Jiyeon menyelesaikan uji coba barunya membuat racikan obat untuk demam dan saat dirinya melihat matahari sudah menenggelamkan dirinya sehingga ia harus menuju ke kediaman putra mahkota Jimin untuk memeriksa kondisinya, dirinya menyiapkan sewadah air hangat yang akan ia gunakan untuk merendam kaki putra mahkota Jimin.
"Dengan begini tidak lama lagi dia akan bisa beraktivitas seperti biasanya." gumamnya dan seketika ia menabrak seseorang.
"Ah maafkan aku, apa kau baik-baik saja?"
Suara ringisan sakit terdengar membuat Jiyeon segera melihat gadis itu yang memegangi lengannya lalu memeriksanya.
"Apa yang kau lakukan?!" ucap gadis yang ia tabrak dengan nadanya yang kesal.
Jiyeon bernafas lega melihat lengannya hanya meninggalkan bekas merah tanpa ada luka, "untungnya bukan luka bakar, ayo ikut aku. Lenganmu harus kuobati, aku adalah tabib istana jadi tenanglah. Ini adalah permintaan maafku kepadamu." ucap Jiyeon saat ia bertatapan langsung dengan gadis itu ternyata adalah gadis yang berjumpa dengan Hoseok sebelumnya.
Jiyeon mengantar Mijoo kekamarnya untuk mengobati lengannya dengan salep lalu membalutnya dengan kain dengan teliti, tidak terlalu ketat sehingga ada udara untuk lengannya bernafas juga dan tidak terjadi infeksi kulit.
"Siapa namamu?" tanya gadis itu dan Jiyeon pun menatapnya setelah selesai mengikat kain pada lengannya.
"Jiyeon." balas Jiyeon dengan singkat.
Gadis itu mengulas senyum membuat Jiyeon berpikir sepertinya ia orang yang baik, "ayo berteman, namaku Mijoo."
Jiyeon terkejut mendengarkan hal itu, ini adalah pertama kalinya ada yang mengatakan hal seperti itu kepadanya sehingga membuatnya termenung. Mijoo pun menyadarkannya sehingga Jiyeon segera menganggukkan kepalanya membuat Mijoo semakin senang lalu pamit pergi setelah berterima kasih kepada Jiyeon yang sudah mengobatinya.
"Teman?" gumamnya untuk beberapa saat hingga kemudian ia baru teringat ia harus ke kediaman putra mahkota Jimin.
Dengan terburu-buru Jiyeon kembali menyiapkan air hangat yang baru dan menuju ke kediaman putra mahkota Jimin, sesampainya disana lelaki itu sudah duduk menunggu akan kehadirannya saat dirinya dipersilahkan masuk oleh Hoseok.
Jiyeon meletakkan wadah berisikan air hangat itu dibawah ranjang milik putra mahkota Jimin dan kini tatapannya beralih pada putra mahkota Jimin yang tengah membaca.
"Yang Mulia kemarilah untuk merendamkan kaki anda." ucap Jiyeon dengan sopannya membuat putra mahkota Jimin menurunkan buku yang sedang ia baca lalu menatap Jiyeon.
"Kenapa kau lama sekali?" ucap putra mahkota Jimin tidak senang dan enggan untuk mendengarkan Jiyeon.
"Saat kemari aku menabrak orang sehingga aku tidak ingin dia terluka jadi aku mengobatinya, itulah kenapa aku telat kemari Yang Mulia."
Putra mahkota Jimin kini mendekat kepada Jiyeon lalu mengangkat dagu Jiyeon membuatnya saling bertatapan dengannya, "lain kali jangan terlambat lagi, kau tidak ingin aku mati lama menunggumu bukan?"
Jiyeon menahan rasa kesalnya lalu menepis tangan putra mahkota Jimin dari dagunya, melihat perubahan ekspresi dari Jiyeon sudah putra mahkota Jimin baca dan segeralah ia menggunakan jurusnya dan menarik gadis itu duduk di sebelahnya.
"Sebagai hukuman kau harus menemaniku dan menungguku tidur baru kau diperbolehkan untuk kembali kediamanmu." ucap putra mahkota Jimin seenaknya dan merendamkan kakinya pada air hangat yang disiapkan Jiyeon.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Moon, Star and Sun [ BangLyz ]
Fiksi Penggemar[ Park Jimin × Kim Jiyeon ] Takdir yang ditentukan oleh sang Maha Kuasa tak akan mampu kita ubah dengan keinginan kita sendiri bahkan melarikan diri dari takdir tersebut, pada akhirnya kita akan kembali pada takdir kita yang telah ditentukan. Inilah...