Up lebih cepat, habis ini bakal sibuk soalnya hehe.
Selamat membaca~^^
Hoseok datang menjumpai Jiyeon dan membuka gembok besar pada kurungannya lepas membuat Jiyeon menatapnya dengan tatapan penuh arti, "a-apa aku bebas sekarang ... Hoseok?" tanyanya dan hanya dibalas anggukan pelan dari Hoseok.
"Kau berhasil mengungkapkan kenyataannya?" tanya Jiyeon dengan raut penasaran serta senangnya secara bersamaan pada Hoseok sedangkan Hoseok tetap saja diam membuat Jiyeon pun merasa aneh dengan Hoseok. "Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
Hoseok menggeleng pelan, "ti-tidak nona, tidak a-da."
Jiyeon mengerut keningnya bingung dan mencoba melangkah kakinya keluar dari kurungan bawah tanah ini dengan sekuat tenaga walau tetap dibantu oleh Hoseok hingga ia berjumpa dengan putra mahkota Jimin yang kini menampakkan dirinya berdiri di hadapan Jiyeon di bawah langit yang mendung tanpa cahaya cerah sama sekali.
Jiyeon menatap lelaki berjubah naga emas itu dengan tatapan berkaca-kaca bahkan kakinya seakan kembali berat dan tidak dapat digerakkan untuk berjalan kembali.
"Y-Yang Mulia." panggil Jiyeon dengan suara seraknya.
Putra mahkota Jimin melangkahkan kakinya mendekat pada Jiyeon sehingga Hoseok pun memundurkan dirinya, tangan putra mahkota Jimin tergerak mengelus wajah Jiyeon dengan lembut.
"Maafkan aku yang sudah membuatmu menderita seperti ini." ucap putra mahkota Jimin menatap sedih pada Jiyeon setelah semua kesalahpahaman terungkap jika Jiyeon bukanlah orang dibalik semua ini.
Jiyeon tersenyum tipis, "aku baik-baik saja, tapi ... bukti apa yang sudah terungkap sehingga aku dapat bebas dari kurungan itu?"
Putra mahkota Jimin pun terdiam membuat Jiyeon semakin heran dengan reaksi yang diberikan bahkan Hoseok pun sama, kesabaran Jiyeon pun sirna.
"Katakan padaku apa yang sudah terjadi? Apa terjadi sesuatu yang tidak kuketahui?" tanya Jiyeon dengan memaksa.
"Mijoo, dia mengorbankan dirinya untuk di hukum mati hari ini sehingga nona dapat terbebas dari kurungan bawah tanah ini." jelas Hoseok membuat Jiyeon tertegun.
"M-Mijoo?" ulangnya.
Putra mahkota Jimin memegangi kuat pundak Jiyeon, "dia sudah mengakui semua perbuatan jahat Ayah dan dirinya, dia yang sudah mencelakaimu membuatmu harus menderita di bawah sana."
Jiyeon tidak dapat mempercayai yang akan dihukum mati bukan Ayah Mijoo melainkan Mijoo sendiri, sesuatu yang gila pastilah sudah terjadi tanpa diketahui Jiyeon.
Terdengar suara pukulan gendang yang kuat menandakan hukuman mati akan segera dilaksanakan sehingga kaki Jiyeon tergerak berlari menuju sumber suara gendang itu walau sebenarnya tubuh Jiyeon masih lemah, ia tetap memaksakan dirinya.
"Jiyeon!" panggil putra mahkota Jimin mengejar Jiyeon yang diikuti oleh Hoseok juga.
"Aku harus menemui Mijoo." ucap Jiyeon menepis tangan putra mahkota Jimin yang mencoba untuk menahannya.
Putra mahkota Jimin berlari mendahului Jiyeon sehingga menghentikan Jiyeon, "sadarlah! Mijoo mengorbankan dirinya untukmu dan menebus segala dosanya yang sudah mencelakaimu."
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Moon, Star and Sun [ BangLyz ]
Fanfiction[ Park Jimin × Kim Jiyeon ] Takdir yang ditentukan oleh sang Maha Kuasa tak akan mampu kita ubah dengan keinginan kita sendiri bahkan melarikan diri dari takdir tersebut, pada akhirnya kita akan kembali pada takdir kita yang telah ditentukan. Inilah...