Psycho

1.7K 209 22
                                    

"Belum baikan dengan Saemi?" tanya Soochul.

Danoh menggeleng, entah sudah keberapa kalinya ia mendengar pertanyaan berulang itu.

"Dia bilang sesuatu padamu?" Danoh balik bertanya, Soochul yang sibuk mengedit video lewat laptopnya teralihkan.

Pria kecil itu terdiam sesaat, ada banyak keraguan terkait informasi yang sebenarnya ingin disampaikan pada Danoh.

"Tidak ada. Saemi juga menghindariku, dia mengusirku pergi setiap aku ingin bicara. Saemi memang sedikit aneh akhir-akhir ini" kata Ahn Soochul kemudian.

Menepis pikiran-pikiran aneh yang hanya membuat kepalanya pusing sendiri.

"Kalau Aera? Kalau Aera bagaimana? Kau tahu sesuatu? Kau kan yang paling sering bersamanya"

Ahn Soochul sepenuhnya berhenti dari aktivitas nya menatap laptop. Kedua tangan Soochul berdiri, menyatu diatas meja menumpu dagunya bersama lambungan senyum terindah yang bagi Danoh justru terlihat mengerikan.

"Dia sangat baik, sangat lucu" cicit Soochul menjelaskan, "Jangan bilang siapa-siapa tentang ini. Danoh-yah, sepertinya aku akan mengungkapkan perasaanku padanya akhir pekan nanti"

Danoh terkesiap, Danoh benar-benar dibuatnya bungkam, tidak tahu harus berekspresi seperti apa selain terkejut dan terheran-heran. Bukan jawaban seperti itu yang Danoh inginkan.

"Aigo... Ahn Soochul.. Kau memang sudah gila! Sadarkan dirimu" desis Danoh.

Soochul seketika menjatuhkan kedua tangannya. Menekuk bibir cemberut Danoh membenturkan fakta kejam kearahnya. "Kau benar. Aku pasti sudah gila, bagaimana mungkin gadis sepertinya tertarik padaku"

"Ya, Bukan seperti itu maksudku" Danoh cepat-cepat menggoyangkan kedua telapak tanganya merasa sedikit bersalah. "Kau sendiri yang bilang kau baik-baik saja walau cuma dekat denganya, kenapa tiba-tiba ingin mengungkapkan perasaanmu?"

"Memang benar. Tapi tetap saja aku juga ingin mencobanya"

Tatapan mata Ahn Soochul merenung kedepan dan Danoh mengangguk-angguk memaksa sepaham, memang rumit jikalau sudah berurusan dengan perasaan. Menolak atau menerima, biarlah Aera sendiri yang akan memutuskan bagaimana baiknya ia dalam menyikapi pengakuan cinta dari Ahn Soochul.

Sebenarnya juga tidak ada bukti lisan Aera mengatakan suka dengan tunangannya, semua masih berada dalam dugaan Danoh, meskipun dugaan itu sepertinya 99% adalah kebenaran.

"Jangan galau... Urus saja channel youtube mu itu" tukas Danoh menepuk pundak Soochul sebagai teman yang baik.

Danoh kemudian meminum susu strawberry didepannya santai, Ahn Soochul pun kembali sibuk mengurus konten channel youtube miliknya dengan kurang lebih 3ribu subscriber itu.

Hahahaha Soochul benar-benar menikmati kesibukan barunya meski sering kali teman-teman kelasnya mengejek akan hal itu.

"YA---YA---YAA...EUN DANOH!!!"

Danoh menoleh, bukan cuma Danoh, Ahn Soochul juga semua pengunjung kafetaria yang tak seberapa banyak hari ini ikut menoleh, menatap ketua kelas Danoh berlari kencang lalu mengerem tepat didepan Danoh tak peduli bahwasanya dirinya kini menjadi pusat perhatian.

"Ada apa? Pelan-pelan... Tarik nafas...Hembuskan.. Tarik---"

"Tidak... Lupakan itu, Kau harus tahu tentang ini.. Ini berita besar "ujar Sang ketua kelas yang menggeleng ketika diminta Danoh untuk lebih tenang.

"Kenapa? Ada apa?" Ahn Soochul excited, sang pemburu berita besar sekolahan itu memasang telinga dan melebarkan kedua mata bersiap mendengarkan. Pria kecil itu sangat antusias, menatap sang ketua kelas masih tersenggal-senggal sambil berusaha menjelaskan suasana yang terjadi.

"Posesif" ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang