Eunha memulai paginya seperti anak sekolah biasa. Dan juga melakukan aktifitas sebagaimana anak sekolah yang biasanya. Tapi yang membedakan adalah, selalu ada babu setia disampingnya.
Dan eunha dibuat terkejut pagi ini. Bagaimana tidak? Jungkook pindah kelas dari kelas Gold 1 menjadi Gold 2
"kalian pasti kenal siswa satu ini bukan?"tanya pak Jong In. Satu kelas tentu saja mengangguk dengan cepat. Bahkan para murid cewek pada sibuk berdandan dan juga mengagumi jungkook, ck, eunha benci itu.
"dia hari ini dipindahkan kelasnya di sini, karna kebetulan kita sedang menukar nukar siswa dari kelas satu ke kelas lain. Alasannya, kalian pasti sudah tau. Karna tinggal hitung 3 minggu lagi kalian akan ujian lalu setelah itu lulus!"
Apa yang dibilang pak Jong In memang benar. Kebiasaan aneh di sekolah ini ya seperti tadi, entah dapat dari mana pemikiran akan peraturan itu eunha tidak tau. Bahkan yuju dan umji sudah di roker ke kelasnya jungkook yang awal. Sementara sinb dan yerin di roker ke kelas Gold 3
Beruntungnya, eunha sama sekali tidak dipindahkan ke kelas lain dan menetap di kelas ini. Tapi yang sial nya, lisa berada di kelas ini. Dan anehnya, dia sendiri saja yang disini, tidak ikut dengan kedua temannya lagi. Rose sendiri berada di kelas yang sama dengan sinb dan yerin. Kalau jisoo sendiri berada di kelas Gold 1 sama seperti yuju dan umji.
"jungkook, tinggal tersisa dua bangku yang kosong. Antara kamu duduk dengan lisa, atau dengan eunha. Kau pilih sendiri mau duduk dimana"jungkook mengangguk. Dan kalian semua pasti tau, jungkook akan memilih siapa. Tentu saja eunha. Saat jungkook ingin duduk di samping eunha, eunha langsung menghalang jungkook untuk duduk disampingnya. Jungkook, Pak Jong In dan sekelas bingung mengapa eunha tidak memberi izin jungkook duduk disitu.
"maaf, tidak ada satupun yang boleh duduk disini. Kau duduk saja disebelah lisa"ucap eunha. Jungkook mengernyitkan dahinya bingung. "kenapa?"tanya jungkook.
"yang duduk disini, hanya tetap sowon unnie. Tidak ada yang boleh menggantikan posisinya untuk duduk disampingku. Pak Jong In, tolong biarkan kursi ini kosong sampai saya sendiri sudah tidak berada di sekolah ini alias dinyatakan lulus. Karna hanya sowon unnie yang boleh duduk disini"
Jungkook tau, eunha pasti masih merasa kehilangan akan sowon. Jungkook pasrah dan duduk disamping lisa, alias sebangku. Pak Jong In juga pasrah akan keputusan eunha, Pak Jong In juga bisa merasakan bahwa eunha masih berduka akan kepergian sowon.
Beberapa murid juga dapat menolerir tentang sikap eunha tadi. Sementara, beberapa diantara mereka rata rata pastinya kaum hawa, mencibir eunha. Berkata, sok sok menolak jungkook. Eunha tidak peduli.
"lihatlah, sombong sekali eunha"
"iya, mentang mentang jungkook suka padanya, jadi sok seperti itu"
"drama. Sok sok an kehilangan sowon, padahal mah dia gengsi"
"ah, kurasa dia berpura pura seperti itu supaya mendapat simpati jungkook"
"kau benar! Dia berpura pura masih merasa sedih akan hilangnya sowon, padahal hanya ingin mencari perhatian jungkook saja"
"lagipula sowon sudah meninggal, untuk apa terlalu ditangisi? Lebay sekali"
"lagipula, cewek mentel seperti sowon tidak perlu dikenang"
"sowon itu wanita munafik! Cocok juga mendapatkan teman seperti itu"
"sowon sudah lebih bagus mati! Jadi dia tidak perlu memperbanyak dosa di dunia"BRAK!!
"APAKAH KALIAN BISA DIAM? kenapa untuk mengunci mulut busuk seperti kalian itu sangat susah? Bahkan kalian sendiri tidak lebih baik daripada makanan yang sudah diinjak injak. Dan kalian bilang apa? Dia munafik? Lebih pantas mati?"
"iya! Dia munafik dan lebih pantas mati! Memangnya kenapa?!"salah satu siswi memberanikan diri, bangkit dan melawan eunha. Dia adalah sohye. Yah, sohye sebenarnya anak baik baik, namun ia sudah terkenal bahwa pembenci sowon nomor satu. Entah apa salah sowon padanya, yang jelas, sohye tidak menyukai sowon.
"dimana hati nurani mu? Dia sudah tidak ada, dan kau masih menyimpan dendam padanya? Kau benar benar mirip sekali seperti lalat. Selalu memakan yang busuk, Seperti dirimu!"ucap eunha sambil menunjuk sohye dalam. Sohye tidak terima.
"beraninya kau, dasar wanita munafik! Dan kau bertanya dimana hati nuraniku? Sudah jauh lebih dulu mati sebelum sowon. Dia sudah mati dan aku masih menyimpan dendam padanya? Tentu saja, kenapa tidak. Dia sudah merebut posisiku sebagai putri sekolah kedua, merebut seluruh perhatian jin dariku, merebut semua pujian dari orang orang yang selalu memujaku. Aku benar benar membencinya!"tegas sohye menekankan. Eunha mendecih, perempuan aneh.
"biasanya, seseorang terlahir dengan cinta. Tapi sepertinya kau tidak. Kau terlahir dengan bumbu kecemburuan, sehingga disaat kau semakin besar, kecemburuan itu semakin membesar dan menjadi dendam. Aku jadi kasihan pada kedua orang tuamu. Susah payah membesarkan anak ular sepertimu!"
"jangan bawa bawa kedua orang tuaku. Memangnya kau sendiri sudah diajar dengan benar oleh kedua orang tuamu? Kudengar, kau sudah tidak memiliki keluarga. Pantas saja kau jadi suka cari perhatian seperti ini"eunha tidak terima dengan perkataan sohye barusan. Itu benar benar menghinanya. Eunha menarik kerah baju sohye.
"setidaknya aku jauh lebih baik daripada sampah sepertimu!"ucap eunha dengan kilat api kemarahan.
"santai saja. Kau dan wanita brengsek itu sama saja ya? Sukanya marah marah--"
"berani sekali kau menyebutnya wanita brengsek. Jika dia brengsek, lalu kau apa? Bitch"
"kalau aku jalang, lalu kau apa? Anak buangan"ejek sohye. Tambahlah eunha semakin marah. Sohye benar benar sudah keterlaluan. Dia menghina eunha bukan secara fisik lagi, melainkan secara batin. Sohye benar benar harus menerima pelajaran yang tak akan terlupakan oleh eunha.
Plak!
"jalan yang sudah diinjak, diludahi berkali kali tetap diam saja. Walaupun begitu, dia pasti juga akan hancur secara perlahan. Jika jalan itu hancur, maka semua orang juga akan kesusahan. Dan kau tau? Kau sudah membuat perasaan batinku hancur! Kau akan terima akibatnya sohye!"ancam eunha. Jika eunha sudah benar benar dipancing emosinya, dia tidak akan main main untuk menghancurkan orang tersebut. Terlepas dari peristiwa dulu, dirinya yang selalu diam jika diinjak injak. Sekarang tidak lagi, dia akan melawan.
Sohye memegang pipinya yang panas akibat tamparan eunha. Dia tak menyangka, bahwa eunha akan menamparnya dan tamparan eunha benar benar perih sekali. Bahkan pipi sohye sampai lebam.
Tapi, sohye bukanlah eunha. Jika eunha main fisik, maka sohye akan main batin. Dia akan melukai secara batin, bukan fisik. Karna sakit hati tidak akan sebanding dengan pukulan apapun. Sohye tersenyum licik. Eunha ini terlalu polos dan juga terlalu sibuk akan dunianya sendiri. Dia bahkan tidak tau, bahwa tentang dia adalah anak yang di cap sebagai pembunuh, sudah tersebar satu sekolah. Entahlah siapa dalang yang menyebarkan tentang itu, yang jelas satu sekolah sudah tau tentang eunha yang sebenarnya.
"hei, anak pembunuh. Ternyata kemampuanmu untuk melukai orang tidak berkurang dari dulu ya? Kecil kecil sudah membunuh orang tua sendiri. Besar, Mau bunuh siapa?"perkataan sohye barusan membuat eunha membeku di tempat. Dia tidak menyangka, bahwa sohye tau tentang latar belakangnya. Dan kata kata 'pembunuh' yang sohye ucapkan, mampu membuat luka lama kembali melebar.
"aku bukan pembunuh! Kau jangan sok tahu tentangku!"bantah eunha. Jungkook sendiri tidak tau, apa maksud sohye berkata seperti itu. Mungkin hanya jungkook dan eunha saja yang tidak tau, karna jungkook yang juga terlalu fokus untuk mengejar cinta eunha.
"oh ya? Satu sekolah sudah tau semuanya! Ckckck... bagaimana bisa anak pembunuh sepertimu masuk ke sekolah ini? Bahkan ibumu sendiri tidak mau menerimamu"sohye kembali mencibir eunha. Eunha sudah tidak tahan mendengarnya, sohye keterlaluan. Tetapi, apakah yang dikatakan sohye benar? Satu sekolah sudah tau kalau--
"jangan sebut sebut ibuku! Dan kau harusnya ingat satu hal, bibirmu itu terlalu cantik untuk menjelekkan seseorang"
"apa kau bilang? Bibirku cantik? Aku sudah tau itu. Lagipula aku bukan menjelekkanmu nyonya jung, aku hanya berbicara sebuah fakta!"
"CUKUP!"
JANGAN HUJAT, AKU JANGAN HUJAT AKU, JANGAN HUJAT AKU.
KAMU SEDANG MEMBACA
Babu Privat (EunKook)
FanfictionEunha. Dia mendapat kesempatan untuk masuk kedalam sekolah impiannya. School Idol. Kehidupannya di sekolah biasa biasa saja. Tidak seasik yang ia bayangkan. Tapi, semenjak kejadian itu. Hari harinya di sekolah terasa menyenangkan! Dia memiliki seo...