22. Found

265 45 5
                                    

"Jiyeon-ah ... jangan menyalahkan Ayah ... Ayah merasa bersalah kepadamu dan Junseo."

"Ayah, tidak ... aku tidak ingin kalian pergi meninggalkanku bersama Yun! Aku ingin mati bersama kalian!"

"Ayah! TIDAK!"

.

.

.

Jiyeon tersadar dalam mimpinya ia mencoba menetralkan pernafasannya setelah memasuki mimpi gelapnya yang sangat ingin ia lupakan sebenarnya tapi sesuatu aneh diraskaan oleh Jiyeon, walau dirinya sudah tersadar penglihatannya tetap gelap, ia tidak bisa membuka matanya bahkan tubuhnya tidak dapat bergerak bebas karena seperti ada sesuatu yang mengikat tubuhnya.

"Aku pasti dibawa oleh orang itu." gumamnya menyadari posisinya yang sudah dijadikan sandera waktu itu.

"Apa kau sudah mengikat gadis itu?" terdengar suara orang berbicara membuat Jiyeon mencoba untuk diam dan mendengarkan suara tersebut yang berasal dari luar ruangannya.

"Sudah Tuan, hamba mengikat tubuhnya dengan kuat dan juga hamba menutup matanya agar gadis itu tidak mengenali siapa yang melakukan hal ini padanya."

Jiyeon tertawa dalam hati, "walau aku tidak dapat melihat kalian tapi aku mengenal suara kalian."

"Baiklah, kerja bagus. Adanya gadis ini kita dapat memanfaatkan Yang Mulia bodoh itu dan kita dapat menjebaknya."

"Benar Tuan, segala perkara yang telah kita lakukan tidak akan dengan mudah terungkap hanya karena putra mahkota Jimin turun tangan langsung menyelesaikan masalah di desa Hyunmun ini."

"Aku masih di pedesaan Hyunmun ... berarti aku sedang disembunyikan oleh mereka guna menjalankan rencana mereka untuk menjebak Yang Mulia ... aku berharap semua akan baik-baik saja dengan adanya Hoseok yang bersamanya." gumam Jiyeon seketika terdengar bunyi pintu terbuka membuat Jiyeon was-was dengan siapapun yang mendatanginya. "Siapa kau! Apa kau orang yang menyerang Yang Mulia?"

Tidak ada jawaban dan hanya terdengar suara kekehan membuat Jiyeon memperkirakan sumber suara tersebut tidak dalam posisi yang jauh darinya, "jawab aku! Apa tujuanmu menangkapku dan menghancurkan pedesaan Hyunmun!"

"Lebih baik kau menurut nona daripada nyawa kecilmu itu melayang begitu saja tanpa melalui kehidupan bahagiamu bersama dengan Yang Mulia bodoh itu, hahaha ...." ucap suara tersebut dengan nada mengancam dan yang sudah Jiyeon pastikan adalah suara dari pemilik yang menyandera dirinya dan membawanya kemari.

Orang itu sudah keluar dengan langkah kaki yang semakin jauh dari ruangan dimana Jiyeon disembunyikan dan bahkan terdengar suara 'klik' yang agak keras saat orang itu menutup pintu tersebut membuat Jiyeon semakin yakin jika ia sebenarnya dikurung di dalam tempat ini.

"Aku harus bagaimana sekarang? Duduk dengan tubuh terikat lalu pandangan mataku gelap." keluhnya lalu menyandarkan tubuhnya pada tembok dingin dan pikirannya pun melayang. "Ayah, Ibu, Orabeonim ... Yun, aku merindukan kalian semua."

-

Putra mahkota Jimin memerintahkan Hoseok untuk mencari sekeliling pedesaan Hyunmun ini tempat yang memungkinkan markas tersembunyi yang tidak mereka ketahui, ia pun mendudukkan dirinya dengan perasaan yang berkecamuk memikirkan keadaan serta keberadaan Jiyeon.

Brak

Sebuah hentakan pintu membuat putra mahkota Jimin mengalihkan pandangannya kearah pintu yang terbuka dengan tidak sopannya disaat emosinya sedang tidak terkontrol dan berdirilah Jisoo di ambang pintu itu membuatnya bangkit berdiri dari tempat duduknya.

✔Moon, Star and Sun [ BangLyz ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang