Happy reading...
*
"Al kamar lo sebelah sana!"
"Gw mau ke kamar mama"
Putra merutuki dirinya sendiri karena alasan yang ia berikan tadi.
"Mama" Alfaro mengetuk pintu kamar tetapi tak ada sahutan dari dalam.
langkah keduanya memasuki kamar mama Alfaro. sepi dan sunyi- tidak ada siapapun.
"Dikamar lo kali"
Alfaro berpikir sejenak.
lalu melangkah keluar berjalan ke arah kamarnya."Tinggalin ajh terus" gerutu putra.
ia menyusul Alfaro yang ternyata melewati kamarnya sendiri."Heh! kamar lo lewat!" teriak putra nyaring. menggema diseluruh penjuru rumah Alfaro.
Kamar Kanaya yang Alfaro tuju.
putra hanya menunggu di depan pintu kamar Alfaro dengan kesal. tak berselang lama Alfaro keluar dari kamar sang adik."Gak ada kan? pasti disini" ujar putra mantap.
punggungnya tersandar di pintu dengan kedua tangan yang terlipat di dada."Awas!" Alfaro menyingkirkan putra lalu membuka pintunya.
"Seorang Alfaro ternyata suka main gelap-gelapan" takjub putra melihat kamar Alfaro yang gelap tanpa cahaya sedikitpun.
"Nyalain lampunya"
"Mana saklarnya?"
"Samping lo"
"Samping gw pintu bukan saklar!"
Alfaro yang sudah selesai membuka kemeja sekolahnya menyisakan kaos hitam lengan pendek, dengan kesal menghampiri putra yang masih berdiri di dekat pintu.
ia menunjukkan saklar di samping kanan putra, tepatnya di dinding bukan pintu oke!
lalu menekan saklarnya.Lampu menyala.
"HAPPY SWEET SEVENTEEN!!!" sorakan terdengar saat lampu menyala.
"ASTAGHFIRALLAH!!" tidak! itu bukan Alfaro! melainkan Putra yang saat ini sedang memegang dadanya dramatis.
Alfaro mengerutkan dahi sesaat kemudian terkekeh pelan saat mengingat bahwa hari ini tepat hari ulang tahunnya yang ke tujuh belas.
"Puput! bukan lo yang ulang tahun! kenapa lo yang kaget!" teriak Bella kesal.
Putra menatap Bella sengit.
"Kaget manusiawi bego!""UDAH!!" teriak Anna. ia juga menjadi kesal melihat pertengkaran tak bermutu mereka berdua.
Mama, Papa, serta Kanaya menghampiri Alfaro yang menatap tulus semua orang disana.
"Selamat ulang tahun bang" ucap mamanya dengan memeluk Alfaro.
Alfaro membalas pelukan hangat sang mama.
"Makasih udah jadi Mama yang terbaik buat abang"Pelukan bergantian dengan Papanya.
"Jadi laki-laki yang bertanggung jawab dan berani menghadapi semua masalah""Abang gak tau harus ngomong apa buat ngungkapin semua rasa terima kasih karena didikan Papa abang udah sebesar ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
komitmen!(COMPLETED)
Novela Juvenil"Terus kalo lo juga bosen sama gue, lo bakal minta putus?!" Alfaro mengangkat wajahnya lalu menggeleng cepat. "Enggak lah! gue bakalan minta nikah, bukan putus" tegas Alfaro. Qinata merasakan panas di pipinya. masa gini doang udah merah, ambyar bang...