happy reading:*
suara telepon berbunyi mengganggu aktivitas Bella yang sedang merafalkan angka-angka dengan jari-jari yang terbuka dan tertutup.
tangannya dengan malas mengambil dan menekan ikon hijau yang tertera pada layar ponselnya.
"apa hmm?" tanya bella dengan nada malas.
"gue mau ngajak cuci mata nih" ujar seseorang disebrang telepon.
mata Bella berbinar. sepersekian detik ia cemberut menatap buku di depannya.
"mau sih tapi PR math masih belum beres"
"yaudah gue gak mau maksa orang yang lagi bahagia" diiringi dengan kekehan.
"Nata sarap! gue lagi tersiksa ini"
"lagian 3 hari yang lalu kemana aja? sampe PR belum beres? lo tuh selalu menyepelekkan tau gak, giliran udah hari H misuh-misuh deh"
Bella makin cemberut mendengar ceramahan Qinata.
"mau dikerjain kemaren-kemaren atau sekarang sama ajh otak gu gak bakalan nyampe buat jawab ni soal"
"nasib otak minim sih"
Qinata sialan.
kalo ngomong gak intropeksi dulu!
umpatnya dalam hati."yaudah deh selamat mengerjakan! turut berbahagia untuk penderitaanmu".
disusul dengan tawa keras dari Qinata.saat bella ingin menyumpah serapahi Qinata, sambungan telepon terputus.
Ditelan semua umpatannya.
matanya kembali menatap buku didepan.
ingin rasanya Bella menangis meraung-raung melihat semua rumus serta angka yang tersusun manis dengan tanda tanya diakhir kata itu.
☆☆☆☆☆
ditempat lain,kediaman Qinata.
Qinata terkikik sambil menaruh ponselnya disaku celana. Melihat itu Ana bergidik ngeri.
"temen lo jadi ikut gak?" tanya ana.
"lagi ngerjain tugas dia" jawab Qinata.
"ikut kagak?!" Ana dibuat gemas oleh jawaban Qinata.
"kok sewot sih?!" protes Qinata.
"temen lo Ikut kagak?!" sumpah Ana benar-benar sabar.
Qinata menggeleng dengan wajah polos nya.
ana hanya mengelus dada melihat respon dari Qinata.
oon lo kapan ilang!
***
udara malam hari memang beda dinginnya. Seakan menusuk kulit, daging, bahkan tulang. Sedikit terkalahkan oleh secangkir milk tea yang ada digenggaman Qinata dan Ana.
mata mereka sibuk menikmati pemandangan hamparan lampu-lampu kendaraan dibawah sana.
kota bandung memang terkenal akan kepadatannya tetapi diatas sini udara bersih masih bisa mereka hirup sebanyak-banyaknya.
saat ini mereka sedang berada di rofftop gedung yang sudah tua tetapi tetap kokoh berdiri. 5 tahun yang lalu telah dikosongkan karena isu nya pernah ada kejadian bunuh diri berulang kali tepatnya di rofftop ini.
karena isu-isu itu para karyawan disini memilih untuk resign. ditambah dengan beberapa karyawan yang sering kesurupan membuat mereka semakin resah, akhirnya memutuskan untuk dikosongkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
komitmen!(COMPLETED)
Teen Fiction"Terus kalo lo juga bosen sama gue, lo bakal minta putus?!" Alfaro mengangkat wajahnya lalu menggeleng cepat. "Enggak lah! gue bakalan minta nikah, bukan putus" tegas Alfaro. Qinata merasakan panas di pipinya. masa gini doang udah merah, ambyar bang...