part 24

582 38 0
                                    

Happy reading..

....

"Tempatnya horor banget sih"

"Lebay ah!"Ana mendengus kasar menanggapi cicitan Bella.

Malam ini,pukul setengah delapan malam--Mereka ber-enam memutuskan untuk menghilangkan semua beban pikiran yang menghantui sebulan ini,tentang teror Qinata.

Semuanya sudah terungkap.gadis yang bernama pelangi adalah pelaku dari semua kejadian itu.
dan yang paling mencengangkan adalah,alasan pelangi melakukan itu karena ia mengalami brother complex.

dan sangat menyayangkan,kondisinya saat ini begitu buruk.ia mengalami gangguan psikis--
karena terlalu terobsesi memiliki kakak tirinya sendiri.

"Akhirnya"lirih Qinata menghembuskan nafas lega--ketenangan hidupnya telah kembali lagi.

"Jangan pojok-pojok put, ada mereka "sontak saja,ucapan ana yang bernada peringatan itu membuat putra berjengit kaget--lalu berpindah berdiri ke tengah-tengah ana dan Qinata.

Qinata menoleh ke samping kirinya.
menatap tak percaya ke arah Alfaro yang saat ini tubuhnya telah menempel di tangan kirinya dengan telapak tangan dingin yang menggenggam Qinata.

"Gak usah nempel-nempel!"sentakan Qinata tidak membuat Alfaro gentar--ia malah semakin mengeratkan genggaman tangannya.Qinata menghela nafas lelah--

Gerakan-gerakan rusuh terdengar.Ana menghela nafas kasar--ia menyesal mengusulkan tempat ini untuk dijadikan penghilang semua beban. karena nyatanya, mereka malah terlihat ketakutan.

"Astaga! gw ngajak kalian itu buat seneng-seneng,bukan ngajak mati!" jengah Ana.

"Seneng-seneng apa nya?! kita ngerasa lagi syuting uji nyali disini!" desis Alan.

Ana melotot menatap Alan yang terhalangi Bella.
kemudian matanya beralih menatap putra disamping kirinya yang sedang menatap lampu-lampu kendaraan dibawah sana.

"Ini lagi cowok satu! pake nyempil di tengah-tengah!"

"Pulang aja yuk" cicit Bella lagi.

Tangan Alan terangkat merangkul bahu Bella.
sontak, perlakuan Alan tersebut membuat Bella menegang dengan panas di sekujur tubuhnya.

"Gak ada apa-apa, mending lo liat pemandangan di bawah aja supaya rileks"perkataan Alan membuat Bella menggigit bibir bawahnya gugup.

"Modus!"desis Alfaro di ujung kanan.

Qinata melirik sinis Alfaro.
heran dengan Alfaro yang berkata tanpa intropeksi diri--tangannya saja masih menggenggam tangan Qinata,dan jangan lupakan kepalanya yang sekarang tersandar di bahu Qinata. malah dia yang lebih modus--pikirnya.

"Woy put,kemaren lo emang jaga dimana? kok kita di Rooftop gak liat lo" suara Bella sedikit tenang memecah keheningan.

"Jangan-jangan lo gak ikut jaga yah!"Alan memicingkan matanya menatap putra dengan memiringkan kepalanya.

Putra mendelik kesal atas tuduhan Alan.
"Gw jaga kok!"

"Dimana?!"sentak Bella.

Putra semakin tersudutkan.
"Gw jaga di bawah ih!" jelasnya.

"Gak nyambung lo!" kompak Alan dan Bella.

"Gw dibawah buat jaga-jaga kalo si nanat bisa aja dilempar ke bawah sama si pelangi kayak di film-film gitu"Terang putra.

"Lebay"celetuk Qinata malas.

"Balik yuk" mereka kompak menoleh ke arah Alfaro.

"Apa?!"Sentak Alfaro.

komitmen!(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang