Setelah hari-hari berlalu, Baek kyung mendapati Danoh sering terlihat duduk tertegun seorang diri.
Hal yang sangat membuat Baek kyung penasaran, Danoh belum mau memberitahu akar masalah yang membengkokkan hubungan Saemi denganya.
Walau sudah bersama lama, Baek kyung tetap saja kesulitan memahami Danoh yang selalu saja tersenyum seolah tak ada yang pernah terjadi.
"Kalian masih belum tahu penyebab ribut Danoh dan Saemi kemarin?" tanya Dohwa, seperti mendengar isi didalam kepala Baek kyung, menyilangkan kaki, menyadarkan punggung nya diatas sofa ruang klub Oh Namju yang tentram dan damai seperti biasanya.
Dohwa mengedarkan pandangan, baik Baek kyung, Namju hingga Ha roo tak memberikan reaksi, duduk tenang dengan pikirannya masing-masing membuat pria berlesung pipit manis itu menggaruk tengkuk salah tingah.
"Maaf, Sebenarnya aku juga tidak pernah tertarik untuk ikut campur pada masalah orang lain. Cuma, itu sangat disayangkan. Danoh dan Saemi seperti sepasang sepatu yang tiba-tiba berjalan diarah berlawanan, sangat aneh untuk dilihat"
"Kau benar" Ha roo akhirnya tertarik untuk membalas.
Dohwa tersenyum senang.
Perhatian teralihkan kala Namju melipat majalah dengan sampul aktor kenamaan yang sedari tadi dilihat dan ia pegang, menjatuhkannya dimeja. Namju tak bersuara, terdiam menimang apakah ia harus ikut bergabung pada pembicaraan atau acuh saja teringat pernah memberitahu Baek kyung untuk tak terlibat pada masalah para perempuan.
Detak jarum jam terus bergerak memangkas detik yang mengisi ruang sunyi diantara empat pria duduk saling menghadap satu sama lain pada sisi yang berbeda.
"Juda bilang padaku" terang Namju selesai membuat keputusan.
Namju memperhatikan Baek kyung, temannya itu terus menarik dan membuang nafasnya panjang, sangat melelahkan untuk didengar.
"Saemi merundung Juda saat Danoh dirawat dirumah sakit beberapa waktu lalu, bersama Aera"
Pelan wajah Baek kyung terangkat, menyatukan ke sepuluh jemarinya diatas lutut membalas tatapan mata Namju.
"Aera? Choi Aera?" tanya Dohwa ingin memastikan, Namju mengangguk sangat pelan. "Tapi kenapa? Kupikir Aera berbeda, dia tidak terlihat seperti siswa yang akan melakukan hal seperti itu, Kyung-ahh bagaimana menurutmu? Bukankah dia teman dekatmu"
"Kau pikir aku akan diam saja jika tahu! Aku juga tidak tahu" sungut Baek kyung semakin pusing.
"Cokelat yang terlihat sangat manispun bisa jadi pahit. Kau tidak bisa menyimpulkan kepribadian seseorang hanya dari memandang wajahnya" Ha roo dengan santai menimpali, diikuti Dohwa yang mengangguk-angguk menyetujui.
"Apa Danoh baik-baik saja?"
Namju dan Dohwa saling melirik selepas Ha roo menanyakan hal itu.
Itu adalah kali pertama bagi Ha roo menyebutkan nama Danoh setelah memilih menjadi orang yang pergi saat tahu nantinya hanya akan menjadi orang yang ditinggalkan.
"Dia selalu mencoba terlihat baik-baik saja didepan semua orang" jawab Baek kyung tenang, sama sekali tak terganggu seperti dugaan dua teman mendengarkan lainya.
Ha roo tak lagi menimpali, ada bermacam rasa bersalah dihati Ha roo kala memikirkan Danoh yang berusaha dengan keras untuk ia lupakan.
Tidak mudah karena Ha roo hampir setiap hari berjumpa denganya. Melihat beberapa masalah secara berurutan menimpa Danoh, Ha roo menyesal acuh saat Danoh beberapa kali mencoba menyapanya, padahal itu hanya sebuah sapaan kecil. Ha roo terlalu tegas pada tekadnya untuk lepas dari belenggu perasaan yang mencekik dirinya. Ha roo sangat merindukan Danoh, sejujurnya. Danoh yang dulu berlari kearahnya saat dalam kesulitan atau waktu paling bahagia dalam hidupnya. Danoh yang bersandar dan berbagi segala hal denganya. Sangat berharga, walau hanya sebatas teman saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Posesif" ✔
General Fiction★ Extraordinary you ♥ #1 Baekkyung #1 Lee Jaewook #1 KimHyeyoon [Complete] - 26 Maret 2020 -