25. Pesta Perayaan

14 2 0
                                    

Hira dan Rayhan menatap beberapa orang-orang yang di tugaskan untuk menghias halaman belakang rumah Hira. Malam nanti akan diadakannya pesta perayaan ulang tahun Hira yang kini berusia 20 tahun. Orang tua Hira sudah menyiapkan kado spesial untuk anak pertama mereka, yaitu sebuah rumah impian tempat anak-anak yang kurang mampu. Hira menangis terharu saat kedua orang tua nya memberikan kunci rumah tersebut padanya. Hal itu memang sudah menjadi mimpinya sejak kecil, selalu ingin membantu anak-anak yang kurang mampu.

Rayhan juga sudah memberikan kalung pada Hira tepat di hari ulang tahun perempuan itu. Rayhan hendak membelikan hadiah lagi untuk kado di pesta perayaan ulang tahun Hira malam ini. Namun perempuan itu menolaknya dengan alasan Rayhan sudah memberikannya hadiah. Dan Rayhan pun menurutinya.

"Hai Thania! Aku kangen banget sama kamu..." sapa Hira saat melihat Thania hadir di antara mereka, ia memeluk erat Thania yang sudah beberapa hari ini terlihat sibuk mengurusi persiapan keberangkatan nya menuju Korea.

"Gue juga kangen banget sama lo, pokoknya hari ini gue mau kangen-kangenan sama lo. Sebelum berangkat," balas Thania sembari berbisik pelan,

Hira melepaskan pelukan mereka sembari menatap sedih ke arah Thania, "Ini pertama kalinya kita bakal nggak ketemu lama, walaupun cuma sepuluh hari. Ya ampun, aku nggak bisa bayangin gimana hari-hari aku tanpa kamu." ucapnya dengan nada bergetar hendak menangis,

Thania menepuk pelan kepala Hira, "Cup cup cup sayang....gue tau kok gue ini memang ngangenin, tapi mau gimana lagi. Jodoh gue udah nunggu di Korea, dan kami bakal menikah nanti di sana. Sekarang lo bisa panggil gue nyonya Jeon, karena gue bakal nikah sama Jeon Wonwoo di sana nanti." katanya dengan raut wajah jenaka,

Hira mendorong kuat kening Thania hingga membuat sahabatnya itu hampir terdorong ke belakang sebelum tangannya menahan lengan Thania, mereka berdua tertawa lepas bersama. "Aku yakin deh, di sana nanti pasti kamu bakalan macari salah satu mahasiswa. Dari aura nya aja kamu bakal dapat banyak gebetan nih, di sana nanti." kata Hira mencoba menerawang,

Thania mendelik tajam, "Heh, lo mau jadi Roy Kiyoshi? Pakek nerawang gue segala lagi,"

Hira tertawa mengejek Thania, keduanya heboh sendiri tanpa memperdulikan sekitar. Terutama Rayhan, yang sedang menatap keduanya dengan perasaan berkecamuk. Sepertinya bukan kedua nya, karena sedari tadi ia hanya fokus pada Thania yang sudah di pernah di temui nya lagi setelah kejadian seminggu yang lalu di kamar Hira.

Rasa bersalah itu masih ada, namun Rayhan terlalu gengsi untuk meminta maaf. Lagipula Rayhan yakin semua nya akan kembali seperti semula, dan mereka akan berbaikan lagi nantinya seperti biasa. Namun entah mengapa Rayhan merasa kalau akan ada sesuatu yang besar terjadi, dan itu menyangkut Thania. Rayhan mencoba mengabaikan, tapi itu malah menghantuinya.

"Rayhan sini dong!" seru Hira berteriak memanggil Rayhan,

Rayhan mengangguk mengiyakan dan berjalan menuju ke duanya. Rayhan tidak menyapa maupun melirik Thania, ia hanya menatap dan tersenyum manis pada Hira.

"Kalian berdua tunggu di sini, aku buatin minum dul--

"Gue ikut ya?" potong Thania cepat,

Hira menggerakkan jari telunjuknya menunjuk pada Thania, "No! Kamu stay aja di sini sama Rayhan. Biar aku yang buatin khusus untuk kalian berdua." kata nya sembari berbalik melangkah menuju dapur,

Sedangkan Thania memilih menundukkan kepalanya sembari melangkah menuju taman belakang yang sudah di hias atribut khas ulang tahun, namun tempat ini tampak mewah dengan kerlap-kerlip bola besar yang baru saja hendak di pasang. Thania tepat berada di bawah bola itu, dengan tatapannya yang terus tertuju pada bola tersebut.

Rayhan yang masih berdiri tidak jauh dari Thania pun ikut menperhatikan para pekerja yang memasang bola tersebut, ia melebarkan matanya kala benda bulat tersebut lepas dari gantungannya di langit-langit dan hampir saja menimpa Thania kalau ia tidak cepat menarik perempuan itu menjauh agar tidak terkena bola tersebut.

Rayhan menyandarkan tubuh Thania di dinding taman, dengan nafas terengah-engah menatap Thania yang berada dalam kukungannya. Rayhan dapat melihat wajah ketakutan Thania dengan jelas serta dapat merasakan hembusan nafas strawberry yang menguar di mulut perempuan itu. Rayhan memandangi Thania lama, hingga membuat Thania juga ikut mendongak menatap Rayhan yang lebih tinggi darinya.

"Makasih udah nolongin gue," katanya pelan,

Rayhan tidak menjawab dan malah terus menatap Thania lekat-lekat, ada sesuatu yang aneh menjalari perutnya. Memandang Thania entah kenapa membuat nya merasa nyaman dan tenang.

"Tolong turunin tangan lo, gue mau lewat." kata Thania lagi,

Rayhan menurunkan satu tangannya, membiarkan Thania pergi dari hadapannya. Rayhan menoleh sekilas Thania yang kini sedang di tarik oleh Hira menuju tempat duduk di ruang makan. Rayhan segera saja beranjak mendekati kedua perempuan itu, dan duduk bersama mereka. Tepatnya di samping Hira.

"Aku udah nyiapin dress buat kamu nanti malam, jadi kamu nggak perlu pulang lagi. Aku sudah nyiapin semuanya, kamu tinggal mandi dan dandan yang cantik nanti." kata Hira dengan semangat,

"Iya serah lo deh, gue mah nurut aja yang penting yang ulang tahun senang." sahut Thania sembari meminum jus yang di buat Hira untuknya,

"Nah gitu dong....sekali-kali kamu harus ngikutin apa yang aku mau."

"Iya ini di ikutin ndoro Putri!" kata Thania gemas,

Hira tertawa kecil sembari menyenggol lengan Rayhan agar tertawa, namun yang di suruh malah menggelengkan kepalanya sebelum akhirnya menurut dan tertawa dengan paksa. Rayhan memilih diam dan tidak banyak menanggapi percakapan Hira dan Thania, entah kenapa rasanya sudah berbeda memandang kedua orang yang selalu bersamanya itu. Rayhan merasa semuanya telah berubah, baik perasaan nya maupun persahabatan mereka.

Jika dulu Rayhan ikut bergabung dalam pembicaraan mereka berdua, sekarang Rayhan hanya bisa diam bagaikan seorang pacar yang hanya menemani pacarnya bertemu dengan sahabatnya. Jika dulu Rayhan menjadi sosok yang paling mereka andalkan, sekarang ia hanya bisa menjaga satu dari mereka. Keputusan Hira dalam menerima nya masuk dan mencoba membuka hati padanya membuat Rayhan telah berpikir akan hari ini. Rayhan akan menjadi seseorang yang hanya mencintai Hira sebagai perempuan, dan menyayangi Thania sebagai sahabatnya.

Walau sekarang hubungannya dengan Thania sangat tidak baik, ia yakin suatu hari nanti. Ia dan Thania akan kembali bersahabat baik lagi.

Aku, Kamu dan Dia (COMPLETE) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang