12. Starting

326 45 9
                                    

"Argh!" ringisan itu membuatnya melihat seorang gadis, dia terluka.


Gadis yang berbalut pakaian putih yang kotor dan bernoda darah merah berdiri tak jauh dari pandangan matanya, ia mengenali gadis itu dan mencoba mendekatinya ... tapi gadis itu justru lari dengan sempoyongan hingga gadis itu tak terlihat lagi di hadapannya.


"JIYEON!" teriaknya tapi gadis itu sudah menghilang.

"Yang Mulia ...," panggilan itu membuatnya memutar balikkan badannya menatap gadis yang kini menggunakan pakaian tabibnya. "Kita tidak akan bisa bersama, jangan pernah menemuiku lagi."

"Jiyeon? Tidak, tidak Jiyeon ... jangan pergi! Jiyeon!"


Putra mahkota Jimin membuka matanya dengan nafasnya yang terengah-engah membuatnya mencoba menenangkan dirinya dan kembali membaringkan tubuhnya melihat langit-langit kamarnya, badannya bahkan terasa kaku entah sudah berapa lama ia tertidur.


"K-kau sudah bangun?" suara itu membuatnya menolehkan kepalanya kesamping dan mendapati Jiyeon yang diam mematung dengan sebuah wadah berisikan air dan kain kering pada tangannya.

"Jiyeon?" panggilnya dan segera ia mencoba bangun tapi segera ditahan oleh Jiyeon setelah menyimpan barang yang dibawanya ke meja.

"Jangan bangun dulu, tubuhmu masih lemah." ucap Jiyeon dengan nada penekanan tapi yang putra mahkota Jimin lihat justru raut wajah khawatir milik gadis berparas indah di hadapannya.


Menyadari akan tatapan putra mahkota Jimin segera Jiyeon memundurkan tubuhnya tapi ditahan oleh tangan lelaki itu membuat Jiyeon terdiam dengan jarak dekat seperti ini bahkan tatapan mereka saling bertemu satu sama lain.

Putra mahkota Jimin menatap lekat pada manik mata indah milik Jiyeon yang terpancarkan oleh sinar matahari, manik mata kecoklatan itu membuatnya mencari sesuatu seakan-akan didalam manik matanya itu terdapat harta yang berharga.


"Jiyeon ... apa kau gadis ya-"

"Nona Ji-" panggilan dari Kasim Kim saat dirinya memasuki kamar putra mahkota Jimin seketika matanya membelalak besar melihat putra mahkota Jimin yang kini sudah terbangun dari tidurnya. "Yang Mulia!"


Kasim Kim mengambil alih posisi Jiyeon seketika Jiyeon pun tersingkirkan, Kasim Kim menangis dan memeriksa kondisi putra mahkota Jimin melihat itu Jiyeon pun datang bernafas lega sekarang setelah melihat lelaki itu sudah terbangun tapi pertanyaan apa yang akan ditanyakan olehnya?


"Yang Mulia sudah siuman dan sebaiknya untuk tetap beristirahat agar tubuh Yang Mulia dapat bergerak dengan leluasa, saya akan undur diri kalau begitu." ucap Jiyeon membuat putra mahkota Jimin baru saja akan menahan kepergiaan gadis itu tapi Kasim Kim justru mengantarnya keluar membuat putra mahkota Jimin menggerutu kesal.


Tidak lama setelah mengantarkan Jiyeon dan saat Kasim Kim masuk lagi ke kamar putra mahkota Jimin seketika aura di sekitar putra mahkota Jimin terasa menyesakkan dan seakan ada monster yang akan menerkamnya, Kasim Kim mulai memundurkan langkah kakinya dengan pelan hingga suara panggilan dari putra mahkota Jimin menghentikannya.


"Kasim Kim ... kemarilah," perintah putra mahkota Jimin dan dengan terpaksa Kasim Kim pun mendekati putra mahkota Jimin. "Kasim Kim hatimu baik sekali ... beraninya menggangguku untuk berbicara dengan Jiyeon?!"

✔Moon, Star and Sun [ BangLyz ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang