29. Confidence

267 47 8
                                    

Jiyeon memasuki kamarnya dengan perasaan campur aduk sehingga saat pintu kamarnya terbuka menampakkan kondisi ruangan yang berantakan, kaki Jiyeon tergerak mencari benda berharganya yang sudah ia sembunyikan dan kini sudah terbongkar. Benda itu hilang, gulungan titah 5 tahun yang lalu.

Jiyeon mengepalkan tangannya dengan kuat, "saat aku sudah mengetahui sebagian fakta tentang Ayahmu ternyata kau justru ingin menghilangkan bukti yang akan menuduh Ayahmu."

"Aku harus mengatakan pelaku dibalik semua ini pada Raja Park dan putra mahkota Jimin." gumamnya sehingga saat ia berlari keluar dari kamarnya tanpa sengaja menabrak seorang pelayan yang juga tampak terburu-buru sepertinya.

"Maafkan hamba nona." ucap pelayan tersebut dengan nada menyesal.

"Tidak apa, apa kau tahu dimana Yang Mulia putra mahkota?" tanya Jiyeon.

Pelayan itu mengangguk, "beliau pergi mengunjungi Ibu Suri, nona."

Jiyeon tanpa berbasa-basi segera lari menuju kediaman Ibu Suri walau ini merupakan pertama kalinya ia akan melangkahkan kakinya pada kediaman tersebut, ia mempunyai tujuan yang kuat dan tekad yang kuat.

Musuh ada dimana-mana, ia harus lebih berhati-hati mulai dari sekarang.

Jiyeon memelankan langkah kakinya dengan mengamati sekitaran kediaman Ibu Suri yang tampak begitu sepi tanpa pengawalan tapi hal itu tak diindahkan oleh Jiyeon saat Jiyeon memasuki kamar milik Ibu Suri setelah ia mengumumkan kehadirannya, seketika matanya terbelalak melihat Ibu Suri telah tergelatak terluka.

Jiyeon menghampiri Ibu Suri berusaha untuk memeriksa nadinya dan matanya menangkap sebuah pisau yang tergeletak tak jauh dari tubuh Ibu Suri tanpa berpikir panjang Jiyeon menyentuh pisau tersebut untuk memeriksa penggunaan pisau itu yang sudah melukai Ibu Suri.

Sebuah tangan menggenggami erat tangan Jiyeon membuat Jiyeon sadar kalau Ibu Suri masih bernafas, "bertahanlah Yang Mulia, aku akan segera menghentikan pendarahanmu."

Ibu Suri menggelengkan kepalanya pelan dan membisikkan sesuatu untuk Jiyeon sehingga Jiyeon mendekatkan daun telinganya pada mulut Ibu Suri yang berbicara dengan terputus-putus.

"J-Jiyeon?" suara itu sontak membuat Jiyeon menolehkan kepalanya mendapati putra mahkota Jimin yang berdiri di depan pintu melihat dirinya.

Jiyeon tertegun bahkan ia segera meletakkan kembali pisau itu, "i-ini tidak seperti yang kau pikirkan Yang Mulia."

Putra mahkota Jimin berjalan dengan langkah cepat mendekap tubuh Ibu Suri bahkan Jiyeon tersingkir begitu saja membuat Jiyeon yakin jika putra mahkota Jimin sudah salah paham.

"Yang Mulia ak-"

"Tangkap dia! Kurung dia dalam penjara!" perintah putra mahkota Jimin membuat Jiyeon terdiam seketika.

Jiyeon menahan emosinya, "bukan aku Yang Mulia! Kau salah paham! Aku tidak melukai Ibu Suri!"

"Hoseok! Cepat bawa dia pergi!" teriak putra mahkota Jimin sehingga Hoseok yang sedari tadi enggan bergerak walau putra mahkota Jimin sudah memberinya perintah untuk menangkap Jiyeon akhirnya membawa Jiyeon sesuai perintahnya.

Air mata Jiyeon mengalir bebas bahkan ia mencoba memberontak, "Yang Mulia, kau harus mempercayaiku! Yang Mulia! Bukan aku!"

Putra mahkota Jimin mengeratkan pelukannya pada Ibu Suri, air matanya bahkan mengalir jatuh pada wajah Ibu Suri membuat Ibu Suri membuka pelan matanya, "Jimin-ah ...."

Putra mahkota Jimin melihat wajah Ibu Suri yang tampak begitu pucat, "tabib! Panggilkan tabib cepat!"

Tangan Ibu Suri terulur membelai wajah putra mahkota Jimin, "sudah ... tidak ada- waktu lagi ...."

✔Moon, Star and Sun [ BangLyz ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang