Untuk masa lalu yang tak pernah mau meninggalkan diriku, biarkan aku bertahan dan kamu, silakan berjalan sesuai dengan keinginan. Kemudian, yang paling penting adalah jangan memperlihatkan kesan.
---
Setelah kami berdua, aku dan bang Ziyad menyulut emosi pak Alfa yang entah karena apa hari ini terlihat bad mood. Akhirnya kami berdua diusir keluar dengan cara tidak terhormat. Aku yang sedang menyelami kebingungan hanya bisa menurut dalam diam sedangkan bang Ziyad yang tak bisa kuketahui maksudkan justru tertawa dengan puas, bahkan kala keluar ditanya oleh mbak Nur dia hanya menjawab dengan tawa renyah penuh dengan rona bahagia. Aku cukup lega dengan begitu bang Ziyad juga tidak akan terpengaruh dengan pernyataan pak Alfa tentang kakakku.
"Apa yang terjadi?" tanya Mbak Nur pelan.
"Aku juga tidak tahu, bang Ziyad kayaknya mulai gak beres." Aku menjawab dengan pelan juga lalu mengambil duduk dan menyalakan laptop.
"Emang apa yang terjadi?"
"Itu akan ada penundaan kedatangan produk," jawab ku sambil membuka map yang ada di meja.
"Oh, aku juga baru dapat kabar."
"Terus, sudah diinfokan?"
"Tenang sistem kerja kira cepat kok, jadi sudah ada pihak yang menghandle."
"Oh, pantas saja pak Alfa dan bang Ziyad santai saja."
"Kamu emang gak tahu?"
"Enggak." Aku menjawab dengan tenang.
"Oh, kamu masih baru jadi belum mengenal sistem kerja kita."
"Benar," jawabku dengan lesu.
---
Dalam kehidupan nyatanya tidak serta merta yang baik akan menjadi selalu baik akan tetapi ada kalanya hal baik tidak menghasilkan kebaikan. Begitu pula dalam menyukai seseorang, kita harus memiliki kebiasaan memilah dan tidak berlebihan.
Dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa kita dilarang membenci atau mencintai sesuatu secata berlebihan, karena kita tidak tahu apakah hal yang kita lalukan itu benar, sebab bisa jadi apa yang paling kamu sukai itu menjadi tidak baik bagimu. Dan berdasarkan hal itu, aku mulai menata diriku sejak tujuh tahun yang lalu. Aku membatasi akses setiap orang untuk mendekatiku, bisa dibilang aku tidak menyukai hal-hal baru.
Tapi dengan segala usaha-usaha yang telah kulakukan, masih ada setitik di sudut hatiku rasa hampa dan kosong. Mencoba ku isi akan tetapi tak pernah bisa kudapati hadirnya di dalamnya. Aku selalu mencari-cari dan berusaha akan tetapi hingga detik ini masih belum kutemukan. Tapi, detik selanjutnya bisa kurasakan rongga itu tiba-tiba terisi penuh dan mampu menarik sudut bibirku hingga membuatku menciptakan sebuah senyuman yang dulu begitu mudah kulakukan.
"Sheila," kataku dengan nada pelan kala melihat seorang perempuan dengan gamis abaya berwarna ungu muda dengan pelapis berwarna kuning dan hijab pashmina berwarna kuning.
"Maaf, kami sudah membuat janji dengan pak Alfa."
Aku menatap seorang perempuan memakai celana pensil berwarna hitam yang dipadukan dengan tunik berwarna merah muda dan hijab warna hitam.
"Baik, pak Alfa sudah menunggu. Mari saya antar," kataku dengan nada pelan lalu membimbing langkah mereka menuju ruang rapat yang berada di sebelah ruang pak Alfa.
Aku mengetuk pintu lalu membukanya, kulihat pak Alfa yang sibuk memilah beberapa gambar.
"Pak Alfa, tamu yang ditunggu sudah datang," kataku membuat pak Alfa menoleh.
"Suruh masuk," kata pak Alfa.
"Sudah tidak perlu formal," kata Sheila yang sudah masuk dan duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setia Di Hati (Selesai)
ChickLit#MantanSeries Bila orang bilang hal yang paling berpengaruh itu adalah perpisahan tanpa pesan, maka aku tidak menyetujuinya. Sebab, bagiku yang paling mempengaruhi bukan perpisahan tanpa pesan akan tetapi pertemuan kembali setelah perpisahan tanpa p...