Extreme Job

2.3K 264 11
                                    

"Aku juga ingin mendapatkan antrian....."

"Nanti!"

Bibir Saemi tertekuk ke bawah Danoh mencegah tubuhnya pergi untuk yang kesekian kali. "Kerja dulu sekarang! lihat Ahn Soochul, dia melakukannya dengan sangat baik"

"Apa ini masih belum baik ? Gantian coba... Gantian.. Tidak mau kan?! Dasar!"

Danoh terkikik geli "Aku juga melakukan banyak hal Saemi-yah! Ide ini dariku, yang mengarahkan, yang menjalankan sampai merangkap jadi asisten pribadimu seperti ini!"

Danoh menegakkan bahu Saemi yang terjatuh, sesekali menyibak helai rambutnya yang diurai angin bahkan mengipasi lehernya dan tak lupa mengelap keringat Saemi yang bercucuran menggunakan tisu, standby disamping Saemi, mengabdi sebagai asisten takut-takut Saemi lalai tugas dan pergi ikut mengantri dijalur Oh namju yang telah penuh oleh para pengagumnya.

Jeprett

Jeprett

Jeprett

Danoh tersenyum Saemi tak lagi menyahuti Ocehannya, dengan satu mata tertutup dan kamera polaroid yang berada tepat menutupi sebagian wajahnya Saemi memotret para siswa yang ingin berfoto ria dengan ke empat pentolan sekolah dengan bonus fanservice berupa pelukan dan jabat tangan yang dibandrol Danoh seharga 2.500 Won.

Danoh bangga idenya terealisasi dengan sempurna. Meski sang fotografer bodong mereka, Shin Saemi dan Ahn Soochul sesekali mengeluh karena antrian tak kunjung berkurang.

"Masih lama?" tanya Saemi lagi, tak perlu menjawab, telunjuk Danoh mengarah pada deretan antrian panjang yang membuat nafas Saemi lagi-lagi terhembus kasar.

"Sial" makinya.

Eun Danoh pergi setelah itu, bukan mengacuhkan Saemi tapi mengatur beberapa siswa yang baru saja datang tapi bandel ingin memotong antrian.

"Kami tidak melayani, siswa yang tidak tertib aturan!" tegas Danoh tak ingin diganggu gugat.

Hari ini adalah hari ulang tahun Sekolah yang ke-34, hari terakhir penggalangan dana sekaligus hari paling bersejarah bagi para siswa karena kegiatan belajar mengajar libur diganti dengan euforia berupa hiburan-hiburan menarik yang hanya ada sekali dalam setahun disekolah.

Berbagai lomba juga diadakan sehubung dari perayaan sekolah mereka yang bertambah tua dan maju. Beberapa ruas jalanan dihiasi balon, pita berwarna-warni dan spanduk gerakan-gerakan sosial yang diserukan sekolah sebagai bagian dari program kemanusiaan mereka. Dari gerakan anti narkoba, kekerasan dan pelecehan pada perempuan hingga berdonasi bagi orang-orang yang sedang membutuhkan.

"Juda-yah, kau baik-baik saja?"

"Aku baik-baik saja, kau sendiri?"

Danoh mengangguk, "aku juga baik-baik saja, tapi sepertinya mereka tidak baik-baik saja"

Danoh dan Juda menatap searah jarum jam. Tepat dimana ke empat pilar-pilar itu tengah sibuk melayani para siswa yang bahagia menyambut tangan mereka.

"Apa ini akan baik-baik saja?" tanya Juda lagi.

Kali ini Danoh ragu untuk menjawab, sekedar mengangguk atau menggeleng.

Lee Dohwa yang memang terbiasa bersikap manis pada juniornya tak masalah menyalami dan membagi peluknya dengan manis, begitu pula Ha roo yang patuh, tidak kesal ketika Danoh dengan kesabaran penuh berusaha membujuknya. Lalu Oh Namju, Danoh tidak tahu karena Juda yang mengurusnya. Antrian Namju benar-benar sangat panjang, Danoh memahami kecemasan diwajah Juda takut-takut membuat Namju tidak nyaman dan kelelahan. Tapi bagi Danoh yang mengamatinya, tidak ada yang aneh dari Namju. Namju justru terlihat nyaman sambil sesekali menatap Juda, berupaya sebaik mungkin melakukan perintah dari gadisnya meski sedikit fakta kejam menyatakan mereka diperbudak Danoh cs untuk menghasilkan uang sekaligus mengisi laporan yang akan diserahkan.

"Posesif" ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang