Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Membaca chat dari Pak Doyoung yang tadi membuatku terkekeh geli. Bukannya kesal atau pun ingin marah, yang ada malah rasa gemas yang kian merambah-ruah. Kini jari-jemariku menari dengan lincah pada layar ponsel, untuk membalas chat darinya.
Kak Doyoung Sekarang saya akan ke rumah kamu untuk memastikan
Ara Kak, Ara jujur loh, kok ga percaya gitu?
Sekarang pesanku sudah terkirim, namun tidak ada dua garis biru atau pun dua garis abu. Yang ada malah satu garis abu-abu—menandakan bahwa whatsappnya sudah tidak aktif lagi dari beberapa menit yang lalu.
Nalarku berkelana untuk menyadarkan hati, bahwa sekarang Aku tidak boleh merasa tersanjung dulu atas sikapnya. Bisa jadi, sekarang, Pak Doyoung tengah memasak atau apalah itu.
Berulang kali Aku mencoba untuk tidak terbawa perasaan, namun nihil, semua yang telah kulakukan tak berbuah hasil. Dan sekarang Aku memilih untuk membuka buku catatan bahasa Indonesia untuk mengulas kembali tentang essai dan artikel yang baru dipelajari pertemuan kemarin.
Aku mengamati unsur-unsur perbedaan maupun persamaan yang terkandung dalam materi ini. Belajar bahasa Indonesia itu harus teliti apalagi saat mengerjakan soal, karena mayoritas, banyak orang yang menganggap mudah, dan acap kali terjebak dalam motif jawaban yang mengecoh, biasanya pada ide pokok suatu paragraf dan pada saat menentukan bentuk dari suatu paragraf.
Menggaris bawahi materi yang pernah ada dalam ulangan harian dengan pulpen warna-warni, lalu mencatat poin penting dari setiap materi yang sudah dibahas oleh guruku. Aku menuangkan beberapa catatan ini pada sticky note yang bermotif lucu, supaya menambah semangat menghafalku saat menatap beberapa sticky note yang akan dipasang di tempat-tempat yang sering di singgahi olehku.
Sebenarnya, Kak Jaehyun sempat kesal kepadaku, karena Aku menempelkan beberapa sticky note berisi struktur alkali, gas mulia, dan halogen di dinding dapur. Aku menempelnya di dinding dapur supaya saat tengah menggoreng ayam bisa sambil menghapal. Daripada diam tak keruan sembari mendengarkan bunyi minyak yang berdansa di atas wajan. Lebih baik Aku memanfaatkan waktu tersebut untuk melakukan hal yang lebih bermanfaat.
Untung saja Kak Jaehyun belum mengetahui bahwa Aku menempelkan sticky note berisi struktur politik-ekonomi Indonesia masa Reformasi di balik pintu kamar mandi. Aku sengaja membawa materi tentang sejarah di balik pintu kamar mandi, bukannya tidak menghargai usaha para pahlawan. Penyebab Aku melakukan hal itu karena; penyakit kamar mandi.
Sudah bukan rahasia umum lagi, kalau sedang di kamar mandi suka tiba-tiba terpikirkan beberapa faktor—baik itu kenangan, perawatan, perjulidan, kebahagiaan, bahkan kerecehan pun kerap bertebaran dalam ingatan.