"Cepat berjaga disini, orang itu sudah datang."
Jiyeon mendengarkan suara lagi entah sudah berapa lama ia duduk di sini sambil menggesekkan tali yang mengikat kuat pada tangannya pada tembok kasar dibelakangnya.
Siapa yang mereka maksud? Putra mahkota Jimin? batinnya dan semakin mempercepat gesekkan pada talinya tanpa perduli kulit tangannya juga ikut tergores dengan tembok.
.
Putra mahkota Jimin melangkahkan kakinya memasuki pekarangan rumah yang terawat ini sambil mengedarkan pandangannya mengamati setiap sisi rumah ini dan di satu titik matanya mencari-cari jebakan yang dimaksud Hoseok untuk mencelakainya.
"Keluarlah, aku tahu kalian sedang bersembunyi." tegas putra mahkota Jimin dan benar saja beberapa orang muncul di berbagai tempat dan mereka membawa senjata di tangan mereka. Putra mahkota Jimin pun tersenyum remeh, "apa hanya kalian yang akan membunuhku? Apa kalian yakin?"
Seketika saat putra mahkota Jimin menyelesaikan pertanyaannya dengan segera satu dari mereka mulai menyerang putra mahkota Jimin dengan segera putra mahkota Jimin pun melawan mereka bahkan menghindari pukulan mereka saat akan mengenainya.
Perlawanan diantara mereka begitu sengit hingga keributan ini terdengar sampai ruangan dimana Jiyeon berada.
"Dentingan pedang, mereka pasti sedang berkelahi sekarang. Aku harus cepat keluar dari sini dan menolongnya." gumam Jiyeon dan masih berusaha memutuskan tali tebal yang mengikat lengannya dan dengan sekuat tenaganya tali itu terputus dari lengan Jiyeon, segera Jiyeon melepaskan penutup matanya dan bangkit dari posisinya.
Jiyeon melihat lengannya yang terluka akibat gesekan dengan tembok batu itu membuatnya hanya bisa menghela nafas pelan, "aku harus segera menolongnya." Jiyeon mengambil tutupan matanya dan ia genggam dengan erat pada genggamannya hingga berjalan dengan mengendap-endap mendekati pintu dimana ia bisa melihat bayangan orang berdiri di depan pintu.
Jiyeon membuka pelan pintu itu dan segera menggunakan kain tutupan mata itu mengaitkan pada leher orang itu hingga dengan kuatnya Jiyeon menarik membuat orang itu ambruk, segera Jiyeon membuang tutupan kain itu. "Maafkan aku melakukan ini, kau hanya pingsan saja karena oksigen mu tertahan dan dalam waktu beberapa jam kau akan sadar kembali."
Jiyeon pun berlari kecil dan berhati-hati menuju sumber suara ribut itu, ia dapat melihat putra mahkota Jimin yang berusaha melawan dan juga menangkis pedang yang terhunus dengan cepat kearahnya. Hingga matanya melihat ke satu titik arah yang sedang mengacungkan arah panah kepada putra mahkota Jimin saat Jiyeon akan berteriak memanggilnya seketika mulut Jiyeon disekap membuat Jiyeon pun memberontak.
"Jiyeon! Tenanglah, ini aku Jisoo." sontak suara yang Jiyeon kenali membuatnya terlepas dari sekapan Jisoo dan menatapnya tidak percaya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jiyeon heran dan terkejut.
Jisoo meraih lengan Jiyeon, "ceritanya panjang, aku akan menceritakannya setelah kita terbebas dari tempat ini. Ikut aku, aku tahu jalan keluarnya."
Jiyeon yang baru saja akan ditarik oleh Jisoo mengikutinya seketika Jiyeon menahan langkah kakinya dan mengedarkan pandangannya pada posisi putra mahkota Jimin yang sedang dalam bahaya.
"Aku harus menyelamatkannya Jisoo!" tegas Jiyeon tapi Jisoo tidak memperdulikannya dan masih berusaha menarik Jiyeon mengikutinya. "Jisoo!"
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Moon, Star and Sun [ BangLyz ]
Fiksi Penggemar[ Park Jimin × Kim Jiyeon ] Takdir yang ditentukan oleh sang Maha Kuasa tak akan mampu kita ubah dengan keinginan kita sendiri bahkan melarikan diri dari takdir tersebut, pada akhirnya kita akan kembali pada takdir kita yang telah ditentukan. Inilah...