part 20

624 45 0
                                        

happy reading..

.....

"ANA!" teriakan Qinata membuat ana mendengus kesal.

"Mana oleh-olehnya?! udah dua hari kemaren gw ke rumah lo, tapi lo so-so an kecapean" Kesal Qinata.

ia beralih mendudukan bokongnya di kursi rias ana.

"Emang cape!" sewot ana.

Ekspreai wajah ana seketika berganti menjadi serius.

"Soal teror itu..masih ada?"

Qinata menatap Ana dengan sedikit lesu

"Masih, dan lo tega ninggalin gw hampir sebulan! katanya cuma seminggu" Qinata berusaha untuk mengalihkan pembicaraan.

Ana duduk di ujung ranjangnya menghadap Qinata.

"tapi gak sampe bikin lo luka lagi kan?"

Qinata menghembuskan nafas panjang.
Ana selalu saja seperti ini saat sedang serius. pikirnya.

"Kali ketiga ini sih cuma yang pertama doang" jawabnya.

Ana menghembuskan nafas lega.

"tapi gw gak bakal tenang kalo pelakunya belum ketauan" ucap Qinata dengan lemah.

"gw bakalan bantuin lo" Ana tersenyum lebar.

"jadi, mana oleh-oleh gw?"

senyum Ana luntur seketika digantikan dengan wajah kesalnya.

"itu di belakang lo"

Mata Qinata berbinar menatap plastik putih.
dengan tergesa, ia membukanya.

"Demi apa?!" jeritnya.

Ana memutar bola matanya malas.

"Ini bener-bener mirip punya gw, makasih!" Qinata berhambur memeluk ana dengan erat.

"Se-sak b*go!"

Qinata melepas pelukannya dengan cengiran.

"Gw seneng banget!"

"Itu gw gak sengaja liat pas belanja oleh-oleh,sebagai ganti frame lo yang gw senggol tahun kemaren"

Qinata menatap Ana dengan terharu.

"Padalah gw gak minta diganti loh"

Ana melotot.

"Tapi lo diemin gw tiga hari ngebuktiin kalo lo minta ganti!" sewotnya.

"Ya maaf, itu kan frame foto gw waktu Tk. jadi wajar ajh kalo gw kesel" ucap Qinata tak kalah sewot.

"ya ya ya ya" jawab Ana asal.

"Gw balik yah, udah malem" Qinata beranjak.

"Nat besok gw nebeng ke sekolah!"

Qinata berbalik, menampilkan ekspresi bingungnya.

"Tumben"

"Sekarang pak leman udah berhenti kerja jadi gw gak ada yang anter jemput. motor gw sama bokap di kasih ke pak leman buat pulang kampung" jelas ana.

Qinata hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo nanti gw iket di ban sepeda"

"Ya lo kan punya motor!" teriak ana kesal.

Qinata meringis merasakan telinganya berdengung.

"Iya iya!"

.....

Cuaca pagi ini sedikit mendung, Kabut yang menutupi jalan, serta angin yang begitu dingin.

suasana jalan pun tampak sepi. mungkin sebagian orang memilih untuk berdiam diri di dalam rumah mencari kehangatan dengan segelas teh atau dengan kasur dan selimutnya.

motor Qinata memasuki area parkiran yang hanya ada beberapa motor yang terparkir disana.
padalah saat ini sudah pukul 07.05 wib, sepuluh menit lagi bel masuk berbunyi.

"Horor banget ta" Ana turun dari motor Qinata sambil mengeratkan sweater rajutnya, mata nya sibuk menjelajah kemana-mana.

"Sejak kapan lo jadi penakut?" tanya Qinata dengan senyum mengejek.

"Gw bukan takut! tapi sedikit khawatir kalo ada hal-hal yang tidak diinginkan" kilahnya.

"Kata lain khawatir ya takut!" tekannya diakhir kalimat.

Ana hanya berdecak.

"Yaudah ayo masuk" Qinata melenggang pergi memasuki gedung sekolah.

"Tungguin!" teriak Ana. kemudian lari menyusul Qinata yang sudah melangkah jauh di depan.

"Langkah  lo lebar banget sih!" gerutu ana disamping Qinata dengan nafas tak teratur.

"Lo mau kemana?"

Ana menampakkan cengiran tak berdosanya.

"Kelas lo dibawah, ngapain ngikutin gw sampe atas?"

"Khilaf"ucap Ana dengan menggaruk belakang lehernya yang tak gatal.

"Sana balik ke kandang!" Qinata berbalik dan berjalan menuju kelasnya.

Ana mencebikkan bibirnya.

"Kaki, lo kok bisa jalan nyampe sini sih?" tanya nya sendiri.

"Kaki berjalan karena sinyal dari otak" Seseorang di belakang Ana menyahut.

Mata Ana berbinar dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Hai kak Rion" sapanya.

Rion membalas sapaan Ana dengan senyum tipis.

"Kok bisa nyasar ke sini?"

"Jodoh gak kemana emang" Jawabnya tak jelas dengan mata masih menatap Rion.

Rion hanya bisa tertawa hambar.

"yon cepetan!" teriak seseorang di tangga menuju lantai kelas XII.

"Na mending lo balik ke kelas, Nanti digodain anak cowok kelas XI" Peringat rion lalu pergi menyusul temannya.

"Ciee diperhatiin" ucapnya sendiri dengan senyum-senyum.

....

"kapan lo berhenti?"

Gadis berlesung pipit tu mengangkat bahunya.

"mungkin sampe identitas gw kebongkar" jawabnya enteng.

"lo udah kelewat batas!"

"Udah sih Liatin ajh, ribet banget!" Gadis lolipop itu menyahut.

"Gw udah kasih petunjuk tentang nama gw, tapi emang dasarnya aja tu cewek bodoh banget!"

Gadis berambut ikal itu menghembuskan nafas berat.

"Perasaan bukan cuma dia doang yang nempelin abang lo"

Gadis berlesung pipit itu terlihat menahan emosi.

"Gw bilangin sekali lagi, Jangan sebut dia Abang gw oke?! Gw benci dengernya!" sentaknya.

"dan satu lagi, Gw liat dengan mata kepala gw sendiri kalo tu cewek yang paling sering nempelin dia! Bahkan kalian juga liat kan"Lanjutnya.

"Batu" desis Gadis berambut ikal itu.

                            ☆☆☆☆☆

Holla guys!!!!!!
Apa kabar???
Baekk pasti yah!! :)

maaf yah part ini cuma dikit doang:(
Ceritanya juga kayak sepotong-sepotong kan ya,
Lagi kacau banget imajinasi gw sekarang.

Next part gw usahain buat ngegas dah ngetiknya:)

gak bakalan bosen buat ngingetin kalian:
Vote
vote
Vote
and
vote

jangan lupa follow juga yah:)
kasih kritik dan saran kalian buat cerita gw di kolom komentar:)

bubayyyy:*

komitmen!(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang