17. Serangan Tak Langsung

5.6K 534 21
                                    

Bila masa lalu untuk ditinggalkan, maka jangan biarkan kupu-kupu menghisap madu pada bunga yang sama dalam satu harinya.

---

Dalam bekerja kita harus memiliki keyakinan pada diri sendiri bahwa kita memiliki kemampuan untuk melakukannya. Sebab, jika sifat optimisme dalam diri tidak ada maka akan ada banyak pekerjaan yang terbengkalai karena sifat tidak yakin yang terus mengelilingi.

Aku merapikan beberapa kontrak kerja yang tadi diminta oleh pak Alfa untuk mengecek jika ada kesalahan ketik, kalimat sumbang atau tanda baca yang kurang tepat dan yang jelas pekerjaan yang kulakukan kali adalah mengedit.

Aku belum pernah melakukan pekerjaan ini sebelumnya, maksudnya dulu kala bekerja aku selalu merapatkan laporan yang sudah jelas dan pasti tinggal menghitung laba dan pembagian modal pokok semata tapi kali ini aku seperti melakukan dari awal dan ini cukup menyenangkan.

Awal bekerja di sini, jujur saja aku tidak yakin akan bertahan lama kalau bukan karena sudah tanda tangan kontrak. Akan tetapi, setelah menelaah konsep kerja pak Alfa lama kelamaan aku mulai terbiasa dan nyaman dengan pekerjaan ini. Tapi sayang, aku hanya tandatangan satu tahun kontrak kerja yang mungkin akan berakhir dalam kurun waktu tujuh bulan sebab tanpa terasa aku sudah bekerja lima bulan lebih.

"Al, dipanggil pak Alfa."

"Iya mbak, terima kasih."

Aku berdiri sambil membenarkan pakaian lalu berjalan menuju ke ruang pak Alfa yang memang dibiarkan terbuka.

"Kerjaan kamu sudah selesai?" tanya pak Alfa begitu aku masuk.

"Tinggal beberapa pak," jawabku pelan.

"Aku harus ke Korea, karena ada beberapa pertemuan."

"Korea pak?" tanyaku dengan cukup cepat. Sungguh, aku adalah pecinta musim semi di Korea. Sebab melihat bermacam-macam bunga dan tanaman adalah termasuk dalam kategori hal yang begitu menyenangkan dan menarik bagiku.

"Iya," jawab pak Alfa.

"Berapa hari pak?" tanyaku.

"Sekitar satu pekan tapi sayang aku tidak bisa membawamu dalam keadaan seperti ini," kata pak Alfa membuatku bingung.

"Keadaan seperti ini? Maksudnya pak?" tanyaku bingung. Sudah satu bulan terakhir ini aku merasakan benar-benar profesional dalam bekerja aku sudah mulai terbiasa dengan pak Alfa dan mengatakan atau menanyakan banyak hal.

"Ya seperti ini, apa lagi?" kata pak Alfa santai dengan dua siku bertumpu di meja dan telapak tangan memangku dagunya.

"Jadi kalau keadaannya seperti itu bapak bakal mengajak saya?" tanyaku yang ikutan aneh karena kalimat yang tak bisa kupahami dari pak Alfa dan untuk pertama kalinya, mungkin hari ini harus kutandai sebab aku melihat bos datarku itu tiba-tiba tertawa meski kecil.

"Seperti itu yang bagaimana?" tanya pak Alfa sambil tersenyum hangat. Senyum yang sudah lama tak kulihat. Senyum ringan yang dulu menjadi hal yang begitu aku sukai dan sering kurindukan.

"Ya mungkin hal yang berlawanan dengan seperti ininya pak Alfa," jawabku asal mengucap.

"Lalu kamu ingin yang seperti ini atau seperti itu?" tanya pak Alfa dengan satu alis dinaikkan terlihat aneh menurutku karena meski aku sering berbincang dengan beliau kami tidak pernah berbincang hingga seakrab ini yang jauh dari perihal pekerjaan.

"Saya tidak tahu, karena jujur saya tidak bisa mengerti seperti ini dan itu."

"Sudah-sudah ini tidak akan ada habisnya, nanti akan ada seperti itu InsyaaAllah."

Setia Di Hati (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang