Say it

1.5K 194 16
                                    

"Woah.. Aku tidak percaya bisa disini dalam situasi genting ini.. Aku tidak mau kembali... Tidakk... " Lengkingan suara Dohwa memecah hening angin sore ditepi pantai, kedua tanganya melebar membiarkan angin menampar wajah dan menerbangkan rambutnya.

"Ya, Lee Dohwa, airnya akan segera pasang, jangan gila!" dengan langkah kaki panjang Namju menyeret temannya itu sebelum sungguhan mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan diri dilautan yang dinginya bukan main.

Namju tahu Dohwa sedang frustasi. Bukan mengenai Juda, tidak, meskipun luka belum kering Dohwa sudah ikhlas. Sumber frustasi utama Lee Dohwa adalah tentang impiannya. Dohwa tahu tentang mimpinya dan yakin akan hal itu, Dohwa ingin sekolah diluar negeri dan mendalami minat besarnya tentang musik namun sang Ibunda ingin gelar Doctor tiga generasi keluarganya tidak putus.

"Hahahaha... Biarkan saja... Dia akan pergi sendiri kalau kakinya menyentuh air" saut Juda,

Gadis itu tertawa riang menatap Namju memukul gemas punggung Dohwa, Dohwa mengadu kesakitan kepada Ha roo yang sama sekali tidak peduli, pria tinggi itu bersandar pintu mobil setelah menahan Aera disisinya agar Baek kyung bisa berbicara dengan Danoh yang sedang kesal karena kencannya dengan Baek kyung gagal total.

Tidak ada yang menyuruh Ha roo untuk melakukannya, hanya saja melihat Aera terus perupayah berdiri ditengah Baek kyung dan Danoh sedikit mengusik hati kecilnya. Yah, naif sama bodoh memang bersaudara. Ha roo merasa sangat menyedihkan, namun mau bagaimana lagi, kemarahn Danoh pada Baek kyung juga karena dirinya dan teman-teman lainya yang tidak begitu peka dan justru bersuka cita telah mengagalkan upaya Danoh berbicara dari hati ke hati pada Baek kyung seperti yang miss Irene sarankan.

"Sampai kapan kau akan menahanku disini?" tanya Aera,

Ha roo terkekeh kecil oleh tanya itu, sama seperti di televisi, orang jahat itu sangat peka.

"Kau bahagia? Disisinya seperti orang bodoh seperti itu. Kau bahagia?" tanya Aera lagi, gadis itu menjulang tinggi memposisikan dirinya berdiri tepat didepan Ha roo sambil melipat kedua tanganya didepan perut.

"Kau sendiri? Apa kau tidak pernah mencoba membayangkan bagaimana Baek kyung akan bereaksi ketika kau bilang suka padanya? Berupayah seperti orang gila sekalipun, kesempatanmu hanya 0,01%. Singkatnya, mustahil" tegas Ha roo,

"Aku tidak peduli, dicintai atau apapun itu. Dari awal dia milikku, Danoh adalah orang yang merebutnya. Aku hanya sedang berupayah merebut kembali punyaku"

Bibir atas Haroo terangkat, mulutnya terbuka namun tidak ada kata yang dikatakan. Aera melenggang pergi, kembali menyusup diantara Baek kyung dan Danoh. Ha roo jelas memperhatikan, meski tidak bisa mendengar apa yang sedang mereka perbincangkan, tak lama Ha roo melihat Danoh melangkah pergi dengan ekspresi marah-marah mendekati bibir pantai, memilih bergabung dengan kisah lain dari Cinta segitiga Dohwa, Namju dan Juda.

"Airnya dingin ya?"

Ketiganya kompak mengangguk ditanya Danoh.

"Memang kalian sudah menyentuhnya?" tanya Danoh lagi, kali ini ketiganya menggeleng.

"Ya, apa yang sedang kau lakukan?" Namju menarik belakang coat Danoh yang riang mendekati air pantai "Sedang pasang, jangan gila!" ucap Namju sama seperti yang dikatakan pada Dohwa.

"Danoh-yah, Namju benar. Bahaya" Seru Juda menimpali, bahkan Dohwapun mengangguk setuju meski sebenarnya ia juga ingin berenang disana seperti yang dilakukan turis-turis asing dimusim panas.

"Aku hanya ingin menyentuhnya saja" Danoh melepas tangan Namju darinya. "Bagaimana kalian bisa tahu kalau airnya dingin tanpa menyentuhnya!!"

"Terserah kau saja..." ketus Namju kesal,

"Posesif" ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang