part 2

1.5K 93 1
                                        

Bel istirahat pertama berbunyi. Semua siswa berhamburan keluar kelas, sebagian besar pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka.

"Hufffhh! otak gue!!" teriak Bella dengan mengacak-acak rambutnya.

Qinata yang berada di samping Bella, sama mengenaskannya.

Rambut yang sudah tak diikat, poni tipis nya yang sekarang sudah tidak berada ditempatnya serta jangan lupakan matanya yang menatap lurus tanpa berkedip dengan nafas tak beraturan.

"Gue benci fisika!" desisnya sambil menggertakan gigi.

Kelas XI IPA 2 baru saja mengadakan ulangan harian dadakan fisika. Salah satu kebencian Qinata. Bella?sama halnya dengan Qinata, otaknya sangat minim dalam hitung menghitung. Pertanyaanya mengapa mereka masuk IPA? simple saja keberuntungan ada pada mereka saat masa tes.

Tiba-tiba Bella menarik tangan Qinata

"Yuk ah! ke kantin, mata gue laper pengen liat cogan dari tadi merem melek mulu liat angka sama huruf, perut gue juga butuh asupan-asupan yang dapat mengenyangkan"

"Lebayyy!" sahut Qinata sambil menyentil kencang dahi Bella.

***

Suasana kantin saat ini sangat tegang.
Tepat di tengah-tengah kantin terdapat sosok gadis yang menatap Alfaro dengan muka merah menahan tangis serta tangan yang mencoba menggenggam tangan alfaro.

Dia adalah kimberly.

Gadis yang menjabat sebagai wakil ketua osis. Seorang gadis yang selalu mengeluarkan kata-kata tegas tapi sedikit pedas.

Suatu kejadian aneh jika saat ini ia menyatakan perasaanya kepada Alfaro ditempat umum seperti ini.

Sebagian penghuni kantin mendekat, menyaksikan suatu moment langka di depan mereka saat ini.

"Aku mohon Al kasih aku satu kesempatan buat bikin kamu balas perasaan aku," cicitnya yang masih dapat didengar oleh semua orang.

"Aku-kamu?"gumam Qinata sambil memutar bola mata jengah.

"Sorry, gue gak bisa!" tekan Alfaro sekali lagi.

Mendengar jawaban Alfaro membuat Kimberly menghembuskan nafas panjang, lalu pergi meninggalkan kantin dengan rasa malu yang ia bawa.

Alfaro berjalan menuju ketempat duduknya yang berada di sebrang Qinata.

Tepat saat disisi Qinata, Alfaro berhenti dan menatap Qinata yang masih santai dengan makanannya. saat Qinata menegakan kepalanya, Alfaro langsung duduk dikursinya diikuti kedua temannya.

"Subhanallah ketemu lagi sama neng belbel!" ucap putra disamping kanan Alfaro sambil memangku dagunya dengan kedua tangan. matanya berkedip lucu menatap Bella.

Sedangkan Bella yang duduk tak jauh dari meja Alfaro tepatnya didepan Qinata hanya bergidik ngeri.

astaga punya tetangga gini amat

"Untung temen," gumam Alan didepan Putra. Sedangkan Alfaro mendengus dengan tingkah Putra yang absurdnya stadium terakhir.

"Lama tak berjumpa dengan abang Putra, Bella makin hari kok makin bercahaya aja yah mukanya?" sapa Putra pada Bella.
Respon bella hanya menaikan sebelah alisnya.

"Eh eh mohon maaf neng Bella ternyata abang putra salah, itu bukan cahaya deh kayaknya" Sambil menyipitkan matanya berpura-pura memastikan wajah Bella dari jarak lumayan jauh.

"Minyak bakwan kah?" sambungnya sambil terkikik melihat ekspresi kesal Bella yang diikuti gelak tawa Alan.

"SIALAN!" sahut Bella dengan menatap putra berang.

"Nama gue!" Ekspresi Alan berubah datar saat Bella mengatakan umpatan itu.

"Eh?" Reflek Bella dengan wajah linglung.
Kemudian memalingkan wajahnya pada mie ayam didepannya lalu memakannya- menutupi rasa malu.

Putra tergelak sehingga mengundang perhatian banyak seisi kantin.

Sedangkan Qinata hanya membuang nafas kasar saat semua perhatian tertuju pada kedua meja mereka. Alfaro? Dia hanya menanggapi lelucon tadi dengan memutar bola matanya jengah.

"Satu lagi neng Bella, rambutnya hari ini sangat berkilau seperti bintang iklan sha-" Belum sempat meneruskan kalimatnya, Bella menarik nafas dengan rakus,"DIEM LO PUPUT!"potong bella dengan berteriak.

***

Jangan lupa vote and coment guys. Dan buat yang belum follow silahkan follow.
Terima kasih.

Ig: @inrst_

komitmen!(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang