06. The Truth

396 57 7
                                    

"Yang Mulia, tetua tabib istana sudah datang." Lapor Hoseok kepada putra mahkota Jimin yang sibuk berkutat dengan buku-buku negaranya dan kemudian ia letakkan begitu saja.

"Suruh dia masuk." Perintah putra mahkota Jimin yang segera dilaksanakan Hoseok.

Tak butuh waktu yang lama tetua tabib istana memasuki ruang belajarnya lalu memberi hormat kepada putra mahkota Jimin.

"Ada hal apa Yang Mulia memanggil saya? Apakah Yang Mulia merasa tidak enak badan?" tanya tetua tabib istana.

"Ada hal penting yang ingin ku sampaikan kepadamu tuan Song." Ucap putra mahkota Jimin dengan nada yang serius.

"Saya sudah mendengar sedikit dari tuan Hoseok perihal calon tabib istana yang baru."

"Ya benar, lelaki yang bernama Hiseo itu sudah berbuat curang dan memasuki tempat berhargamu. Menurutmu hukuman apa yang pantas diterima oleh lelaki bernama Hiseo itu?" Jelas putra mahkota Jimin membuat tetua tabib istana sedikit membelalakan matanya.

"Balas Yang Mulia, calon tabib istana harus menjalankan peraturan yang sudah ditetapkan dan jika ada yang melakukan kecurangan maka ia tidak akan melanjutkan pelatihan." Balas tetua tabib istana dengan tenang.

Putra mahkota Jimin menganggukkan kepalanya, "tapi hukuman ringan seperti ini untuk lelaki tidak cukup."

Tetua tabib istana pun diam saja tidak berani untuk mengatakan hal apapun dan hanya menunggu bagaimana putra mahkota Jimin akan memberikan hukuman kepada calon tabib istananya itu.

"Hukuman untuk lelaki itu akan kupikirkan lalu bagaimana dengan pemilihan calon tabib istana yang baru tuan Song? Setelah salah satu dari mereka sudah berbuat kecurangan."

"Karena ada hal mendadak terjadi maka hamba akan mempercepat upacara pengangkatan tabib istana yang baru hari ini, Yang Mulia."

"Baguslah."

---

Hari-hari Jiyeon kini selalu berada di taman belakang istana dimana ia selalu berjumpa dengan lelaki yang bernama Jimin itu dan menemaninya untuk belajar beberapa tumbuhan yang hanya dapat ia jumpai di istana.

"Aku dengar tugas terakhir pelatihanmu membuat obat dari bunga dan racun dari tumbuhan bukan?" tanya putra mahkota Jimin yang tengah memperhatikan Jiyeon mengamati tumbuhan yang baru saja ia temui.

"Iya, aku sudah menyelesaikannya." Balas Jiyeon singkat dan putra mahkota Jimin mengangguk kepalanya pelan.

"Apa kau ada ke tempat dimana tetua tabib istana menyembunyikan tumbuhan berharganya?" tanya putra mahkota Jimin lagi dan kini Jiyeon beralih menatapnya dengan tatapan menyelidik seketika perasaan putra mahkota Jimin tidak enak.

"Kenapa kau menanyakan hal itu?"

Putra mahkota Jimin sedikit memundurkan badannya agar jarak kedekatan mereka sedikit longgar, "a-aku hanya ingin tahu saja."

Jiyeon yang masih menatapnya dengan tatapan menyelidik kini kembali melihat bukunya dan mencari tahu tumbuhan yang ada di hadapannya, "kau itu ... berkedudukan apa di istana ini?"

Apa aku ketahuan? Haruskah aku mengatakannya sekarang?

"A-aku itu hanyalah seorang pelajar yang akan menjadi Menteri di istana ini." Balas putra mahkota Jimin dengan nada menyakinkan dan Jiyeon menganggukkan kepalanya mengerti.

"Apa kau pernah bertemu dengan Raja?" tanya Jiyeon tanpa menoleh padanya lagi.

"Pe-pernah."

Jiyeon langsung menatapnya kembali, "orang seperti apa itu Raja?"

✔Moon, Star and Sun [ BangLyz ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang