36. Melepas Rindu

16 2 0
                                    

Rayhan menunggu di bandara Soekarno-Hatta sendirian tanpa Hira yang sedang fitting gaun kebaya untuk hari pertunangan nya yang akan di adakan sekitar beberapa hari lagi. Rayhan sangat antusias dengan kedatangan Thania yang sejak kemarin sudah memberitahunya bahwa perempuan itu akan pulang.

Rayhan memakai pakaian rapi hari ini dengan kemeja bewarna navy dan celana katun bewarna biru tua. Rayhan memang sudah menyiapkan penampilannya sejak kemarin dengan heboh meminta kedua adiknya untuk memberikan saran baju yang mana dan cocok untuknya.

Dengan seikat bunga lily di tangannya, Rayhan tampak percaya diri menyambut kedatangan Thania. Beberapa kali Rayhan bersikap aneh dengan menegapkan tubuhnya kemudian berjalan beberapa langkah lalu mundur kembali, seperti itu terus-menerus.

Rayhan melebarkan matanya kala melihat Thania ada di antara puluhan orang di Bandara. Rayhan tersenyum senang dengan cepat melangkah ke arah Thania, dengan seikat bunga lily kesukaan perempuan itu. Namun langkahnya terhenti saat lagi-lagi Bagas datang dari belakang Thania yang menggeret koper sembari merangkulnya dan tertawa bersama perempuan itu.

Thania menghentikan langkahnya saat melihat Rayhan yang menatap datar ke arah nya juga Bagas yang sedang merangkulnya. Namun sepertinya Bagas juga menyadari tatapan Rayhan dan segera melepaskan tangannya, dan bergerak meninggalkan Thania dan Rayhan berdua. Sebelum itu Bagas berpamitan pada keduanya.

"Lo sendirian?" tanya Thania basa-basi,

Rayhan menatap sebal Thania, "Kamu hati-hati pulangnya," sembari mengulang perkataan Thania pada Bagas tadi dengan nada yang dibuat-buat,

Rayhan berdecih sinis, "Apaan itu? Kalian masih pake aku-kamu? Udah putus juga, ngapain lagi pake aku-kamuan segala, sama gue aja lo ngomong lo-gue. Mana ngomongnya lembut banget lagi," katanya mengomel panjang lebar,

Thania hanya bisa menganga mendengar rentetan perkataan Rayhan sebelum akhirnya tertawa geli, "Apaan sih lo, cemburuan banget deh sama Bagas. Lagian kan lo bukan pacar gue, jadi terserah gue dong mau ngomong gimana," balas Thania,

"Makanya buruan di jadiin pacar, emangnya gue jemuran di gantungin." kata Rayhan semakin kesal saja,

Thania merengut tidak suka segera mengambil bunga lily yang berada di tangan Rayhan. Thania segera saja tersenyum lagi, senang mendapatkan bunga kesukaannya.

"Buat gue kan? Makas---

"Bukan, buat si Bagas!" potong Rayhan sudah terlalu sebal berbalik meninggalkan Thania sembari menggeret koper perempuan itu,

Thania menggelengkan kepalanya tidak menyangka ternyata Rayhan bisa semarah itu hanya karena melihatnya dengan Bagas. Thania menghela nafas berat segera saja melangkah menyusul Rayhan dengan cepat segera memasuki mobil lelaki itu.

Thania menoleh pada Rayhan yang sedang menghidupkan mesin mobil dengan wajah yang masih marah. Thania yang melihat itu pun segera mematikan mesin tersebut dengan cepat mengambil kunci mobil Rayhan dan menyembunyikannya di kantung jaket di depan bajunya.

Rayhan segera saja menggeram tertahan sembari menoleh pada Thania, "Balikin cepat!" perintah Rayhan tegas,

Thania menggelengkan kepalanya cepat, "Nggak mau, kalo kamu masih marah." kata Thania dengan wajah yang di buat imut,

Rayhan mendengus sinis, "Nggak mempan, gue udah nggak mood." balas Rayhan masih saja ngegas,

Thania berdecak sebal juga lama-lama, "Ya sudah serah deh, mending gue balik sendiri daripada kayak begini." kata Thania sembari keluar dari mobil Rayhan, setelah melempar kunci mobil Rayhan ke pangkuan lelaki itu.

Rayhan yang melihat itu pun jadi panik sendiri dengan cepat turun dari mobil menghampiri Thania yang hendak menurunkan kopernya dari bagasi mobil Rayhan. Namun dengan cepat Rayhan segera menahannya dan malah menutup kembali pintu bagasinya, dengan pelan menarik tangan Thania mendekat ke hadapan nya.

Aku, Kamu dan Dia (COMPLETE) √√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang