-om tua yang berkumpul di satu meja khusus tamu orang tua Hira.

Bagas segera saja membuka jasnya dan menyampirkannya di bahu Thania membuat perempuan itu tersentak dan berbalik menghadap ke arah Bagas.

"Jangan pernah pake baju itu lagi," katanya dengan nada tegas,

Aku, Kamu dan Dia (COMPLETE) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang