Happy reading...
.......
"Hallo bell"
"Lesu amat lo"
Qinata menghela nafas berat.
"Gw dapet surat teror lagi"
"demi apa?!" Pekik Bella di sebrang sana, meembuat Qinata menjauhkan ponsel ditelinganya.
"Gw kira dia udah cape neror gw setelah satu minggu absen"
"Dapet surat doang apa gimana?!" heboh Bella.
Qinata berdecak kesal.
"Suara lo pelanin coba! Sakit telinga gw nih"
terdengar dengusan Bella.
"Tinggal jawab doang yaelah"
"gw dapet surat doang sih, di tempelin di spion motor gw"
"Surat ketujuh kan yah?, angka tujuh serem banget"
Qinata mendengus.
"Korban film lo!"
"Isi suratnya gimana?"
Qinata menguap lebar
"Besok ajh yah, gw ngantuk"
"Ish lu m--"
tut tut tut
Qinata memutuskan sambungan telepon secara sepihak.
Ia beranjak ke atas kasur, menarik selimutnya menutupi sampai dada. Matanya menatap langit-langit kamar yang berwarna putih dengan Helaan nafas berat yang keluar dari mulutnya.
Hampir satu bulan teror itu mengganggunya. Dengan berbagai benda yang selalu melibatkan darah atau Benda menjijikan lainnya.
Berbagai surat ancaman pun ikut serta dalam teror itu. Tapi apa motif orang itu? Dia ingin Qinata menjauhi siapa? Alfaro? Putra?Alan? Bella atau ana? Bisa juga Rion? Ah mengingat Rion, itu tidak mungkin. Karena Rion juga seolah memang Sosok lelaki biasa yang tidak mempunyai penggemar atau apa itu. dan Rumornya, Rion masih sendiri.
pikiran Qinata melayang kemana-mana.
Ia menggelengkan kepalanya.
Semoga besok segera berakhir
Setelah kata itu terucap dihatinya, Qinata terlelap memasuki alam bawah sadarnya.
.
Pukul 6.45 WIB, Qinata menuruni tangga dengan langkah santai. Rambutnya tetap terkuncir kuda, kacamata nya pun masih setia bertengger di pangkal hidungnya. Tak berubah sedikitpun
"Pagi bunda" sapanya.
ia mendudukan bokongnya di kursi meja makan.
Bunda hanya membalasnya dengan senyuman lembut.
"Ada yang kurang" gumamnya masih terdengar oleh bunda.
"Ayah?" tanya bunda.
Qinata mencebikkan bibirnya.
"Bukan bun,ayah kan lagi terbang"
Bunda terkekeh pelan.
"Abang kamu?"
"Nah itu maksud nata!" serunya.
"Abang kamu udah berangkat kuliah tadi jam setengah enam. katanya ada kelas pagi, sekalian mau jemput cewek"
Qinata melotot.
"Jemput cewek apa pulang ronda tuh"cetus Qinata.
Bunda hanya menggelengkan kepalanya pelan.
heran dengan Putri nya yang banyak bicara, jika di pikir-pikir keluarganya tidak ada yang seperti ini. Ah, ia lupa. ada kakaknya yang sering banyak bicara, tepatnya mama ana. tak heran jika sifatnya menurun ke ana dan Qinata.

KAMU SEDANG MEMBACA
komitmen!(COMPLETED)
Genç Kurgu"Terus kalo lo juga bosen sama gue, lo bakal minta putus?!" Alfaro mengangkat wajahnya lalu menggeleng cepat. "Enggak lah! gue bakalan minta nikah, bukan putus" tegas Alfaro. Qinata merasakan panas di pipinya. masa gini doang udah merah, ambyar bang...