6. Tentang Persahabatan

24 2 0
                                    

Hira turun dari taksi online yang mengantarnya ke tempat Rayhan, dimana ada sebuah cafe yang merupakan milik Rayhan. Ia dan kedua sahabatnya akan bertemu dan kumpul hari ini dengan formasi lengkap, karena akhir-akhir ini ia hanya berdua dengan Rayhan tanpa Thania yang sedang sibuk menyelesaikan tugas kelompok nya yang belum selesai.

Hira membuka pintu cafe sembari menatap ruangan yang tampak kosong tanpa orang-orang yang makan atau minum di sana. Hanya ada kursi dan meja yang kosong serta beberapa pegawai Rayhan. Ia akan bertanya nanti pada sahabatnya itu, kenapa cafe sepi hari ini. Ia melangkahkan kakinya menuju ruangan biasa tempat ia dan kedua sahabatnya berkumpul ketika di cafe.

Hira membuka pintu ruangan yang kini sangat gelap, ia pikir kedua sahabatnya sudah datang. Namun sepertinya belum, jadi ia menekan saklar lampu di samping dinding dan

"HAPPY BIRTHDAY FAHIRA MARSELIA!!! "

Suara letusan balon dan peluit berbunyi menyemarakkan suasana, Rayhan dan Thania yang memutar lagu Slank yang menyanyikan selamat ulang tahun kembali menambah ramai suasana. Hira tersenyum haru menatap bergantian kedua sahabatnya sebelum akhirnya berlari memeluk keduanya erat-erat.

"Makasih guys, aku sayang banget sama kalian. Makasih udah selalu ada di setiap ulang tahun aku, senang banget dapat surprise dari kalian. Aku kangen kita kumpul bareng, akhir-akhir ini aku cuma berdua mulu sama Rayhan. Bosan muka dia mulu yang aku lihat." ucapnya sembari meneteskan air mata bahagia.

Thania tertawa mengejek pada Rayhan yang memasang wajah cemberut.

"Tega sekali kamu Hira," kata Rayhan dengan wajah pura-pura tersakiti.

"Ya juga sih, apa kita cari cogan lain aja kali ya? Yang lebih ganteng, kaya, pint--

"Heh! Lo cari ke ujung dunia juga nggak akan dapat, karena cuma satu yang di utus Tuhan buat jagain kalian berdua cuma gue. Karena cuma gue yang sanggup sama tingkah laku lo berdua." potong Rayhan sembari memasang wajah sombongnya.

Thania dan Hira sontak saja memperagakan diri seperti orang yang hendak muntah ketika mendengarnya. Setelahnya kedua sahabat itu pun menertawakan tingkah Rayhan. Thania menarik lengan Hira untuk berdiri di depan meja yang telah tersedia, di atas meja telah di letakkan kue ulang tahun bertuliskan nama Fahira Marselia yang ke 20 tahun.

Rayhan menyuruh Thania untuk berdoa sebelum meniup lilin-lilinnya, ia mengabadikan momen tersebut dalam kameranya. Sedangkan Thania yang berada di samping Rayhan mulai menghitung agar Hira meniup lilinnya di hitungan ketiga, dan selesai. Hira meniup semua lilinnya sembari tertawa bahagia menatap kamera yang tengah merekamnya.

Thania mencolek cream pada kue ulang tahun pada pipi Hira dan Rayhan, hingga keduanya jadi berteriak dan mengejar Thania untuk membalas perbuatan perempuan itu.

"Udah, udah ah. Capek nih," seru Thania yang sudah berantakan karena cream kue yang menempel di wajahnya.

Rayhan dan Hira tertawa melihat wajah Thania yang berantakan, padahal yang ulang tahun Hira. Tapi yang di kerjain malah Thania. Hira memberikan tisu basah pada Thania untuk membersihkan wajahnya. Sedangkan Rayhan segera saja mengambil kado untuk Hira yang sudah ia siapkan dari sebulan yang lalu. Thania melirik Rayhan yang memberikan kotak persegi panjang berukuran kecil pada Hira, ia penasaran dengan apa yang di beli Rayhan untuk Hira. Pandangannya melebar kala melihat Hira membuka dan mengambil sesuatu dari dalam kotak kecil tersebut yang merupakan sebuah kalung yang ia tahu harganya sangat mahal.

Hira menutup mulutnya tak percaya juga terharu dengan kado yang di beli Rayhan  untuknya. "Ya ampun Ray, ini kan kalung yang waktu itu kita lihat. Kamu beli ini, buat aku? Ya Allah Ray, ini mahal banget kan? Kamu dapat uang darimana?" kata Hira masih tidak percaya dengan apa yang di pegangnya.

Rayhan tersenyum lega, "Waktu itu lo bilang pengen banget sama kalung itu, dan gue kepikiran aja waktu mau kasih kado buat lo. Dan yang gue ingat, lo lagi suka-sukanya sama kalung dari toko perhiasan itu."

Hira terkejut mendengarnya, "Ya ampun Ray, kok kamu ingat sih? Tapi ini pasti beneran mahal banget ya kan?"

Rayhan menggelengkan kepalanya cepat, "Harganya nggak penting, yang penting lo suka sama hadiah nya gue udah bahagia banget kok."

Hira menganggukkan kepalanya cepat, "Suka banget malahan, makasih Ray..." ucapnya sembari memeluk Rayhan.

Aku, Kamu dan Dia (COMPLETE) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang