25.BP🏫

688 84 9
                                    

Sowon.

Dia sudah dinyatakan meninggal saat perjalanan menuju rumah sakit. Bahkan, sekarang ia sudah dimakamkan. Iya, sowon pergi meninggalkan orang orang yang menyayanginya di dunia ini. Termasuk, meninggalkan Eunha dan yang lainnya.

Sekarang adalah penghormatan terakhir untuk sowon, yang diadakan di sekolah. Sowon yang notabenya adalah putri sekolah kedua, tentu saja banyak yang merasa kehilangan akan dirinya.

Sekarang, mereka akan memberikan sebuah bunga yang terakhir untuk sowon. Yerin kali ini maju bersama Sinb untuk memberikan bunga kepada Sowon.

Di meja itu, tertera foto sowon yang tersenyum cantik. Dan disekitar pigura itu, banyak sekali bunga bunga.

"unnie... Hiks...Hiks...Maafin Yennie kalau yennie selama ini ada salah. Maafin yennie... hiks...hiks..."yerin menangis sambil menatap pigura yang ada foto sowon di dalamnya. Dia memberikan bunga terakhir untuk sowon. Lalu, kali ini giliran sinb.

"unnie yang tenang. Sekarang, tidak adalagi teman bertengkar sinb. Unnie udah capek ya, bertengkar denganku? Istirahatlah yang tenang, So-Jeong Unnie"ucap sinb yang lebih terkesan tenang, laku meletakkan bunganya di atas meja itu. Walaupun terkesan tenang, sinb lebih memilih menangis diam diam. Buktinya, kini saatnya giliran yuju dan umji, sinb yang sudah pergi dari sana terus menitikkan air mata. Dia terus menyangkal air matanya, berusaha terlihat tegar.

Umji dan Yuju menangis, meminta maaf jika ada salah, lalu meletakkan bunga diatas meja itu. Sekarang, giliran eunha.

Eunha sekarang sendiri. Tidak ada yang menemani. Biasanya, sowon lah yang terus menemaninya. Dia lah yang termasuk paling dekat dengan sowon.

Eunha berjalan ling lung, sambil memegang setangkai bunga putih.

Eunha menatap lama foto sowon yang tersenyum indah di foto itu. Air mata yang menumpuk di pelupuk matanya, kini jatuh di pipi chubby miliknya. Bahu dan bibirnya bergetar, menahan tangis. Matanya berkaca kaca. Air mata kembali mengalir di pipinya. Tidak tahan menahan tangis, eunha menangis.

Untuk kesekian kalinya eunha menangis. Eunha menangis sambil memegang erat bunga yang ia pegang. Dia memegang dadanya yang terasa perih. Dadanya sangat sakit, luar biasa sakitnya.

Menyesali, mengapa semua orang yang dia sayang pergi meninggalkannya.

Punggung eunha bergetar hebat, menangis dengan keras. Eunha terduduk lemas, sambil menangis dengan keras. Tidak ada lagi yang bisa ia ajak cerita. Bahkan mengenai keluarganya, hanya sowon satu satunya yang tau.

Iya, eunha hanya bercerita hal itu kepada sowon saja. Dia menceritakannya saat di ruang musik waktu itu.

Rasanya sangat sakit, mengetahui bahwa hanya sowon satu satunya yang benar benar mengerti akan dirinya.

Kenapa harus eunha yang mengalami ini? Terus kehilangan orang yang dia sayang. Kenapa tidak orang lain saja? Eunha terlalu rapuh dan sakit untuk kehilangan.

Sinb mendatangi eunha, berusaha membantu eunha bangkit. Sinb mengelus pundak eunha. "berikan bunga itu. Dia hanya butuh sebuah hadiah kecil terakhir darimu"

Tambahlah eunha menangis dengan keras, karna kata kata sinb yang benar benar menusuk relung dadanya. Eunha meletakkan bunga itu, di depan pigura foto sowon.

"Sowon Unnie.... Hiks... Hiks... Sowon Unnie...."teriakan menyakitkan dari mulut kecil eunha, sakit karena kehilangan. Sinb yang melihat eunha rapuh, tak dapat menyembunyikan lagi air matanya. Dia menangis, tanpa eunha ketahui.

Semuanya merasa sedih karna kehilangan sowon. Bukan hanya eunha saja.

Apalagi kedua orang tua sowon. Yang tengah berdiri di belakang pigura foto sang anak, sambil melihat orang orang memberikan bunga untuk sang anak.

Babu Privat (EunKook) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang