27. Rasa Yang Tidak Biasa

16 2 0
                                    

Rayhan duduk di samping Hira dan keluarga besarnya, ia mendampingi perempuan itu untuk menyapa beberapa sepupunya. Rayhan sudah tersenyum ramah pada siapapun sejak tadi, namun sebenarnya ia tidak ingin melakukannya. Apalagi keluarga Hira terlalu ingin tau tentangnya dan keluarganya. Padahal sudah jelas kalau mereka sudah mengenal keluarganya namun tetap saja bertanya-tanya.

Rayhan mengundurkan diri dari kumpulan keluarga Hira, ia berjalan mendekat ke arah beberapa teman-teman lelaki nya. Rayhan mendudukkan diri di tengah mereka semua, ia melirik Bagas yang hanya mengenakan kemeja putih pendek dan celana bahan bewarna hitam.

"Asek nih kayaknya ada yang balikan sama mantan," celetuk salah satu dari mereka sembari menunjuk ke arah Bagas,

Bagas tersenyum canggung sembari menggelengkan kepalanya pelan, "Apaan dah, tau darimana sih lo?" sahut Bagas,

"Iya tadi kita liat semua kok, lo ngasih jas lo ke Thania. Cie balikan nih yee...." kata salah satu dari mereka lagi,

Bagas menggelengkan kepalanya berkali-kali sembari tersenyum malu, "Enggak, lo pada jangan pada gosip dah. Gue nggak balikan elah,"

Seketika semuanya tertawa mengejek Bagas sembari bercanda gurau bersama, sedangkan Rayhan yang baru datang pun segera menatap sinis ke arah Bagas.

"Jangan harap lo bisa balikan sama Thania!" Ucap Rayhan dalam hati,

Rayhan hanya diam sembari beberapa kali menanggapi obrolan teman-teman nya, ia memilih untuk mengedarkan pandangannya untuk mencari seseorang. Sejak tadi yang ada pikirannya hanya Thania, ia takut terjadi hal yang tidak di inginkan. Apalagi melihat pakaian yang Thania pakai malam ini.

"Bagas! Sini foto bareng gue sama Hira,"

Rayhan kembali menoleh pada Bagas yang berdiri sembari memegang tangan Thania orang yang sejak tadi di carinya. Rayhan dapat melihat Thania mengapit lengan Bagas menuju Hira yang tengah berfoto-foto bersama para tamu undangan. Rayhan dengan sigap berdiri dari duduknya sembari memperbaiki pakaian sejenak yang membuat teman-teman nya langsung menyorakinya dengan heboh. Rayhan berpamitan pada teman-teman nya, kembali berjalan melangkah menuju tempat Hira.

"Nah ini Rayhan! Di cariin dari tadi juga, ayok foto bareng..." kata Hira dengan riang mengapit lengan Rayhan dan Thania yang mengapit lengan Bagas.

Ke empatnya berfoto dengan bermacam-macam gaya, setelah itu Hira meminta dengan halus pada Bagas agar minggir sebentar karena ia ingin berfoto dengan kedua sahabatnya. Ketiganya memulai berfoto dengan Rayhan yang berada di tengah dan di apit oleh dua cewek cantik itu malam ini. Rayhan dengan ogah-ogahan bergaya sebisanya, dan Rayhan menoleh cepat ke arah Thania saat perempuan itu meletakkan tangannya di bahu lelaki itu.

Thania yang merasakan Rayhan menatapnya pun segera mengalihkan pandangannya ke arah Rayhan yang melihat tangan dan wajahnya bergantian. Thania dengan raut wajah canggung menurunkan tangannya dan merengut tidak suka.

"Setelah ini aku bakal potong kue, dan kalian berdua harus naik ke panggung." kata Hira menunjuk kedua sahabatnya dengan nada memerintah,

Baik Thania dan Rayhan pun mengiyakan perintah tersebut sembari naik ke atas panggung dan berdiri di samping orang tua Hira yang berada di antara orang tua nya. Rayhan dan Thania tersenyum senang menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Hira bersamaan dengan para tamu undangan yang sudah berkumpul di depan panggung. Rayhan dan Thania bertepuk tangan heboh setelah Hira meniup kue ulang tahun nya dan mulai memotong kue ulang tahun yang menjulang tinggi tersebut bersama kedua orang tua nya.

Hira memberikan potongan kue pertama untuk Mama nya dan potongan kedua untuk Papa nya. Setelah itu untuk adik satu-satunya, dan yang terakhir untuk kedua sahabatnya yang selalu ada bersamanya.

"Selamat ulang tahun Hira ku sayang..." kata Thania sembari memeluk erat Hira,

Hira tertawa mengangguk sembari mengucapkan terima kasih pada Thania, setelah itu memeluk Rayhan yang dan mencium pipi lelaki itu. Sebenarnya Hira belum bisa mencintai Rayhan sampai detik ini, tapi ia akan berusaha belajar mencintai Rayhan. Namun tidak untuk saat ini, karena ia ingin memastikan sesuatu terlebih dahulu.

Rayhan tersenyum malu mendapat ciuman di pipi, namun senyumnya langsung luntur kala melihat Thania yang pipi nya di cium Heru, adik Hira yang masih duduk di kelas tiga SMP. Rayhan sangat tau bahwa Heru sangat menyukai Thania, dan melihat tingkahnya yang berteriak girang saat berhasil mencium Thania pun membuatnya seketika merasa kesal.

Hira membawa Rayhan turun dan melanjutkan acara terakhir, yaitu dansa berpasangan. Hira menarik Rayhan ke tengah lantai dansa yang sudah di penuhi oleh pasangan lainnya, termasuk kedua orang tua Hira. Keduanya berdansa sembari mengatakan pujian satu sama lain.

Rayhan menatap Thania yang berada di belakang Hira, perempuan itu berdansa dengan Bagas. Rayhan kembali merasakan perasaan tidak sukanya saat melihat Thania tertawa karena Bagas. Rayhan semakin merasa kesal saat Bagas menarik pinggang Thania agar lebih mendekat pada lelaki itu.

"Cemburu hmm?"

Rayhan langsung menoleh pada Hira yang tersenyum jahil, "Cemburu apaan dah?" elaknya merasa aneh dengan perkataan Hira,

"Alah, pake ngelak segala lagi. Udah ketahuan juga," kata Hira lagi,

Rayhan mengernyitkan keningnya, "Kamu ngomong apaan sih? Aku nggak ngerti deh, cemburu sama siapa coba?" balasnya semakin tidak mengerti,

Hira tertawa kecil menggelengkan kepalanya cepat, "Buruan sadar ya Ray, entar di ambil orang lagi. Terus kamu nyesal deh,"

"Apaan sih?" tanya Rayhan lagi,

Hira memilih untuk tidak menjawab dan menghentikan dansa nya sembari mendekat ke arah Bagas dan Thania yang tampak mesra malam ini. Hira menghentikan dansa mereka dan tersenyum manis, "Gantian elah, jangan sama Bagas mulu." kata Hira saat Thania menoleh pada nya.

Thania berdecak pelan, "Emang harus gantian? Aelah, nggak mau..." rengeknya menolak untuk lepas dari Bagas,

Namun Hira dengan cepat menarik Thania menjaub dari Bagas dan membawanya mendekat ke arah Rayhan. Hira mendorong pelan Thania ke depan Rayhan membuat perempuan itu menabrak dada Rayhan yang terkejut dan menahan bahu Thania agar tidak jatuh.

"Selamat menikmati dansanya..." kata Hira sebelum pergi menuju Bagas dan berdansa dengan lelaki itu,

Sedangkan Rayhan dan Thania hanya berdiri sembari menunduk berhadapan tanpa melakukan apapun. Namun Rayhan dengan cepat berpikir dan segera menarik pelan pinggang Thania agar merapat padanya. Thania menahan nafasnya dan merasakan panas di tubuhnya saat merasakan kedua tangan Rayhan memegang pinggangnya sembari bergoyang pelan ke kanan dan ke kiri. Thania pun mencoba untuk mengikuti Rayhan dengan mengalungkan kedua tangannya ke leher Rayhan.

Jantung mereka berpacu lebih cepat dari biasanya, dan ada rasa menggelitik di dalam perut mereka. Keduanya tanpa sadar telah mengubah sesuatu di antara mereka yang sepertinya belum mereka sadari.

"Lo cantik banget Than..." ucap Rayhan lirih di depan wajah Thania,

Aku, Kamu dan Dia (COMPLETE) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang