7. Pertanyaan

25 2 0
                                    

Thania hanya bisa meringis dalam hati, ia lupa tidak membawa kado untuk Hira yang sudah ia siapkan kemarin malam. Akibat kesiangan bangun, ia jadi lupa untuk membawa kadonya. Jadi yang di lakukannya sekarang adalah meminta maaf pada Hira.

"Iya Thania, nggak apa-apa kok. Besok kan kita masih bisa ketemu di kampus." kata Hira sembari tersenyum manis.

Thania hanya bisa memandang Hira dengan rasa tidak enak, padahal tahun lalu Hira membelikannya sebuah novel yang di sukainya. Namun ia malah memberi jepit rambut murah yang sedang tren fashion dulu. Sekarang ia sudah menyiapkan hadiah yang luar biasa untuk Hira di depan cafe, yang pastinya akan membuat Hira menangis terharu saking bahagianya.

Ya, Thania berbohong kalau hadiahnya tinggal di rumah. Namun kenyataannya hadiah untuk Hira sudah menanti di depan sana.

Thania menarik lengan Hira saat mereka baru keluar dari ruangan tadi, ia berpura-pura mengajak Hira untuk mengambil tas nya yang sengaja ia tinggalkan di dalam mobil Rayhan. Thania membuka pintu cafe dan

"Taraaaa!! Ini kejutan gue buat lo, langsung dari Bandung gue impor ke Jakarta. Cuma buat lo Hira sayang...." teriak Thania dengan senang hati.

Hira menutup mulutnya tidak percaya dengan air mata yang mengalir deras berlari menuju seseorang yang berdiri dengan bunga dan sebuah kado untuknya. Hira menangis tersedu-sedu memeluk Kahfi yang rela datang dari Bandung untuk memberinya kejutan, padahal semalam kekasihnya itu mengatakan tidak bisa datang ke Jakarta untuk merayakan ulang tahunnya. Tetapi nyatanya Kahfi berbohong dan malah datang untuk memberinya kejutan.

"Udah dong nangisnya, ini aku bawain bunga sama kado buat kamu." kata Kahfi sembari tersenyum manis pada Hira.

Hira melepas pelukannya sembari menerima bunga dan kado dari Kahfi, ia menatap lelaki di hadapannya dengan senang. Sungguh ia tidak menyangka jika Kahfi datang untuknya.

"Kamu beneran nggak sibuk, apa kamu nggak ada tugas? Kamu sempat datang ke sini nggak bolos kan?" tanya Hira penasaran.

Kahfi tertawa kecil, "Ya nggak lah, hari ini aku emang nggak kuliah karena Dosennya nggak masuk. Dan aku secara mendadak aja tadi siang pergi ke Jakarta, terus nelfon Thania deh buat cari tahu kamu lagi dimana." jawabnya pelan.

Hira menoleh ke belakang pada Thania dan Rayhan yang tersenyum padanya. "Makasih Thania..."ucapnya sedikit berteriak.

Thania menganggukkan kepalanya cepat sembari mengacungkan jempolnya ke arah pasangan kekasih tersebut. "Sip, udah sono jalan-jalan berdua. Mumpung mas pacarnya lagi di sini mbak Hira." katanya sembari terkekeh pelan.

Hira dan Kahfi tertawa bersama sebelum akhirnya berpamitan pada Thania dan Rayhan untuk pergi berdua. Sedangkan Thania merasa senang bisa membuat Hira lebih senang di hari ulang tahunnya, ia memandang mobil Kahfi yang melaju menjauh membawa Hira bersamanya. Thania menoleh pada Rayhan yang sejak tadi hanya diam dan terus menatap kepergian mobil Kahfi. Thania melambaikan tangannya di depan wajah Rayhan mencoba menyadarkan sahabatnya itu.

"Woy Ray? Lo kenapa sih? Kesambet?" tanya Thania dengan polosnya.

Rayhan menepis kuat tangan Thania sembari menatap kesal perempuan yang hanya setinggi bahunya tersebut. Rayhan menghembuskan nafas kasar melewati Thania dan masuk kembali ke dalam cafe nya.

"Dih, kenapa sih tu orang?" gumamnya pelan.

Thania membalikkan badannya kembali melangkah masuk ke dalam cafe menuju ruangan Rayhan yang berada di lantai dua cafe tersebut. Thania menaiki tangga dan berhenti tepat di belakang Rayhan yang tengah serius menatap berkas laporan bulanan cafe nya.

"Ray? Gue lapar nih, pesan makanan dong..." kata Thania yang kini duduk di kursi depan meja kerja Rayhan.

Rayhan menggeram kesal mengalihkan pandangannya ke arah Thania dengan raut wajah yang tidak biasanya. "Lo balik aja deh, gue lagi nggak pengen berantem sama  lo."

"Lah gue juga nggak mau berantem sama lo Ray---

"Jangan manggil gue kayak begitu!"

Thania mengerutkan keningnya tidak mengerti, "Lo kenapa sih? Kok jadi marah-marah gini?"

Rayhan menghela nafas berat sembari memijat keningnya membalikkan badan memunggungi Thania yang tidak tahu apa salahnya sehingga Rayhan membentaknya seperti tadi. Satu hal yang ada di pikiran Thania,

"Ray? Lo jatuh Cinta sama Hira?? Dan lo marah sama gue karena ngasih tahu Kahfi dimana Hira?" tanyanya dalam hati.

Aku, Kamu dan Dia (COMPLETE) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang