part 5

1K 71 0
                                    

Bel pulang berbunyi, semua siswa berhamburan meninggalkan sekolah. Termasuk Qinata.

"Nat gue duluan yah" teriak Bella sambil menjalankan mobilnya. Qinata hanya mengacungkan jempolnya kemudian beralih mengeluarkan sepedanya yang terhalang beberapa kendaraan roda dua. Saat berhasil mengeluarkan sepedanya, dia hendak menaikinya tetapi urung karena tepat dijok sepedanya terdapat sepucuk kertas. Ia mengambil dan membaca tulisan tersebut.

Qinata mengernyitkan dahinya.

Gue ramal kita bakalan ketemu lagi hari ini:) Al_

"Alay!" desis Qinata. Kemudian meremas kertas tersebut sampai berbentuk gumpalan dan membuangnya pada tempat sampah tak jauh dari tempatnya saat ini.
Lalu mengayuh sepedanya.

Tak jauh dari tempatnya tadi, Alfaro berdiri sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku. Kedua sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman tipis.

***

Kamar berukuran minimalis dengan barang-barang serba minimalis bernuansa abu-abu dengan novel-novel yang tersusun rapi di lemari bukunya dan tak lupa pula tempat tidur yang dilapisi seprai serta selimut berwarna abu-abu.

Seorang gadis sedang menyisir rambut hitam panjangnya sambil mulutnya sesekali mengikuti lirik lagu dari boygroup korea. Setelah di rasanya cukup, ia mengikat rambutnya dengan kuncir kuda.

Merapikan poni tipisnya serta tak lupa kacamata min yang selalu membingkai mata coklat terangnya. Diambilnya tas punggung kecil berwarna hitam, kemudian disampirkan dibahu kirinya menambah kesan simple dan sederhana.

Dengan celana jeans putih robek-robek dilututnya yang dipadukan kaos polos hitam setengah dimasukan serta tak lupa sepatu putih yang melekat pada kakinya.

Ia Berjalan menuruni anak tangga menuju ruang tamu.

"Ke cafe?" tanya Bunda, saat Qinata menginjakkan kaki di anak tangga terakhir.

"Hehe iya bun mumpung lagi longgar tugas sekolah" cengengesnya.

"Bunda minta tolong yah sama kamu bilangin sama tante meka buat jangan dulu pulang, jagain cafe sampe tutup. bunda hari ini minta maaf gak bisa nge cek cafe soalnya mau ada tamu bunda sore ini." amanat sang bunda.

"Oke siap laksanakan!" Jawabnya patuh dengan posisi badan tegap.

Bunda terkekeh pelan
"Awas Jangan pulang malem-malem" peringatnya.

"Iyaaa bundaku sayang. Assalamualaikum" ucap Qinata diakhiri salam dan kecupan pada tangan bundanya.

"Nata cepetan!" teriak Ana diluar rumah.

"Sabar kunyuk!" balasnya dengan teriak saat sudah berada diluar rumah.

Saat mendekati Ana, Qinata langsung meninju bahu gadis itu.

"Awww bar-bar banget sih!" jeritnya sambil meringis memegangi bahunya.

"dasar tomboy cupu!" teriak Ana tepat ditelinga Qinata.

Telinga Qinata berdengung.

"Hobby banget sih teriak," sinisnya sambil menutupi telinga kirinya.

"Bacott lo nat! Cepetan naik!" titah Ana kesal.

"Sensi amat."

Perjalanan menuju cafe sangat memekakan telinga para pengguna jalan lainnya.

Bagaimana tidak, dijalan Qinata dan Ana asik mengobrol. Bukan! bukan! tepatnya saling berteriak seolah hanya mereka berdua disana.

Para pengguna jalan yang lain hanya dapat mendengus, menggerutu, bahkan ada yang sampai memperingati mereka. Hanya di balas cengiran dan meminta maaf, setelah itu melanjutkan obrolannya lagi yang sempat tertunda. EDANNN! memang.

Setelah adegan ketawa ketiwi mereka diperjalanan akhirnya sampai di cafe Assalamualaikum.
Nama cafe itu dibuat oleh abang Qinata, Bang tio.
Saat ditanya Alasannya apa,

"Supaya enak aja pas orang-orang mau pada kesini mereka baca itu, kan lumayan dapet pahala. Cafe kita juga jadi berkah" itu jawaban bang tio.

Mereka berdua memasuki cafe menuju dapur.

Cafe itu hanya memiliki 4 waiters dan yang bertugas memasak 3. Sedikit memang maka tak heran jika Qinata dan Ana sering membantu disini saat pengunjung ramai. Yahh untuk menghilangkan bosan.

Keduanya menyimpan tas mereka di kursi tempat beristirahat para pekerja. Kemudian mengambil Apron bertuliskan assalamualaikum berwarna hitam.

"Mbak Lia!" panggil Qinata Pada seseorang yang baru saja memasuki dapur dengan sedikit buru-buru.

" Bu Meka masih ada diatas?" tanya Qinata.

"Ehh iya nat, maaf yah mbak buru-buru soalnya yang makan lumayan rame hari ini" ucapnya tak enak pada Qinata.

"Santai aja mbak" kekehnya, "yaudah Nata keatas dulu yah."

Qinata berjalan menuju ruangan manager yang ada dilantai dua cafe itu. Ia mengetuk pintu itu dua kali, setelah ada sahutan didalam Qinata melangkahkan kaki masuk kedalam. Lalu duduk disamping tantenya disofa yang sedang sibuk dengan laptopnya.

"Ada apa Nat?" tanya Tante meka to the point tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Bunda minta maaf gak bisa kesini hari ini soalnya bakalan ada tamu sore ini. Jadi, bunda minta tolong sama tante buat pulangnya nunggu cafe tutup" jelas Qinata.

"Iya gak papa, lagian hari ini lumayan banyak kerjaan yang harus selesai hari ini juga" ucapnya lembut.

Kenapa gak ngabarin langsung sama tante?" Tanyanya heran.

"Kebiasaan tante kan kalo udah mantengin laptop lupa sama handphone, gak cape apa mata tante liatin angka mulu" gumam Qinata.

Tante meka terkekeh pelan.

"Itung-itung menyibukkan diri nat, daripada tante dirumah palingan banyak nganggurnya" jelas tante meka.

"Yaudah nata kebawah dulu yah, cafe lagi rame soalnya, daahh tante seksehh" ucapnya. Kemudian berdiri dan berjalan keluar.

Meka hanya menggelengkan kepalanya, tak habis fikir dengan kelakuan ponakan dari suaminya itu.

komitmen!(COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang