Jiyeon yang sedang berbincang dengan Hoseok hingga seorang anak datang menghampiri mereka memotong pembicaraan mereka dengan raut wajah yang tidak dapat mereka prediksi.
"Ada apa denganmu Myun?" tanya Jiyeon yang sudah mengenalnya.
"Dimana Yang Mulia?" tanyanya tiba-tiba membuat Jiyeon dan Hoseok saling bertukar pandangan.
Jiyeon menunjuk kearah pintu di belakangnya, "Yang Mulia ada di dalam, apa kau ingin menemuinya?"
Wajah Myun semakin menegang membuat Jiyeon heran, "a-ada yang i-ingin me-" saat Jiyeon mencoba mendengarkan Myun seketika terdengar suara barang pecah dengan kuatnya dari dalam ruangan membuat Jiyeon, Myun dan Hoseok menoleh ke sumber suara tersebut.
Hoseok menangkap maksud Myun dengan sigap menerobos pintu tersebut dan menampakkan perlawanan antara putra mahkota Jimin dengan bawahan Pejabat Byun membuat Hoseok segera menolong dan melindungi putra mahkota Jimin, Jiyeon segera merangkul Myun mendekat padanya dengan melihat kejadian yang ada dihadapannya.
"Yang Mulia anda baik-baik saja?" tanya Hoseok khawatir.
Putra mahkota Jimin melambaikan tangannya mengartikan dirinya tidak apa-apa dan Hoseok beralih menatap lelaki yang berani untuk melukai putra mahkota Jimin, "beraninya!"
Lelaki itu tersenyum lalu melesat keluar menuju arah Jiyeon bersama Myun membuat Hoseok beserta putra mahkota Jimin terkejut, "lari dari sana Jiyeon!" sahut putra mahkota Jimin tapi telat sudah.
Lelaki itu mengganti sasarannya dan menyerang Jiyeon dengan pisau yang di pegangnya, lelaki itu menyandera Jiyeon membuat Hoseok dan putra mahkota Jimin berhati-hati dalam setiap gerakan mereka.
"Benar, sebaiknya kalian berhati-hati jika tidak ingin aku melukai wanita ini Yang Mulia." ancam lelaki itu membuat putra mahkota Jimin menatapnya berang.
"Y-Yang Mulia ...." panggil Jiyeon dengan gemetar dan pelan saat pisau semakin menempel pada lehernya membuat Jiyeon menutup erat kedua matanya.
Lelaki itu menggunakan Jiyeon sebagai sanderaannya dalam melarikan diri tapi tidak hanya itu Jiyeon pun ikut terbawa oleh lelaki itu membuat Hoseok dan putra mahkota Jimin kehilangan kesempatan untuk menyelamatkan Jiyeon.
"Bedebah!" umpat putra mahkota Jimin kesal dan terdengar isakan tangis dari Myun yang membuatnya menurunkan tubuhnya dengan menyesuaikan tinggi badan Myun. "Sudah jangan menangis."
"Ka-karena melindungiku ... no-nona Jiyeon tertangkap ...." ucap Myun sembari menangis tapi putra mahkota Jimin terus mengelus puncak kepalanya.
"Tenang. Aku akan menyelamatkannya," balas putra mahkota Jimin lembut. "Pulanglah Myun, hari sudah malam."
Myun, anak kecil tersebut pun mengangguk menurut dengan perintah putra mahkota Jimin lalu pergi menyisakan putra mahkota Jimin dan Hoseok berdua.
"Kita harus bagaimana sekarang Yang Mulia?" tanya Hoseok dan putra mahkota Jimin menggertakkan rahang giginya menahan emosi.
"Aku ingin tahu apa yang sebenarnya tersembunyi pada desa ini." ucap putra mahkota Jimin dan mengebakkan jubahnya dengan kasar lalu masuk kembali ke dalam ruangannya sehingga Hoseok pun menutup pintu dan berjaga di depannya.
Putra mahkota Jimin membaringkan tubuhnya setelah melepaskan jubahnya dan ia menggunakan kain seadanya untuk menekan perutnya yang terluka, bercak darah merahnya semakin banyak setelah mendapat tusukan dari bawahan Pejabat Byun saat ia sedang lengah.
"Aku akan menyelamatkanmu Jiyeon, tunggulah aku."
-
Jisoo tampak membaca buku yang ada pada genggamannya dan tangannya yang satu meraih cangkir yang berada di meja hingga tanpa sengaaja ia justru menyenggol cangkir tersebut jatuh kemudian pecah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔Moon, Star and Sun [ BangLyz ]
Fanfic[ Park Jimin × Kim Jiyeon ] Takdir yang ditentukan oleh sang Maha Kuasa tak akan mampu kita ubah dengan keinginan kita sendiri bahkan melarikan diri dari takdir tersebut, pada akhirnya kita akan kembali pada takdir kita yang telah ditentukan. Inilah...