part 3

1.2K 83 5
                                        

Langit malam yang dihiasi bintang-bintang tampak mendampingi bulan yang sinarnya setengah meredup.

Udara dingin menembus kulit putih pucat milik sosok lelaki yang sedang duduk dibalkon kamarnya, duduk bersila dengan gitar dipangkuannya. Jari-jari lentik memetik senar gitar dengan tempo yang sangat lambat menghasilkan nada yang sangat lembut.

Tetapi pikirannya tertuju pada gadis dikantin tadi. Bukan! bukan Kimberly yang menyatakan cinta kepadanya, tetapi gadis yang duduk dipojok kantin itu bersama dengan tetangganya putra- Bella.

"Oh shit!" umpatnya tak sadar.
Setelahnya, sudut bibir merah muda yang tak pernah dijamah nikotin itu tertarik keatas membentuk senyum miring.

"Dorrrrr!" teriak gadis dibelakang alfaro sambil memegang pundaknya.

1

2

3

"Kaget masa!" sinis Alfaro.

"Nay rasa abang emang bener gak punya jantung deh," Gadis itu mengerucutkan bibirnya kesal. Tetapi tak urung tangan kanannya menyerahkan secangkir coklat panas untuk sang kakak.

Kanaya adhitama, kerap disapa Naya. Anak kedua dan bungsu dari keluarga Adhitama, adik perempuan Alfaro.
Usianya 3 tahun lebih muda dari sang kakak.

Respon Alfaro hanya menaikan kedua bahunya pertanda ia tak peduli. Dan meniup-niup coklat panas yang diberikan sang adik.

"Abang ngapain sih diluar jam segini? sambil ngelamun lagi," ucap kanaya.

"Mikirin cewek pasti!" sambungnya.

"Uhuk uhuk uhuk"

Tepat saat Alfaro meminum coklat panasnya. Ia terbatuk karena dugaan sang adik tepat sasaran.

"Tuh kan nay bener!" serunya kencang.

"Nih ya bang nay kasih tau cewek tuh kalo suka sama cowok gak pernah mau nunjukin perasaan sebenarnya lohh karena apa? Gengsi! Kita juga malu kalo dikatain cewek agresif!" nasihat sang adik.

"Karna pada dasarnya kodrat cewek tuh dikejar bukan mengejar! kan lumayan kalo sendalnya copot ada yang mungutin dibelakang," sambungnya dengan terkekeh pelan.

receh!

"Tau apa kamu soal cinta? Belajar yang bener, banggain mama, papa sama abang baru tuh kamu mikirin cinta," ucap Alfaro lembut.

Tapi perkataan dan nasihat sang adik memang berpengaruh besar dalam dirinya.

"Oke kita mulai besok!" tegasnya dalam hati

*

Pukul 06.25 tepatnya dirumah berlantai dua dengan ukuran tak terlalu besar tetapi terkesan sederhana itu sedang menjalani ritual sarapan pagi dimeja makan. Rumah Orang tua Qinata.

"Ta gimana sekolah kamu?" tanya sang bunda.

"Ba--"

"Buruk bun,"potong sang kakak yang duduk di sebrangnya, sambil mengoleskan selai cokelat pada roti kemudian memakannya dengan santai.

"Baik dan biasa aja bun," ucap Qinata.
Matanya tak berhenti memelototi sang kakak.

"Halah biasa aja!"sewot bang Tio,"Udah punya cowok dia bun pasti" tambahnya.

"Kompor banget sih ni orang!" desis Qinata dalam hati.

"Bener itu ta?" tanya bunda dengan pandangan menyelidik.

Nah kan bunda percaya! abang gue mulutnya kek lambe turah bgt

"Enggak bun! beneran! suer dah! nata gak punya pacar! kalo pun punya nata bakalan kasih tau bunda kok," Dengan nada penuh keyakinan.

"Padahal sih kalo beneran punya bunda gak bakal marah asalkan cowoknya bisa jagain kamu aja," ucap bundanya santai.

Laahhh?! .....

Bang Tio melongo

Dan Qinata Tersenyum mengejek kepada sang kakak.

"Gotchaa!! gue menang bang" tertawa jahat dalam hati

"Nata pamit bun," ucap Qinata sembari mencium tangan dan pipi sang bunda.

"Princess pamit dulu" Beralih mencium tangan sang abang tak lupa memamerkan senyum mengejeknya.

"Assalamualaikum" salamnya. melenggang pergi meninggalkan rumah.

Saat akan mengayuh sepedanya tiba-tiba ada yang berteriak memanggilnya diatas.
Qinata berhenti, bulu kuduknya meremang kemudian bersiap mengayuh sepedanya lagi sambil bergidik.

"Nataaa!!" teriak suara itu sekali lagi.

Qinata memberanikan diri untuk melihat ke atas.

"Woyyyy nataaa elaahhh drama banget sih lo!" teriaknya lagi saat Qinata melihat ke atas.

Oke Qinata lupa jika disebrang rumahnya terdapat rumah yg berpenghuni. Salah satunya gadis diatas itu. Suaranya yang begitu memekakan menembus gendang telinga.

"Apaan sih na?!" ucap Qinata sambil mengusap-usap telinganya yg berdengung.

"Pulang sekolah nanti kita ke cafe bunda yah! Gabut gue," balas Anna.

"Iyaa tapi pulang dulu yah ganti baju."

"Boleh deh adikku,"Anna terkekeh.

emilik suara merdu itu adalah kakak sepupunya Qinata-Anna.usia anak itu lebih muda satu tahun dari Qinata.Adik kelasnya di AHS.

"Yaudah bye jangan siang-siang lo berangkat sekolahnya"peringatnya.

komitmen!(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang