6. Mimpi Itu Lagi

6.5K 515 27
                                    

-Sama halnya bayangan, begitulah arti sebuah kenangan masa lalu. Selama ada cahaya maka bayangan akan terlihat tanpa bisa dicegah.-

---

"Aku ingin kita putus."

"Kita akhiri semua hubungan bodoh ini, lupakan semuanya dan buka lembaran baru."

"Apa?"

"Ayolah jangan naif, hubungan ini tak akan pernah bisa dilihat masa depannya. Jadi ayo kita selesaikan semuanya sampai di sini."

"Apa salahnya?"

"Kamu tidak salah, tapi hubungan ini tidak semestinya seperti ini."

"Lalu seperti apa?"

"Sudah lupakan, aku akan menjalani kehidupanku dengan caraku dan begitu pula denganmu. Jangan pernah mencariku lagi."

"Tapi...."

"Aaaaaaaa...." Aku teriak dengan kencang sebagai bentuk kesadaran diriku. Aku terbangun kembali karena mimpi yang seiring berjalannya waktu kian mencekik diriku.

"Mengapa mimpi ini hadir kembali?" kataku lalu mengambil hijab dan berjalan keluar kamar. Aku harus mencari udara segar guna menenangkan pikiran.

"Subhanallah, keringatku." Aku menuang air putih ke gelas lalu duduk dan minum dengan tenang. Sungguh, sudah hampir satu tahun mimpi ini tak lagi hadir akan tetapi untuk alasan apa kini dia kembali membuat malamku kian melelahkan.

"Kamu belum tidur?" tanya Mbak Yuni yang baru saja masuk dari pintu samping.

"Kebangun tadi Mbak, kok mbak belum tidur?"

"Oh, tadi baru saja menyelesaikan laporan keuangan. Keluar sebentar cari angin." Mbak Yuni tampak lelah membuatku tidak tega sebenarnya.

"Jangan memaksa diri, kalau butuh bantuan Mbak bisa tambah asisten," kataku dengan lembut.

"Mbak pikir kalau butuh bantuan jangan sungkan-sungkan minta bantuan gitu," kata mbak Yuni sewot aku hanya tersenyum tipis.

"Sudah mbak mau istirahat,kamu juga istirahat."

"Iya," aku menjawab pelan lalu kembali meneguk minuman yang ada di gelas.

"Maafkan aku Mbak," kataku lirih.

Aku menyadari, jika di tengah keramaian terasa begitu sepi itu bertanda bahwa hati ini mulai mati. Akan tetapi jika di tengah keheningan seperti malam ini aku merasa sepi akankah hatiku ini masih hidup?

Penyesalan selalu datang di akhir cerita, sebab penyesalan adalah konsekuensi dari sebuah tindakan yang sudah diputuskan. Dan kini aku masih terendam dalam laut penyesalan yang membuatku seolah tak mampu bergerak.

Meski langit menangis hingga bahu-bahu bumi bergetar, tetap ada satu keadaan yang tak pernah bisa diubah. Keadaan di mana masa lalu yang tak sesuai dengan angan dewasa, masa lalu yang penuh dengan kebodohan dan sifat naif semata. Masa lalu yang kuisi dengan hal-hal yang sia-sia. Dan yang pasti, masa lalu yang sudah berlalu tapi masih tetap melekat di hati.

---

Langit terlihat begitu cerah, sebab sang mentari tersenyum dengan ramah. Menyapa sang pagi dengan penuh keceriaan dan kegembiraan, seolah tak memiliki beban yang terpendam.

Dulu, salah ustadz Syarif pernah bilang, bahwa Allah selalu menutup buku catatan di pagi dan sore hari dengan bergulirnya pergantian malaikat yang bertugas. Oleh sebab itu, sangat disunnahkan berdzikir di pagi dan sore hari untuk menjadi tabir pelindung bagi kehidupan yang dijalani.

Setia Di Hati (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang