part 23

606 46 0
                                        

Happy reading..

...

"Pelangi?" Bingung ketiga lelaki itu dan Bella.

Ana mengangguk cepat.

"Setau gw gak ada yang namanya pelangi di sekolah ini"Heran Alan.

"Ada!"Seru ana tegas.

"Dia seangkatan sama gw,tapi sedikit ragu sih kalo dia pelakunya"Lanjutnya.

Qinata menghela nafas pelan.

"Berapa kali gw bilang jangan nuduh orang sembarangan! batu banget sih"

"Ya terus di sekolah ini siapa lagi yang namanya pelangi?"tanya Bella lesu.

Semuanya mengerutkan dahinya dalam-dalam.Kecuali putra yang sibuk bermain game di ponselnya.mereka berfikir dengan keras,mencoba mengingat-ingat.beberapa menit suasana menjadi hening,hanya terdengar deru nafas masing-masing dan kicauan burung di atas pohon yang menjadi sandaran mereka.

Suasana belakang sekolah memang selalu tampak sepi. apalagi di jam yang terbilang masih pagi seperti ini.

"Gak ada kan?"Ana menaikkan sebelah alisnya.

Dengan kompak kelimanya menggelengkan kepala.

"Udah pasti pelangi yang gw maksud!"tegas Ana.

"Tapi lo ragu?"Pertanyaan Qinata seperti sebuah sindiran untuk ana.

"Kali ini gw yakin seratus persen!"Ana lagi-lagi mengeluarkan kata-kata bernada tegas,mencoba meyakinkan kelimanya.

"Sekarang gw tanya,tadi yang bikin lo ragu itu apa?"Tanya Bella penasaran.

"Pelangi orangnya pendiem,dia juga gak punya banyak temen setau gw"Jelas ana.

"Kenapa pada mikir keras-keras sih,waktunya kan tinggal beberapa jam lagi, semua bakalan dibongkar sendiri sama dia" Sahut Putra malas. kali ini ponselnya sudah ia masukkan kedalam saku celananya.ia sendiri geram dengan pemikiran teman-temannya yang terlalu jauh.

"Ya se-enggaknya kita tau lebih dulu pelakunya"terang Alfaro.mencoba bersabar dengan putra.

"Yaudah gini aja,sekarang kita simpulkan kalo pelakunya emang pelangi yang lo maksud an.sekarang kita pikirin strategi buat jagain Qinata dari hal-hal buruk yang bisa ajh ngancam nyawanya.oke!"Sontak,ucapan Alan di angguki semuanya.

"Makasih guys"ujar Qinata diiringi senyuman tulusnya.

"Iya sama-sama"Alfaro mengacak pelan rambut Qinata dengan senyuman manisnya.

"Cieee merah"Sorakan dari mereka terdengar,menggoda Qinata dan Alfaro yang sama-sama merona.

....

Qinata berdiri di pembatas Rooftop gedung sekolah.wajahnya terlihat santai menunggu seseorang yang selama satu bulan ini mengancam nyawanya.

kelima temannya telah berada di tempat persembunyian yang telah di tentukan,menjaga keselamatan Qinata tentunya.

Terdengar langkah kaki mendekat,sepertinya lebih dari satu orang.pikir Qinata.

"Sayang nyawa juga ternyata"Sontak,Qinata berbalik dan mendapati kedua gadis.

"Pelangi?"Qinata tersenyum sinis.

Kedua gadis itu terkejut,tetapi raut wajah mereka digantikan dengan tawa keras dan tepukan tangan.

"Woah,ternyata lo gak se bodoh yang gw kira hmm"gadis berlesung pipit itu tersenyum miring dan melangkah mendekati Qinata.

komitmen!(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang