Happy reading...
"lemes amat bang" sapaan Alan tak dihiraukan oleh Alfaro. ia segera duduk dan meletakkan kepalanya didalam lipatan tangan dimeja.
"Udah kayak ditinggal nikah sama pacar" celetuk putra asal.
Alan mendengus geli.
"mana ada si nanat nikah! paling mentok- mentok ya tunangan!" putra tertawa keras mendengarnya.
tawa putra terhenti saat mendapatkan tatapan dingin dari Alfaro yang sekarang telah menegakkan kepalanya.
"kalian tau sesuatu?" keduanya hanya terdiam tanpa berniat menjawab.
"Gw tanya sekali lagi, kalian tau sesuatu?!" Geram Alfaro melihat keterdiaman keduanya.
"jawabannya ada di tangan si nata" gumam Alan.
Alfaro mengusap wajahnya frustasi. ia mengambil tas nya dan berlalu dari kelas- yang ia butuhkan saat ini hanya ketenangan untuk hati dan pikirannya.
saat melewati kelas Qinata, Alfaro tak sengaja melihat Qinata dan Bella yang sedang mengobrol melalui jendela kelas itu. fokusnya teralihkan saat kedatangan Roni yang duduk samping Qinata dengan menyodorkan kotak sedang yang tak Alfaro ketahui apa isinya. wajah Qinata terlihat bahagia dengan senyum lebar dan mata berbinar menatap kotak itu.
tak ingin berlama- lama melihat sesuatu yang membuat dadanya sesak, Alfaro melanjutkan langkahnya dengan senyuman penuh kemirisan.
mengapa hubungannya jadi sekacau ini?
Apa yang menyebabkan Qinata menjadi tertutup kepadanya?
Bahkan sahabatnya pun kompak merahasiakan.
Qinata dan Roni? hal apa yang terjadi pada mereka?Roni baru saja menjadi murid baru satu minggu yang lalu. Apa mungkin mereka - Qinata dan Roni pernah memiliki hubungan atau sudah saling mengenal sebelumnya?
Alfaro meralat kata mereka dipikirannya tadi.
.oOo.
"Kemana?" Mengerti dengan arah pembicaraan Qinata Alan mengangkat bahunya tanda tidak mengetahui keberadaan orang yang Qinata maksud. Alfaro
terdengar hembusan nafas panjang dari mulut Qinata- ia menangkup wajahnya dengan kedua tangannya rasa bersalah terus memenuhi hatinya. usapan dipundaknya membuat ia menegakkan kepalanya- Bella tersenyum lembut saat Qinata menatapnya.
"Sebentar lagi berakhir" ucapan dengan nada penuh yakin itu membuat Qinata membalas senyum Bella dengan tulus.
"aduh nat segitu cintanya lo sama dia?" Qinata hanya mengangkat bahunya menjawab pertanyaan putra.
"berisik lo!"ketus Alan- ia menggeser duduknya mendekati Bella.
Bella yang sedari tadi tangan kanannya sibuk mengusap pundak Qinata dengan tak sadar mencubit lengan Qinata kuat.
"Awww! tenaga lo kenceng banget" Qinata meringis sakit memegangi lengannya yang sedikit membiru."Sorry ta gw refleks" Ringis Bella dengan cengengesan.
"refleks?" Qinata menatap Bella tak percaya.
Bola mata Bella terus bergerak kearah sampingnya.Qinata mendengus geli melihatnya
rupanya gadis disampingnya ini sedikit gugup kelihatannya. ada apa gerangan?"woyy kampret ngapain lo nempel-nempel sama bellbell gw?!" Putra menatap horor Alan yang dengan santainya menyandarkan kepalanya di bahu Bella.
KAMU SEDANG MEMBACA
komitmen!(COMPLETED)
Novela Juvenil"Terus kalo lo juga bosen sama gue, lo bakal minta putus?!" Alfaro mengangkat wajahnya lalu menggeleng cepat. "Enggak lah! gue bakalan minta nikah, bukan putus" tegas Alfaro. Qinata merasakan panas di pipinya. masa gini doang udah merah, ambyar bang...