Pagi ini Qinata sedikit kesiangan karena percakapan waktu sarapan tadi.
Ia berjalan setengah berlari setelah memarkirkan sepedanya. Saat melewati tangga, tepat saat Alfaro keluar dari toilet. Lelaki itu mengernyit lalu mengangkat bahunya dan berlalu pergi ke kelasnya yang terletak disebelah kiri kelas Qinata.
"Napa lo? Dateng-dateng rusuh amat" tanya Bella saat kedatangan Qinata dengan peluh membanjiri dahinya.
"Abis nge gembel yah?" tanya nya lagi saat melihat penampilan lumayan berantakan Qinata. Ucapan Bella dihadiahi gumpalan tisu bekas keringat Qinata. Sedangkan korban mengerucutkan bibirnya cemberut.
"Assalamualaikum" salam Pak Rendy saat membuka pintu kelas.
"Waalaikumsalam pak" seru semua murid.
"Oke anak-anak kita langsung mulai saja kegiatan belajarnya. Kemarin kan kalian sudah mencatat materi tentang alat musik, jadi hari ini kita akan mengadakan praktek nya. Eumm... Nata aja deh. Nata tolong ambilkan gitar diruang musik nak," ucap pak rendy.
Qinata membuang nafasnya pelan.
"Baik pak," jawabnya.
Dengan wajah ditekuk, Qinata terus berjalan menuju ruang musik yang berada dilantai satu dekat ruang guru.
Tiba-tiba tangan Qinata ditarik oleh seseorang masuk kedalam ruang musik, menempelkan punggungnya dibelakang pintu serta tangannya yang menutupi mulut Qinata. Setelah melihat Qinata sudah tidak berontak, ia melepaskannya. Alfaro lah pelakunya.
"Apa apaan sih lo! maen tarik-tarik anak orang aja. mana tangan lo asin lagi," sarkas Qinata.
"Abis boker" jawab Alfaro santai.
Reflek tangan Qinata langsung mengusap-usap kasar bibirnya. Tetapi ditahan oleh alfaro.
"Bercanda" kekeh Alfaro.
Ehh?
sebentar!
sejak kapan lelaki itu bisa tertawa?
"Gak lucu! cepetan lo mau apa sebenernya sih?!" tanya Qinata Kesal.
"Liat ini doang" jawab Alfaro sambil menunjuk wajah merah padam Qinata yang sempat menahan emosi.
Rahang Qinata jatuh, hilang sudah muka kemerahan karna emosinya. Ia melongo mendengar jawaban Alfaro.
"Sinting!" Kata itu yang dapat keluar dari mulut Qinata.
Kemudian Qinata mengambil Gitar yang menjadi tujuannya kesini. Saat akan membuka pintu, Alfaro menahannya.
"Qinata lutfiya?" tanya Alfaro. Qinata reflek mengangguk.
"Alfaro" Ia memperkenalkan diri.
"udah tau! siapa sih yang gak kenal lo?" sewot Qinata.
Alfaro hanya menganggukan kepalanya pertanda mengerti.
"Istirahat tunggu dikelas!" perintahnya tegas tapi tak urung senyum dibibirnya ikut terbit. dengan tangan yang mengacak poni Qinata dan meninggalkannya mematung di depan pintu dengan mulut sedikit terbuka.
***
"Nat lo kok bengong mulu sih pas balik dari ruang musik? Sawan nih gue woyy!"
Bella sedari tadi tak pernah diam menanyakan keadaan Qinata yang banyak melamun."Berisik!" desis Qinata.
"NAT! WOYY! NAT! NATA HEYY!"teriak Bella saat Qinata kembali diam.
"Ta?" Qinata tersadar dan menoleh kearah asal suara seseorang yang telah mengganggu pikirannya. Dia Alfaro.
"Idihh giliran si Al yang manggil langsung aja kicep ehh pas gw teriak-teriak gak ada tuh tanda-tanda jantung lo detak sekalipun!" Ucap Bella dramatis.
"Ta?" Panggil Alfaro sekali lagi.
"Ehh iya apaan?" jawab Qinata sedikit linglung.
"Kantin" ucap Alfaro.
"Kantin kenapa?"
"Ada yang ngangkat!" jawab Bellla asal.
Tanpa menjawab pertanyaan Qinata, Alfaro menarik tangan Qinata. Gadis itu masih terlihat kebingungan. Diikuti Bella dibelakangnya dengan memandang curiga kedua manusia didepannya.
Bella berhenti berjalan membiarkan Qinata dan Alfaro menjauh. Sambil meletakkan jari telunjuknya didagu seolah-olah dia sedang berfikir keras. Sampai tak sadar bahwa Alan sedang bergidik ngeri melihatnya dari jauh.
Lelaki itu berjalan mendekati Bella.
"Dasar cewek gila!" ucapnya disamping Bella.
"Siapa yah?!" sinis Bella. Tanpa melihat kesamping kemudian pergi menyusul Qinata dan Alfaro dengan berjalan santai. Meninggalkan Alan yang diam terpaku.

KAMU SEDANG MEMBACA
komitmen!(COMPLETED)
Novela Juvenil"Terus kalo lo juga bosen sama gue, lo bakal minta putus?!" Alfaro mengangkat wajahnya lalu menggeleng cepat. "Enggak lah! gue bakalan minta nikah, bukan putus" tegas Alfaro. Qinata merasakan panas di pipinya. masa gini doang udah merah, ambyar bang...